Ada banyak hal di dunia ini yang kusukai. Salah satunya adalah dia. "Tanyakan sesuatu padaku." ujarku saat kalah dalam permainan truth or dare. "Hm. Truth ya." dia berkata sambil menumpu wajahnya dengan kedua tangannya. "Ya." jawabku setengah tak rela.
"Apa kau menyukaiku?"
Mendengar pertanyaannya, aku reflek tersedak liurku sendiri. Mataku melotot. Ingin mengelak, namun aku malah mematung. "Y-ya?" Aku bertanya, memastikan bahwa pendengaranku tak salah menangkap.
"Kau baik-baik saja?" Dia menatapku khawatir. Aku mengangguk ragu. Bagaimana bisa aku baik-baik saja? "Aku baik." jawabku.
Haechan mengangguk. "Jawablah."
"Ya?"
"Pertanyaanku." katanya. "Tolong dijawab. Karena kau kalah." lanjutnya. "A-ah iya." Sial! Kenapa aku tergagap seperti ini? Kami teman. Ya, kami hanya teman biasa. "Te-tentu saja tidak..." jawabku sambil berusaha menghindari berkontak mata dengannya. Jangan sampai ada rasa di antara kami berdua. Atau tepatnya, semoga rasa itu tidak tumbuh di dalam hatiku. Karena akulah yang akan terluka kalau sampai jatuh hati dengannya. Sinarnya yang selalu memancar terang dapat membuatku tersakiti sewaktu-waktu. "Benarkah?" tanyanya. Aku mengangguk dan berkata, "Sepertinya." []
KAMU SEDANG MEMBACA
FULL SUN.
Short Storyhaechan, jadikan aku separuh bagianmu. 𝓳𝓲𝓶𝓭𝓸𝓸𝓷𝓰𝓲𝓮, 𝓮𝓼𝓽. '¹⁹