empat

683 101 3
                                    












Perlahan Chaeyeon mencoba untuk mengikuti peraturan agensinya, mengurangi interaksinya dengan Hyunjin —yang dikabarkan akan dipasarkan terlebih dahulu.

Tak disangka, perubahan itu lebih cepat disadari oleh Hyunjin. Bagaimana tidak, jika sebelumnya mereka akan saling menunggu sampai latihan selesai, maka sekarang Chaeyeon justru lebih dulu pulang karena memang jadwal latihan Hyunjin sekarang bertambah lebih lama.

Bahkan dengan sengaja Chaeyeon datang ke studio lebih pagi dari siapa pun dengan alasan ingin lebih bekerja keras.

Gerakan Chaeyeon terhenti saat seseorang membuka pintu studio latihannya.

Hyunjin.

Ia menghela napas saat Hyunjin mematikan pemutar musiknya dan mendekati dirinya.

Di hadapan Chaeyeon, Hyunjin melirik jam tangannya.

"Lihat jam berapa sekarang?" Hyunjin memperlihatkan waktu di jam tangannya. "Pagi aja belum, tapi kamu udah di sini"

"Bukan urusan kamu," jawab Chaeyeon santai dan hendak mengambil minumannya yang di simpan di sudut ruangan.

"Urusan kamu urusanku juga, Yeon."

"Terus mau kamu apa?" tanya Chaeyeon yang baru saja meneguk air minumnya sambil duduk bersandar.

"Akhir-akhir ini kamu berubah. Kenapa? Apa salahku?"

"Cuma perasaan kamu aja kali. Aku ga merasa berubah, tuh."

"Chaeyeon, aku serius!" Hyunjin mulai emosi dengan semua jawaban santai yang diucapkan Chaeyeon. "Aku merasa kamu menghindar dari aku, Yeon!"

Chaeyeon pun berdiri mendekati Hyunjin. "Baiklah, anggap aja kalo aku emang menghindar dari kamu. Kalo kamu mau tau alasannya, anggap aja karena sekarang aku mau fokus sama latihanku."

"Yeon, aku mau kamu jujur. Jangan begini. Aku tau beberapa hari yang lalu kamu dipanggil sama atasan agensi kan? Dia pasti bilang sesuatu sama kamu sampe akhirnya kamu menghindar dari aku. Sekarang bilang sama aku, dia nyuruh kamu apa?"

Chaeyeon menghela napasnya, menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal pada Hyunjin, namun sebenarnya dia ingin menangis saat itu juga.

"Baiklah. Tapi setelah ini, aku mau kita ga pernah berurusan lagi. Aku mau kita saling ga kenal."

Hyunjin mengernyit, bingung. "Ga bisa gitu, Yeon! Aku kesini supaya kita ga salah paham, supaya kamu ga menghindar lagi, bukan malah justru saling menjauh!"

"Kalo aku bilang ini demi mimpi kita, gimana?"

"Ck. Udah ku duga. Agensi kita pasti nyuruh kamu menjauh karena aku lebih dulu debut kan?"

"Bukan." Bisa Hyunjin rasakan, tatapan Chaeyeon sekarang berbeda. Rasanya tatapan itu seperti akan menusuknya. "Tapi karena sekarang aku benci sama kamu, Hwang Hyunjin."

Hyunjin terkejut bukan main atas ucapan Chaeyeon yang penuh penekanan dan tentu tidak main-main. Tapi Hyunjin juga tidak percaya begitu saja dengan ucapan Chaeyeon yang tiba-tiba.

"Salah satu alasan aku benci kamu itu karena berita tentang grup kamu yang akan debut lebih dahulu."

Sungguh, Hyunjin tidak bisa percaya Chaeyeon mengatakan hal itu karena Hyunjin tahu bahwa Chaeyeon tidak akan berubah hanya karena alasan tersebut.

"Kamu tau sendiri, aku datang jauh-jauh ke kota bukan hanya untuk mengejar mimpiku, tapi karena aku ga mau keluarga terus-terusan direndahkan hanya gara-gara kami miskin! Dan sekarang, di saat aku hampir bisa merubah hidup keluargaku, justru kamu yang jelas-jelas dari keluarga kaya yang debut lebih dulu! Aku benci itu Hyunjin! Aku benci diperlakukan ga adil begini!"

Masih menatap laki-laki yang terdiam di hadapannya itu, Chaeyeon mengatur napasnya sebelum melanjutkan kembali ucapannya.

"Sekarang kamu mengerti kan kenapa aku benci kamu? Karena kamu contoh nyata dari ketidakadilan yang aku rasakan, Hyun." Kali ini Chaeyeon bisa mengontrol nada suaranya.

"Jadi tolong, mulai sekarang menjauh dan jangan ganggu aku lagi. Aku mau fokus sampai grup aku benar-benar bisa debut."

Meski Hyunjin masih belum yakin semua ucapan Chaeyeon itu adalah alasan yang sebenarnya, tapi Hyunjin memilih untuk menyerah dan mengikuti keputusan dari Chaeyeon.

"Oke. Aku ikuti mau kamu. Tapi aku mohon, jangan pernah berhenti. Aku harap kita bisa ketemu di panggung yang sama nanti. Aku pergi."
















AS WE DREAM
heavenable | 2019

AS WE DREAM ; lcy-hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang