Chaeyeon tidak berhenti merapalkan do'a seraya memejamkan matanya di saat penata rias tengah memoleskan riasan di wajahnya. Ia berharap yang terbaik dan diberi kalancaran karena hari itu merupakan hari yang Chaeyeon tunggu. Karena akhirnya di hari itu Chaeyeon dan beberapa teman seperjuangannya akan debut.
Meski sebelumnya sudah terbiasa tampil di atas panggung, tetapi kegugupan tetap ia rasakan. Karena bagi siapa pun yang bermimpi menjadi seorang idola, hari debut adalah hari yang istimewa, layaknya sebuah penghargaan atas kerja keras dan kesabaran.
Rapalan do'a dan sugesti untuk menenangkan kegugupannya itu masih terus menggumam dalam hati setelah ia selesai berias dan bersiap tepat di belakang panggung bersama anggota grup yang lainnya.
Tak terasa, satu jam berlalu dengan perasaan yang luar biasa bahagia. Debut showcase berjalan dengan sangat lancar, meskipun kegugupan masih tidak bisa disembunyikan. Akhirnya, ia bisa menepati janjinya. Janji pada orang tuanya, dan tentunya janjinya pada Hyunjin.
Ah, Chaeyeon jadi teringat pada Hyunjin. Ingin rasanya ia bertemu dengan laki-laki yang sudah lebih dulu debut itu. Di dalam ruang ganti, Chaeyeon memikirkan cara untuk menghubungi Hyunjin. Namun Chaeyeon menggeleng cepat. Ia dan Hyunjin sudah diberi kesempatan untuk debut, jangan sampai Chaeyeon merusak semuanya hanya karena terlihat jalan berdua dengan laki-laki itu.
Mulai saat itu, Chaeyeon hanya akan fokus pada karir dan posisinya di dalam grupnya.
.
Beberapa bulan berlalu dari tanggal debut, atas kerja sama grup Chaeyeon, akhirnya mereka mendapatkan penghargaan yang sangat diharapkan oleh penyanyi pendatang baru. Chaeyeon dan anggota grupnya tidak mampu menyembunyikan rasa haru dan bahagianya.
Dan satu lagi yang membuat Chaeyeon tak kalah bahagia adalah grup Hyunjin pun turut diundang di acara tersebut. Akhirnya Chaeyeon bisa bertemu Hyunjin meskipun mereka tak bisa melakukan interaksi apapun.
"Lee Chaeyeon," panggil sang manajer saat Chaeyeon tengah berkumpul berisik bersama anggotanya.
"Ikut aku." Chaeyeon pun beranjak meninggalkan anggota grupnya mengikuti permintaan sang manajer.
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?"
Chaeyeon mengernyit tak mengerti atas pertanyaan sang manajer yang tiba-tiba setelah keduanya menjauh dari ruang tunggu.
"Hwang Hyunjin."
Deg.
Hati Chaeyeon mendadak kalut saat nama dari laki-laki yang ia rindukan itu keluar dari mulut sang manajer. Seingatnya, Chaeyeon tidak pernah mengatakan apapun tentang hubungannya dengan Hyunjin pada agensinya saat ini.
"Hyunjin memberikan surat ini padaku." Sang manajer memperlihatkan sebuah surat. "Dia juga memohon padaku untuk bertemu denganmu sebentar. Bagaimana tindakanmu?"
"A-aku...." Chaeyeon bingung, dia tidak ingin bertindak gegabah sekalipun dia ingin sekali menemui laki-laki itu. "Aku menyerahkan semuanya padamu."
Sang manajer menghela napasnya seraya menyerahkan surat itu pada Chaeyeon. "Temui dia. 10 menit!!"
Mata Chaeyeon berbinar seketika. Berulang kali Chaeyeon membungkuk hormat dan mengucapkan terima kasih pada sang manajer setelah ia mengambil alih surat dari tangan sang manajer.
"Ingat, hanya 10 menit!! Setelah itu, kau harus menjelaskan semuanya padaku!"
"Baik!"
Setelah sang manajer meninggalkannya, Chaeyeon segera menbuka surat daru Hyunjin.
Temui aku di atap gedung
Tanpa pikir panjang, Chaeyeon berlari menyusuri tangga darurat. Waktunya tidak banyak mengingat kondisi lift yang tak pernah sepi. Ia juga berjaga-jaga supaya orang lain tak mencurigainya.
Dengan napas terengah, akhirnya ia tiba di atap. Tetapi di tidak menemukan seorang pun di sana.
"Hwang Hyunjin!" panggil Chaeyeon. Dia akan sangat marah kalau ini hanya bercanda.
"DAR!!"
"AAKK!"
Chaeyeon mengelus dadanya saat Hyunjin menertawakan keterkejutannya.
"Jangan bercanda deh! Kalo teriakan aku kedengeran gimana?"
"Iya maaf." Tawa Hyunjin perlahan memelan melihat Chaeyeon yang tengah kesal. Kemudian ia merangkul Chaeyeon dan membawanya untuk bersandar di dinding atap.
"Kangen ngga?"
"Engga." Chaeyeon masih saja kesal.
"Bohong...."
"Ya terserah."
"Kalo ngga kangen, ngga mungkin ngos-ngosan begitu buat kesini."
"Hyunjin ih!"
"Wajah kamu merah tuh... Aw!" Hyunjin meringis karena Chaeyeon mencubit perutnya.
Kemudian keduanya terdiam. Memilih untuk menatap pemandangan dari atap gedung. Bisa mereka lihat perbedaan pemandangan di bawah atap dengan pemandangan di hadapan mereka. Di hadapan mereka rasanya begitu sejuk dan menenangkan. Sedangkan di bawah sana terlalu ramai dan memusingkan bagi mereka.
"Waktu kita terlalu singkat kalau hanya untuk saling diam begini," ucap Hyunjin. "Bagaimana kabarmu?"
"Seperti yang kau lihat," jawab Chaeyeon. "Aku sangat bahagia sekarang."
"Walau tanpa aku?"
Chaeyeon menoleh pada Hyunjin, kemudian menghela napasnya. "Waktu itu kita udah sepakat, engga akan mempermasalahkan hubungan kita."
Hyunjin mengangguk. "Kau benar. Tapi tetap saja, rasanya hatiku kosong."
"Hyunjin, pikirkan anggota grupmu, fansmu, keluargamu. Mereka jauh lebih menyayangimu. Apa lagi yang kau butuhkan?"
"Entahlah."
"Hyunjin, pikirkan kalau kamu tetap mengharapkan hubungan kita." Chaeyeon menatap laki-laki di sampingnya yang masih menatap pemandangan di depannya. "Kita akan mengecewakan banyak orang. Hubungan kita juga tidak akan baik-baik saja."
Hyunjin menghela napasnya, kemudian mengangguk pelan. "Aku terima pilihanmu."
"Ini bukan hanya pilihanku, tapi harus jadi pilihanmu juga."
"Iya, aku mengerti."
"Jangan khawatir, kita akan tetap saling mendukung. Bagaimana pun juga, kita berteman karena punya mimpi yang sama. Aku tidak mau sampai merusak itu hanya karena status hubungan yang semata-mata hanya karena mengedepankan perasaan kita."
Hyunjin pun menoleh pada Chaeyeon. "Seperti yang kamu tau, kita ngga punya waktu banyak sekarang. Aku mengajakmu bertemu hanya untuk memberitahumu sesuatu."
Chayeon diam menunggu ucapan Hyunjin selanjutnya.
"Aku menyayangimu. Tidak, aku mencintaimu, Lee Chaeyeon."
AS WE DREAM
SELESAI
Terima kasih atas dukungan dan komentarnya ^^
Salam heavenable,
2019
KAMU SEDANG MEMBACA
AS WE DREAM ; lcy-hhj
FanfictionMimpi kita sama. Kita berjuang untuk mencapainya bersama-sama heavenable | 2019