delapan

666 102 4
                                    

















Pagi itu, tidak biasanya Chaeyeon bangun siang, jam sepuluh. Bahkan Chaeyeon yang baru saja mendapat pekerjaan mengantar susu di jam lima pagi pun terlambat di hari pertamanya bekerja.

Chaeyeon bergegas untuk mandi. Di jam sepuluh ia masih punya pekerjaan lain masih di kedai susu itu. Jika jam lima pagi mengantar susu murni yang hangat, maka di jam sepuluh pagi melayani pelanggan yang membeli berbagai macam olahan susu tersebut. Bahkan di pekerjaan keduanya pun Chaeyeon terlambat.

Setelah bersiap, Chaeyeon merutuk dirinya sendiri karena perutnya yang berbunyi nyaring. Ini sudah sangat terlambat, tapi Chaeyeon juga tidak mungkin bekerja dalam keadaan lapar seperti itu.

Akhirnya sambil berlari ia membuka tudung saji di meja makan. Beruntung karena sang ibu memasak gorengan, setidaknya bisa Chaeyeon makan di jalan tanpa harus menghabiskan waktunya untuk duduk dan makan di meja makan.

Chaeyeon mengayuh kuat sepedanya dengan sisa gorengan yang ada di mulutnya, rambutnya yang tidak sempat dirapikan pun dibiarkan tergerai begitu saja.

Sesampainya di kedai susu tersebut, Chaeyeon membiarkan sepedanya tergeletak begitu saja di parkiran belakang kedai.

Sambil berlari memasuki kedai, Chaeyeon menghabiskan gorengan di mulutnya sekaligus, membuat mulutnya penuh dan pipinya semakin mengembung.

Setelah melirik ke arah kedai yang ramai, sekarang Chaeyeon berdiri di depan ruangan pemilik kedai untuk meminta maaf atas keterlambatannya.

Setelah gorengan di mulutnya ia telan habis, Chaeyeon merapikan rambutnya kemudian menarik napas panjangnya sebelum memasuki ruangan atasannya. Chaeyeon sudah siap dengan segala resikonya saat itu.

"Oh, akhirnya kamu datang juga. Saya pikir kamu belum siap kerja hari ini."

Chaeyeon menaikkan alisnya saat mendapati atasan mudanya itu tersenyum. Tidak ada tanda-tanda kalau dia akan memarahinya karena terlambat.

"Maaf saya terlambat."

"Engga masalah. Cepat siap-siap. Di depan udah banyak pengunjung."

"Baiklah."

"Mata kamu kenapa?" tanya sang atasan dengan khawatir karena melihat mata Chaeyeon yang sedikit membengkak.

"Oh, ngga apa-apa. Saya baik-baik aja."

"Yakin? Apa mau di kompres dulu? Kayaknya sakit."

"Engga perlu, ini ngga sakit kok. Saya masih bisa kerja."

"Ya udah kalau itu mau kamu. Tapi kalau sakit, bilang aja. Kamu boleh istirahat dulu."

"Iya. Kalau begitu saya permisi."

"Ikat dulu rambutmu," perintah sang atasan saat Chaeyeon membalikkan badannya.

"Ah iya."

Dengan tergesa, mengikat rambutnya asal setelah mendapatkan ikat rambut di dalam saku celana jeansnya.

"Satu lagi."

"Ya?"

"Di mulutmu." Atasan itu memutar telunjuk di sekitar mulutnya sendiri sambil tersenyum. "Ada sedikit sisa makanan, bersihkan dulu."

Tangan Chaeyeon segera menghapus kasar bagian mulutnya yang berminyak.

Detik selanjutnya gerak Chaeyeon terhenti saat sang atasan menahan tangannya.

"Pakai ini." Atasan itu meletakkan tisu di telapak tangan Chaeyeon masih dengan senyumnya. "Pipimu jadi ikut berminyak."

"Terima kasih." Chaeyeon membungkuk canggung pada atasannya sambil mengelap pipinya dengan tisu pemberian sang atasan.

AS WE DREAM ; lcy-hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang