Bodyguard.
Satu kata yang dapat membuat Haechan tersipu, namun juga kesal di saat bersamaan. Secara otomatis, benaknya akan menampilkan visualisasi dari sosok tinggi berwajah maha tampan, tipikal idaman kaum hawa yang sering kautemui di film romansa.
Atau tepatnya, ia akan memvisualisasikan rupa Lucas Wong.
Hal yang membuatnya tersipu, yaitu fakta bahwa Lucas Wong adalah kekasihnya, yang merangkap gelar sebagai bodyguard (atau anjing penjaga, menurut sahabatnya yang menyebalkan) atas kehendak sang ayah. Mereka sudah menjalin hubungan selama enam bulan lebih, tapi tetap saja, pemikiran bahwa mereka memiliki perasaan suka satu sama lain dan mengikrarkan hubungan di atasnya mampu membuat kedua pipi Haechan merona dan jantungnya berdebar antusias.
Di samping itu, ada pula beberapa hal dalam diri Lucas yang tetap membuat api kesal dalam diri Haechan tersulut.
Salah satu di antaranya adalah, perangai Lucas Wong yang ketika tidur menjelma seperti orang mati.
Kau harus memercayai Haechan soal ini, bahwa untuk membangunkan seorang pangeran tidur bernama Lucas Wong, butuh perjuangan yang tidak main-main.
Maksudku, lihat saja sekarang.
Di dalam kamar luas bernuansa abu-abu cerah itu, Lucas berbaring telentang di atas ranjang king size dengan posisi seperti bintang laut--tangan dan kaki menyebar hingga mencuat dari sisi ranjang (dan Haechan mengumpat dalam hati melihat ini. Demi apapun, kenapa dengan tingkat kemalasan yang melebihi seekor kerbau Lucas masih memiliki tinggi sesempurna itu?!).
Haechan mendengus. Seraya berjalan mendekati Lucas, ia menyusun beberapa rencana untuk membangunkan sang penikmat jagat mimpi.
Baik. Usaha tahap pertama untuk membangunkan Lucas adalah, dengan guncangan.
"Oi. Bangun, pemal--"
Ucapan Haechan tidak terselesaikan. Mendadak, pergelangan tangannya ia rasakan digenggam dan ditarik kuat-kuat. Ia yang tidak dalam kondisi siaga jelas saja oleng. Tubuhnya terjatuh ke depan, telak menimpa lelaki yang berstatus sebagai bodyguard sekaligus kekasihnya.
Bola mata Haechan bergulir panik. Jantungnya berdebar kencang mendobrak rongga dada, sementara Lucas yang nyaris tidak berjarak dengannya tersenyum. Mata lelaki itu terbuka perlahan. Lengannya mengunci pinggang Haechan dalam rengkuhan erat.
"Selamat pagi, manisku~"
Tepat setelah kata 'manisku' disuarakan, Lucas merasakan pucuk kepala Haechan menghantam dagunya, keras. Pelukannya melonggar, dan hal itu dimanfaatkan Haechan untuk buru-buru bangkit dan berjalan menjauh.
"'Manisku' kepalamu segitiga," ketus Haechan seraya mengentak-entakkan langkahnya pada lantai. "Cepat bangun! Aku harus segera pergi ke sekolah!"
Lucas tidak menjawab. Ia masih sibuk mengaduh seraya mengusap-usap rahangnya yang seolah bergeser. Meski begitu, bibirnya menyunggingkan senyum melihat punggung mungil Haechan, serta telinganya yang memerah total.
"Eii, kenapa tersipu begitu, tuan muda?"
"Berisik!"
Lucas tertawa, sementara Haechan mengumpat tanpa suara sambil berusaha menormalkan frekuensi detak jantungnya.
Tolong catat, satu hal utama yang tidak ia sukai dari Lucas Wong adalah, bahwa lelaki itu selalu melakukan tindakan yang membuat Haechan tak berkutik. Pula membuat jantungnya berdetak anomali dan wajahnya memerah total.
Tapi tetap saja, Lee Haechan menyayangi Luas Wong. Yang justru makin bertambah setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
draft; nct
FanfictionHanya kumpulan ficlet, prompt, atau draft yang tidak rampung dengan berbagai macam pair. silakan baca bila berkenan. edisi dibuang sayang. warn : bxb.