ambivalence • lumark

943 130 41
                                    

Belakangan ini, Mark dibuat kesal terhadap eksistensi seorang makhluk raksasa bernama Lucas Wong.

Kalau ditanya kenapa, Mark sendiri tidak tahu apa alasannya. Pokoknya, hanya dengan melihat wajah Lucas dalam radius dua meter saja, tangannya sudah gatal untuk meninju wajah yang selalu menampilkan cengiran jenaka itu.

Apalagi ketika Lucas sudah menggelayut manja padanya seperti sekarang ini. Datang hanya karena ada butuhnya saja.

"Ayolah Mark, kau 'kan tidak pergi ke mana-mana sepulang sekolah. Temani aku bermain game~ ya, ya?"

Ew, jijik.

Mark menghela napas seraya melirik Lucas yang sekarang tengah merangkul bahunya erat. Ia menggerakkan badannya risih, berusaha melepaskan diri dari Lucas.
"Tidak bisa, cas. Lagipula kata siapa aku tidak akan ke mana-mana? Ada rapat OSIS, tolol."

Lucas akhirnya melepaskan rangkulannya dari Mark. Tadinya, Mark ingin menghela napas lega, namun seketika urung begitu melihat raut wajah Lucas yang mendadak berubah menjadi serius.

Dan jantung sialannya malah berdetak dua kali lebih kencang.

"Aku tadi bertemu Jihoon di kantin. Katanya, hari ini tidak ada rapat OSIS," ujar Lucas dengan nada curiga.

Hah. Skakmat. Mark tertangkap basah sengaja ingin menghindar.

"I-itu bukan rapat untuk semua anggota—" Mark mencoba berkilah.

"Kau kenapa jadi berubah sih, Mark?" Lucas memotong perkataan Mark, kedua tangannya sudah terulur untuk memegang bahu Mark dan membalikkan figur yang lebih kecil itu untuk menghadapnya. "Ini sudah hampir dua bulan sejak kita terakhir pergi bersama. Bullshit kalau kau beralasan sibuk karena OSIS, sekarang jadwal OSIS lebih longgar dari tahun kemarin, dan waktu itu kau bahkan masih bisa meluangkan waktu."

Dan kali ini Mark terdiam. Lucas mendekatkan wajahnya ke arah Mark. Tangannya masih memegang bahu Mark erat, pemuda itu telak tidak bisa menghindar.

Ah, kebetulan lutut Mark dekat sekali dengan barang milik Lucas. Apa lebih baik ia tendang saja ya?

"Apa jangan-jangan… Ini gara-gara Jungwoo?" ujar Lucas yang sukses membuat Mark terempas dari niat jahatnya sekaligus kaget.

Melihat reaksi terkejut Mark, Lucas melanjutkan ucapannya. "Kau tidak suka hubunganku dengan Jungwoo? Kalau kupikir-pikir lagi, kau mulai menghindar semenjak aku berpacaran dengan Jungwoo."

Mark terdiam lagi.

Hening selama beberapa saat di koridor yang untungnya sepi itu. Mark tidak berani untuk menatap balik Lucas, maka ia hanya menjatuhkan pandangannya pada lantai. Namun setelahnya ia menghela napas, menaikkan pandangannya untuk beradu tatap dengan Lucas.

Dan Lucas dibuat heran karenanya.  Entahlah, mata besar Mark tidak memancarkan binar polos cenderung  bahagia seperti biasanya. Mata itu lebih terlihat … Sedih?

"Kalau kau bertanya gitu, sebenarnya iya," kata Mark akhirnya. Sebelum Lucas sempat merespons, Mark menambahkan, "tapi ini bukan salahmu atau Jungwoo-hyung. Aku memang sengaja berjaga jarak denganmu, karena ... kita memang terlalu dekat, cas. Saat statusmu masih solo saja, orang-orang mengira kita berpacaran. Aku takut Jungwoo-hyung menjadi salah paham, lebih parah lagi kalau misalnya nanti muncul rumor-rumor aneh gara-gara kita terlalu dekat."

Hening lagi.

Lucas berkedip. Mark juga berkedip. Mereka masih saling beradu pandang.

"HA? JADI HANYA GARA-GARA ITU?!" Lucas tiba-tiba menyembur keras.

draft; nctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang