Puisi romantis

2.3K 202 9
                                    

Siang ini keadaan kafe sangat ramai. Tapi, tidak mengganggu tiga pemuda yang sedang membahas sesuatu dengan serius.

"Baiklah, untuk misi kedua kalian kali ini-" ia melirik dua orang didepannya yang masih setia memasang wajah datar. Haaahhhh, bahkan sifat merekapun sama. Dia menghela nafas sejenak. "-kalian harus membuat puisi paling romantis untuk Sakura." Terang Sasori sambil menopang dagu.

Kedua pemuda didepannya terlihat tersentak. Hell, untuk orang kaku seperti mereka itu adalah hal sulit. Lebih baik menyuruh mereka menghabisi kumpulan berandalan daripada disuruh berkata-kata romantis. Sama sekali bukan karakter mereka.

"Kenapa aku harus menuruti ucapanmu?" Sasuke yang pertama kali buka suara setelah terdiam lumayan lama memikirkan gagasan gila calon sepupunya ini.

"Itu yang harus kau lakukan untuk mendapat restu dariku" jawab Sasori sambil menyeringai.

"Cih, kau bukan orangtuanya bodoh!"

Tuing

"Berani sekali kau mengataiku bodoh. Asal kau tau ya. Tidak ada yang boleh memiliki adik cantikku sebelum melalui tes resmi dariku. Lagipula aku ini memiliki ijin khusus dari orang tua Sakura untuk menjaga, melindungi, menyayangi, dan memantau Sakura." jelas Sasori panjang lebar dengan tangan kanannya yang menghentak di udara.

"Jadi, aku harus membuat puisi romantis ya" Gaara yang sedari tadi diam pun akhirnya buka suara.

Sasori menjentikkan jarinya

"Benar sekali. Jika sudah selesai aku ingin kalian membacanya didepan Sakura dan tunggu responnya. Aku akan mengawasi dari jauh."

Sasori meminum kopinya sampai tandas lalu beranjak dari kursinya.

"Kalau begitu, semoga berhasil !" Ucap Sasori sambil mengedipkan sebelah matanya dan berlalu.

¢¢¢

Dari tadi Sasuke mencoret kertasnya. Membuangnya. Menulis lalu membuangnya lagi. Ia benar-benar tidak bisa membuat puisi romantis. Percuma punya otak jenius jika membuat satu kalimat puisi saja tidak bisa.

Kau itu hijau (oh, ayolah. Apa dia itu lumut? Daun?)

Kau itu merah muda (siapapun tau kalau dia itu merah muda)

Kenapa sulit sekali membuat kata-kata. Apa ia perlu bertanya pada Itachi. Tapi, batinnya meringis membayangkan kakak menyebalkannya itu akan menggodanya habis-habisan. Tapi, kalau ini terus berlanjut ia tidak akan pernah menyelesaikan tugasnya. Dan yang paling tidak ia inginkan adalah kalah dari panda merah itu.

Haaahhh, tidak ada pilihan lain.

Sasuke langsung masuk ke kamar kakaknya yang terlihat sedang sibuk dengan laptopnya. Segera saja Sasuke duduk di ranjang dengan tangan bersidekap.

"Ada apa kau kemari. Tidak biasanya" kata Itachi sambil melirik adiknya yang entah mengapa terlihat gelisah.

"Apa kau ada masalah?" Tanya Itachi cepat karena melihat wajah adiknya yang seperti itu.

Sedangkan Sasuke masih sibuk berperang dengan innernya. Ragu untuk meminta tolong pada Aniki baka nya ini.

"Hn"

Akhirnya hanya kata itulah yang berhasil keluar dari bibirnya. Ia benar-benar tidak siap mendengar ocehan kakaknya yang seperti kabel listrik yang panjangnya kepanjangan. Apaan ini!

Itachi hanya bisa mencebik mendengar kata ambigu adik tersayangnya ini. Kalau saja dia bukan adikku, akan aku buang dia di hutan Aokigahara. Batinnya kesal.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang