special agent

1.9K 175 1
                                    

Ruangan remang-remang ini diisi oleh tiga orang dengan perawakan dewasa. Hanya ada satu lampu kecil yang menyala tepat diatas meja tempat mereka berdiskusi.

Tampak satu orang yang bertingkah bossy sedang duduk berhadapan dengan dua pemuda. Wajahnya ditutupi masker hitam, topi ala Koboy warna hitam, dan jaket kulit warna hitam. Selebihnya juga berwarna hitam. Dia memainkan cerutu ditangannya sambil mengulurkan dua amplop coklat kepada keduanya.

"Ini misi terakhir kalian" dia meletakkan cerutunya dan menopang dagu. "Kuharap tidak ada kesalahan dalam misi ini. Karena ini menyangkut hasil yang akan kalian peroleh."

Mereka mulai mengambil amplop itu dan membukanya secara perlahan. Seringai terbit diwajah mereka. Mungkin, karena misinya terlalu mudah atau bagaimana aku juga tidak tahu.

"Nah, karena kemarin agen panda yang memulai" kerutan di dahi salah satu pemuda itu terlihat saat dipanggil dengan nama itu. "Sekarang giliran agen ayam yang memulainya."

Apa-apaan itu. Berani sekali dia memanggilku dengan kata laknat itu.

Klik

Mata ketiga orang itu menyipit saat lampu di ruangan ini dinyalakan sepenuhnya sehingga terang benderang.

Sementara pelaku penyerangan mata ini bersidekap di depan pintu. Mata emeraldnya memicing melihat tingkah sepupunya yang aneh.

"Oh, saki. Kau sama sekali tidak seru! Kami sedang memainkan akting seperti di film Mission impossible" orang yang sedari tadi berlagak layaknya bos, kini merengek seperti bayi. Sementara dua pemuda lainnya hanya saling pandang dan mendengus.

Jika bukan karena Sakura. Aku tidak akan mau berurusan dengan makhluk aneh ini.

Sakura menyernyit "kau pakai cerutu?"

Sasori menyengir "oh bukan, ini hanya kertas yang aku gulung dan sedikit renovasi sana sini jadilah cerutu. Lagi pula ini untuk pendalaman karakter... Keren bukan!" Ucap Sasori bangga.

"Tapi, kau tadi menghisapnya" ucap Gaara.

Sasori tertawa geli "tentu saja tidak bohoh. Aku hanya meniupnya. Aku ini hidup sehat. Asap itu berbahaya untuk tubuh. Aku saja sam-"

"Baiklah... Baiklah" Sakura dengan cepat memotong dan beranjak pergi sambil mengangkat bahu acuh. Sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk melirik kedua orang yang ada disitu. Dan dengan cepat berbalik pergi setelah tak sengaja matanya bersiborok dengan mata menawan itu.

Jantungku Tuhan.

¢¢¢


Haaahhhh

Sedari tadi Sakura hanya memencet remot TV asal. Tidak ada acara yang menarik untuk ditonton saat ini.

Pipp

Dia memutuskan untuk pergi. Ke rumah Kiba mungkin. Lagi pula ini masih pagi. Ia bosan sebosan-bosannya. Tugas kuliahnya sudah selesai, tinggal mengurus skripsinya saja dan mengajukan sidang. Maka dia resmi terlepas dari tempat terkutuk yang bernama kampus.

Ting

Suara notifikasi ponselnya mengalihkan pikirannya. Segera dia membukanya dan terlonjak saat itu juga.

Aku perjalanan ke rumahmu

Satu kalimat singkat dari seseorang yang ia coba hindari.

Oh kami, aku belum siap bertemu dengannya.

Sakura mondar-mandir sambil menggigit ujung kukunya. Ia harus bagaimana? Apa sembunyi saja di kamar? Dirinya benar-benar belum siap berhadapan dengan orang itu setelah insiden mengerikan tapi menyenangkan yang berhasil membuatnya kelimpungan malam harinya karena sibuk menenangkan detak jantungnya yang menggila.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang