Elsa, Raya, Maudy dan Raina sudah berada di sekolah. Tapi Bintang dan Anggi belum juga datang, karena mereka berdua memang selalu datang saat beberapa menit gerbang sebelum ditutup.
"Gue bahagia banget, pas malem dianterin sama kak Andra, makasih ya El," Maudy mencubit pipi Elsa, membuat cewek itu meringis.
"Iya iya, lagian kan gue pingin liat lo sama kak Andra, sebagai teman yang baik itu harus saling dukung, jangan saling nikung." Elsa menaikkan alisnya, "gimana? Bener kan gue?"
Maudy mengangguk mantap, "ya iyalah, jangan jadi pelakor." Katanya sambil mengacungkan jempol.
"Gue sama kak Cakra deket tapi masih HTS-an, aduh, jadi aneh banget kan?" Elsa memukul-mukul meja. Kapan kakak kelasnya itu peka coba?
"Eh, Ridho. Lo udah ngerjain tugas dari bu Yetnika belum? Yang sejarah itu," tanya Raya pada Ridho yang kebetulan baru masuk ke kelas.
Sedangkan cowok yang berambut kriting itu menggelengkan kepalanya, "gue gak peduli sama tugas, awas, gue ngantuk." Ucap Ridho, menyingkirkan Raina yang sedang duduk di kursi Ridho. Kebiasaan nih, kalau Ridho masuk kelas, pasti cowok itu langsung tidur. Jangan dicontoh ya!
"Huh, dasar kebo!" Kata Elsa, cewek itu langsung keluar kelas. Maudy mengikuti Elsa, mereka berada di balkon kelas XI IPA 1.
"Dy, menurut lo, kenapa sih Rega selalu liatin gue," kata Elsa. Rega itu teman sekelas Elsa dan Maudy, dia memang selalu memerhatikan Elsa. Entahlah, cowok itu juga selalu bersikap baik pada Elsa.
"Mungkin dia suka sama lo, lo kan emang selalu bercanda sama dia, ya mungkin dianya baper." Ujar Maudy.
Memang sih, apa yang dikatakan Maudy ada benarnya juga. Elsa selalu bercanda sama Rega, tapi kan Rega juga sudah tahu kalau Elsa suka sama Cakra. Sedihnya sih Elsa sama Cakra belum memiliki hubungan, mungkin Rega jadi memiliki kesempatan untuk mengejar Elsa.
"Kalo misalnya Rega beneran suka sama lo gimana El?" Tanya Maudy, telunjuknya mengetuk-ngetuk kepalanya seperti tampak berpikir.
Elsa menghela napas pelan. "Ya gak papa sih, dia boleh suka siapa aja. Tapi lo kan tau Dy, gue sukanya cuma sama kak Cakra," Elsa jadi serba salah. Tapi dirinya hanya menyukai Cakra, Rega memang baik, dia selalu membantu Elsa dan Rega juga pernah menjadi tempat curhat Elsa. Dan Elsa hanya menganggap Rega sebagai sahabat, tidak lebih.
Tapi mungkin Rega yang menganggapnya lebih. Mungkin Rega yang terlalu terbawa oleh perasaan, tuh kan, jadi serba salah begini. Jadi intinya Elsa harus bagaimana?
Sedangkan di tempat lain, Bintang hampir kesiangan. Di depan sekolah, buru-buru ia masuk ke sekolah melalu gerbang utama. Untung saja tidak terlambat. Bintang berjalan terburu-buru, ia berdesak-desakan melewati para murid lainnya yang saat itu juga hampir terlambat.
"Aduh," Bintang meringis saat ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang cowok yang memakai jaket jeans. Cowok itu menatap Bintang sangat lekat. Bintang menatap mata cowok itu, gelap seperti obsidian. Sepertinya, dan saat itu juga Bintang dapat menyimpulkan bahwa cowok itu hanya memiliki kegelapan dalam hidupnya. Entah kenapa ia ingin mengenali lebih jauh tentang cowok itu.
Cowok itu berbalik. Bintang teringat satu hal, bahwa cowok itu adalah cowok yang tersenyum padanya sewaktu di BK, cowok yang berurusan dengan Cakra, dan ia masih ingat namanya. Mars.
"Eh tunggu-tunggu," Bintang menghentikan cowok itu. Cowok itu pun berbalik, menatap sinis ke arah Bintang.
"Kenapa?"
Bintang meremas roknya, ternyata cowok ini lebih mengerikan daripada yang ia kira. Lihat saja, tatapannya itu datar tetapi menusuk. Bintang jadi ingin segera lari dan kabur dari cowok ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Together
Fiksi Remaja"Menyempurnakan kisah yang tak pernah sempurna" . . . . 'Always Together' , kisah yang tak pernah merajut kata sempurna, namun berusaha untuk membuatnya sempurna. Kisah yang tak pernah menjadi nyata, namun nyatanya ada. Anggi, Maudy, Elsa, Raya, Bi...