Tiga

10 4 3
                                    

16:12 WIB

Jika kamu mendekatkan saya kepada Allah, maka tidak ada alasan untuk saya tidak mencintaimu.
Dan jika kamu menjauhkan saya dari Allah, maka tidak ada alasan untuk saya tidak membencimu.
-

"Aisyah, bukan kamu. Sini, kamu jangan keluar" panggil mamah Azriel ketika melihat Aisyah didepan pintu. Aisyah kembali bingung.

Namun, ia akhirnya masuk dengan langkah hati-hati. Dirinya menghampiri wanita paruh baya tersebut dan mengecup punggung tangan kanannya.

"Mah, Syhren minta maaf mah, syhren tahu perbuatan syhren fatal dan sangat menyakiti mamah. Tapi semua itu diluar akal sehat syhren, syhren menyesal mah, syhren janji akan berusaha jadi perempuan yang baik." Ucap perempuan cantik berbalut pashmina cokelat yang sudah terisak.

Aisyah kaget ketika melihat perempuan itu bersimpuh lutut dibawah kaki mamah Azriel, wajah cantiknya sudah basah karena air mata yang deras tak kunjung reda.

Mama Azriel menatap tak suka kearah perempuan itu, matanya memutar dan melangkahkan kaki mundur untuk menjauhi kepala perempuan itu.

Aisyah nampak iba melihat perempuan tadi, ia merasa kasihan dan tidak tega. Seorang laki-laki gagah mencoba membangunkan perempuan itu.

Aisyah berpikir apa hubungan ketiga manusia yang ada dihadapannya ini.

"Mah, syhren seperti ini juga belum mamah maafin? Azriel aja udah maafin mah, seharusnya disini yang paling tersakiti aku mah, tapi aku berusaha maafin syhren. Dia khilaf mah, mamah gak bisa benci sama seseorang hanya dengan melihat satu kesalahannya saja, padahal udah banyak hal-hal baik yang syhren lakuin ke keluarga kita" Kali ini, laki-laki itu berbicara dengan penuh keyakinan dan wajahnya yang pasrah. Tangannya tak henti mengelus pundak perempuan disampingnya yang terus menangis menatap mamah Azriel.

Aisyah sekarang mengerti, siapa mereka.

"Kamu bilang apa ? kamu yang paling tersakiti ? Azriel, mamah benar-benar kecewa sama kamu, kamu lebih membela perempuan tidak tahu diri ini dibanding seseorang yang telah mengandung kamu selama 9 bulan ?" Ucap mamah Azriel dengan menghela napas, dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Perempuan ini sudah bilang mamah wanita tua tak berperasaan, bahkan ia menyumpahi mamah sakit parah sampai meninggal, dia juga sudah bermain api dibelakang kamu dengan laki-laki hidung belang diluar sana, dan kamu masih membela dia dibanding mamah kamu sendiri ? kamu tau seberapa rasa sakit yang mamah tahan sampai saat ini? Anak laki-laki yang mamah banggakan seperti ini ?" kini air mata wanita ini benar-benar jatuh setelah berusaha di tahan.

Tangannya memegang bagian dadanya dan langsung terduduk pada kursi yang berada tak jauh di sampingnya. Terdengar suara napasnya yang tak beraturan diselingi isak tangisnya.

Aisyah tidak tinggal diam, ia memeluk erat dari samping dan mengelus pundaknya.

Terlihat wajah heran Azriel melihat perlakuan perempuan disamping mamahnya. Suasana kini sunyi, hanya isak tangis kedua perempuan cantik yang berbeda usia.

"Sekarang mamah minta kalian keluar, keluar Azriel-Syhren, keluar. Saya sudah memaafkan kamu syhren, tapi ingat sampai kapan pun, sampai akhir hidup saya, saya tidak akan pernah merestui hubungan kalian, dan kamu Azriel jangan pernah panggil mamah kalau kamu masih berhubungan sama perempuan ini. Cukup sampai sini kamu menyakiti hati mamah, mamah benar-benar kecewa" Ucap mamah Azriel menahan isak tangisnya, suaranya terdengar lemah namun penuh penekanan.

"Tapi mah.. " sergah Azriel, belum sempat ia melanjutkan perkataannya. Mamah sudah menutup telinganya.

"Keluar sekarang kalian, keluar!" teriaknya sambil memejamkan matanya dengan telinga yang ditutupi kedua tangannya.

Not You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang