Istikharah Cinta

3 0 0
                                    


09.50 WIB

"Hakikatnya cinta adalah perjuangan, mari bersama saling berjuang untuk meraih Cinta-Nya"

Suatu pagi di kediaman keluarga Guntara.

     "Lo yakin zriel ? Pikirin mateng-mateng deh. Nikah tuh bukan main-main loh"

Yesi sangat kaget mendengar kabar kalau Azriel akan menikahi Aisyah. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa adik kesayangannya akan menikah dengan orang yang sangat ia benci, seseorang yang membuat neneknya meninggal secara tidak langsung, pikirnya.

      "Yesss.." Mamah Azriel memperingatkan anak sulungnya untuk tidak terlalu mempengaruhi adiknya yang terdengar negatif baginya.

     "Mah, Yesi yakin Azriel itu gak mau nikah sama Aisyah. Dia cuman gak tega aja nolak permintaan mamah, ayolah mahh biarkan Azriel nyari yang lain, jangan Aisyah mah. Yesi gak setuju pokoknya" Ucapnya dengan kesal.

     "Semua sudah dipikirkan matang-matang yes, kamu gak perlu khawatir. Adikmu sudah dewasa, dia tau hasil dari setiap pilihan yang dia ambil." Kepala rumah tangga Guntara mencoba meredam ketidakadilan yang dirasakan anak pertamanya, Yesi.

     "Terserah, terserah kalian mau ngapain. Emang sejak Yesi menghilang dari keluarga ini banyak perbedaan pendapat yang aku rasain. Seakan pendapat Yesi ini gak ada artinya dan terlalu berlebihan. Terserah mamah sama papah sekarang, dan lo, zriel." Ucapnya sarkas. 

Yesi sangat kesal menghadapi keluarganya sejak bertemu dengan Aisyah. Ia benci keluarganya memihak dan selalu membicarakan tentang Aisyah.

     "Mamah gak maksa Azriel untuk menikahi Aisyah, yang penting Azriel udah Istikharah untuk menentukan pilihannya" Ucap mamahnya lembut dan tenang.

      "Mbak, gue udah mikirin ini mateng-mateng. Gue juga udah Istikharah, dan memang tiga hari berturut-turut dalam mimpi gue wajah mamah sama nenek terus yang terlihat. Gue yakin, harapan dua wanita yang sangat gue hormati dan cintai adalah yang terbaik. Lo gak usah khawatir" Kini Azriel membuka suara, ia sadar kakaknya satu ini snagat over protective dengan dirinya dibanding kakak keduanya, Airin. Terlihat Airin dan suaminya masih tenang memperhatikan percakapan keluarganya.

     "Oke, lanjutkan kalau emang itu murni dari hati lo. Tapi inget, gue gak bakal dateng ke lamaran kalian. Gue sibuk." Balas Yesi sambil beranjak berdiri. Ia langsung menuju kamarnya mengambil buah hatinya untuk segera pulang kerumahnya. Ia yakin suaminya sudah menunggu dirumah setelah perjalanan pulang dari luar kota.

Setelah selesei menggendong buah hatinya, Ayla. Ia segera pamit dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

     "Mamah sayang Yesi" Ucap mamah ketika anaknya usai salim dari papahnya.

Yesi yang mendengar itu luluh, ia begitu tenang mendengar suara mamahnya yang tulus. Tanpa berdiam lama, ia langsung memeluk mamahnya dengan hati-hati karena ada Ayla yang sedang ia gendong.

     "Maafin Yesi mah. Yesi pulang duluan ya, Assalamualaikum" ucapnya lemah.

Kalimat maafnya memiliki makna yang sangat besar. Ia sayang keluarganya, ia ingin keluarganya bahagia. Tapi terkadang Yesi terbawa arus nafsunya hingga menjadi over protective dengan keluarganya.

     "Jadi kapan lamarannya dilaksanakan zriel ?" Tanya kakak iparnya, Arya.

      "Mamah pengennya Minggu depan sih" balas Azriel singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang