☛ My First Love

695 45 1
                                    

Written by : cindereyna
Pairing : Jaehyun X Rena (OC)

.

.

.

.

Huh, karena kapasitas otakku yang biasa biasa aja ini aku jadi bisa masuk kuliah di jurusan PGTK. padahal cita cita ku jadi dokter. Tapi dokter mana sih yang pelajaran ipanya selalu dapat nilai 7 ? Nanti bisa bisa ada yang pusing aku kasih handsaplas lagi kepalanya.

Yaudah lah, terima saja pekerjaan ini, toh jadi guru TK juga dapat uang halal. Daripada aku kerja di kelab malam? Astagfirullah dosa, tapi senengnya banyak daddy daddy ganteng. Astagfirullah, hilangkan hilangkan.

Jadi hari ini kegiatan di taman kanak kanak tempat ku mengajar adalah latihan pentas seni untuk acara wisuda anak TK B dua bulan lagi.

Eits, meskipun aku jadi guru TK, tapi aku ngajar di TK favorit loh. TK nya anak anak konglomerat.

Kadang aku sampe pusing dan kewalahan. Ada beberapa murid yang selalu menyemprotkan desinfektan ke tubuhku. Dikira aku hama apa?

Ada beberapa murid juga yang nggak boleh aku sentuh kalau nggak pakai kaus tangan. Manja memang anak anak orang kaya tuh, dulu juga aku waktu kecil goleran di pasir sama orang tua ku nggak di apa-apain.

Oke lanjut, ngomong ngomong soal jenis jenis murid ku, ada satu siswa yang lain dari pada yang lain. Dia beda, different aja gitu. Nggak masalah kalau aku menyentuhnya, dia juga gak pernah pakai masker setiap perjalanan ke sekolah. Beda dengan anak anak lain.

Namanya Jung Saehyun. Cewek cantik dengan muka galak. Serius galak, ditatap dia aja aku rasanya udah kaya mau sungkem minta maaf.

Suatu hari aku melihat di dekat ayunan ada beberapa anak yang merebut mainan saehyun. Udah tau gak boleh dipinjam, eh si anak malah maksa sampe dorong tubuh kecil Saehyun jatuh dan kepalanya terbentur besi jungkat jungkit.

Dengan wibawaku seorang guru, aku melerai mereka.

"Nakamoto Zuta, Kim Woyoung, kalian jahat banget sih sama Saehyun!?" Kataku sambil membatu Saehyun berdiri.

"Ibu berani sama saya?" Ancam Zuta. Aku tentu saja takut, bagaimana kalau orang tua mereka tidak terima dan melaporkan ku kepada polisi???

"Ibu tuh cuman guru, pergi sana, ini bukan urusan Bu Rena!!" Sekarang Woyoung yang membentakku.

Aku ini guru, pahlawan tanpa tanda jahasa, aku nggak seharusnya direndahkan. Memangnya siapa yang bisa mengajari mereka membaca kalau bukan aku?

"Kalau kalian gak minta maaf sama Saehyun, kalian ga akan bisa pentas selama wisuda?! Kalian juga akan ibu hukum mewarnai 100 lembar HVS dengan cat air. mau??"

Woyoung dan Zuta menatap ku penuh emosi, tapi pada akhirnya mereka mengulurkan tanganya ke hadapan Saehyun.

"Saehyun maafkan kami ya? Ini boneka mu."

Saehyun dengan muka angkuhnya mengngguk dan merebut boneka itu dari Zuta dan Woyoung.

Setelah kedua anak itu pergi, aku duduk di ayunan di samping Saehyun.

"Tidak mau bilang makasih ke ibu?" tanyaku.

"Gak penting."

Hufh, aku hanya bisa menghela nafas panjang. Ini bukan pertama kalinya aku menolong Saehyun yang angkuh dan sering di bully temanya. Tapi perlakuan yang aku dapat darinya selalu saja begini.

"Papa ku udah jemput." Eh, ini dia pamitan?

Aku mengangguk. "Hati hati cantik."

Dia jalan, namun baru beberapa langkah dia berbalik badan. " Nanti malam datanglah kerumahku. hari ini aku ulang tahun."

aku senyum dan berteriak, "YEEE, NANTI MAU BELIKAN KUE AH BUAT SAEHYUN YANG CANTIK. ICE PRINCESS KESAYANGAN BU RENA."

Saehyun hanya tersenyum simpul, "Bodoh sekali." Gumamnya yang masih bisa aku dengar dengan jelas.

"Ini rumah Saehyun?"

"Iya, apa ini Rena Lee? Guru di sekolah Saehyun?"

Aku mengangguk. "Benar,"

"Silakan masuk, kamu sudah di tunggu di meja makan."

Aku memasuki rumah megah ini. Seketika hatiku deg-degan. Yaaa merasa nggak pantas aja masuk rumah mewah. Aku kan bopung.

"Ekhem," Suara dehaman membuatku takut. Jadi aku lagi pegang-pegang vas mahal di dekat tangga dapur. Nanti takutnya aku disuruh ganti lagi,

"Maaf pak, maaf, saya pegang aja kok. Gak retak apalagi pecah vas-nya."

Lelaki itu menatapku, "Bodoh."

Lalu terdengar suara yang sangat familiar ditelinga ku.

"Bu Rena, Papa, ayo makan. Aku lapar."

aku dan lelaki galak ini memasuki meja makan. aku duduk disamping Saehyun. sedangkan papa Saehyun, bapak Jung Jaehyun, duduk di kursi kepala rumah tangga. Aduh aduh, berasa ibu rumah tangga akutuh.

"Makasih sudah nolong anak saya selama di sekolah." Kata laki-laki itu sambil memotong daging.

Aku tersenyum, "Nggak papa pak, itu udah kewajiban saya. lagipula Saehyun baik kok. jadi saya berpihak kepada Saehyun."

"Yasudah mari makan. Jam 8 malam saya ada rapat."

"Tunggu!?" kata Saehyun.

Aku dan pak Jaehyun mengernyit.

"Bu Rena kesini numpang makan aja? Gak kasih kado?"

Ah iya, aku hampir lupa. Buru-buru aku buka tasku dan mengeluarkan kotak kecil kepada Saehyun. "Maaf ya, kalau kadonya biasa aja. tapi Saehyun harus tau, di kado itu ada jimat pelindung dari ibu guru, hehehe."

Saehyun sepertinya tertipu. Dia terlihat senang.

"Kalau dari papa mana?"

"Kamu mau apa? Nanti beli sendiri ya papa kasi uang."

"Kali ini aku mau yang spesial pa."

suasana menjadi serius. "Apa?"

"Aku mau mama baru."

Papa Saehyun langsung batuk dan secara reflek aku mengambil gelas berisi air untuk beliau minum.

"Saehyun, mainan aja ya? Semua akan papa berikan tapi nggak untuk mama baru!"

"Pa, aku mau mama baru, dan itu Bu Rena. Bu Rena baik pa, dia selalu jaga Saehyun, dia juga bisa jadi istri untuk papa. Papa kan gak bisa pasang dasi. Bu Rena jago loh!!"

Pak Jaehyun melirikku salah tingkah.

"Bu Rena udah punya pacar Saehyun."

"Bener bu?" tanya Saehyun kecewa.

Aku dengan ragu ragu menggeleng. "Saya jomblo seumur hidup pak." Kata ku dengan suara parau.

Pak Jaehyun sedikit tertawa,aduh aduh, apakah dia pangeran??? Tampan sekali. Jadi ingin menikahinya.

"Baiklah, kalau begitu, mau kamu mengakhiri masa jomblomu untuk menikah denganku dan jadi ibu sekaligus guru untuk Saehyun?"

Aku mengangguk malu malu. Gak sia-sia aku caper ke Pak Jaehyun lewat nolong Saehyun setiap hari heheh.. walau... aku sering dilabrak pak Nakamoto Yuta dan pak Kim Doyoung karena sering menghukum putri mereka :D.

.

.

.

.

END



-JAEHYUNISME

JaehyunismeWhere stories live. Discover now