𝒦𝑒𝓂𝒷𝒶𝓁𝒾

109 52 11
                                    

Bahkan ketika matahari enggan untuk bersinar lagi, aku disini tetap takkan pergi dan akan bertahan dengan rasa ini.

🦋

"Tal, di panggil tuh ama yayang lo," ucap Citra sambil menengok ke arah Arga yang ternyata sudah memperhatikan Kristal sedari tadi. Sekarang malah senyam-senyum tak berdosa.

"Senangnya dalam hati. Dilihatin sama pacar." nyanyi Kristal tidak jelas.

"Nggak jelas lo," kata gue.

"Apa? Iri ya? Nggak ada yang ngelihatin yaa? Bang Farel mana, Shel?" ucap Kristal yang berhasil membuat gue menutup mulutnya dengan kerupuk! Punya mulut nggak disaring dulu.

Dasar Kebiasaan!

Jam pulang sekolah pun tiba dan pada akhirnya gue bisa pulang ke rumah tercinta. Pasti mama udah nunggu gue dirumah.

Rachel Dea: Bang Bimo ayo buruan pulang.

Bimo Putra: Sorry, gue gabisa pulang sekarang deh kayaknya.

Rachel Dea: Terus gue gimana dong, mana udah rindu banget sama mama :'(

Bimo Putra: Alay lo, gitu doang udah rindu. Ini masih satu hari loh, Shel.

Rachel Dea: Rindu itu tidak terbatas bang. Pokoknya gue rindu mama.

Bimo Putra: Terserah tuan putri aja deh, cepet pulang ya bye.

Dengan langkah gontai akhirnya gue jalan menuju parkiran. Siapa tau bakal dapet tebengan HAHA.

SBC SQUAD

Rachel Dea: Guys.

Citra Oktary: Ngapain lo?

Rachel Dea: Udah pada pulang semua?

Annika Caca: Gue udah dirumah.

Rachel Dea: Yang lainnya?

Estille Laudy: Udah dirumah.

Rachel Dea: Masa gue doang yang masih disekolah. Bang Bimo gabisa anter pulang.

Estille Laudy: Sabar mbak, semoga ada pangeran yang tiba-tiba mau anter lo pulang hahaha.

Rachel Dea: Gajelas lo.

Kristal Paulyn: Bener tuh, siapa tau Vito tau Bang Farel tiba-tiba dateng dan doi nawarin lo pulang bareng?

Melihat teman-temannya yang malah membicarakan Vito, Ashel langsung mematikan hpnya. Persetan dengan bagaimana ia pulang.

"Apaan sih mereka! Pangeran? Dikira gue Kekeyi apa!!" kata Ashel

🦋

Dengan amat terpaksa akhirnya gue pulang kerumah dengan jalan kaki, memang sih jarak rumah gue lumayan dekat dari sekolah, gue juga nggak mau merepotkan Pak Joko-sopir pribadi keluarga. Mau tidak mau gue harus mau.

"Bang Bimo parah bener, gue aduin papah baru tau rasa tuh."

"Oke kita lihat apakah besok papah bakal nyuruh gue bawa mobil sendiri?" ucap gue.

Disaat berjalan di area dekat halte, "Lo ngapain disini?" tanya orang tersebut.

"Udah tau gue lagi jalan juga," gumam gue pelan, kesel.

Ternyata oh ternyata, orang yang me-notice gue tadi ialah Vito. Laki-laki berperawakan tinggi jangkung tersebut sedang menaiki motor ninja hitamnya. Terlihat cool sih.

Only You [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang