"Anak yang terlahir dari seorang wanita yang belum lahir"
Tertidur disamping orang yang sangat ia cintai adalah suatu kebahagian yang tiada tandingnya, tapi semua itu luntur karena keadaan kesayangannya kini yang masih terbaring lemas karena hasil USG itu. Lindy, masih dengan posisi yang tertidur lelap. Namun Kardi masih terus saja memikirkan sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya kemarin? Apa maksud dari mimpinya itu? Siapa Gabriel Imanuela sebenarnya? Dan siapa anak perempuan itu? Banyak sekali pertanyaan yang masih berputar-putar di kepalanya, sampai-sampai ia melupakan panggilan pagi hari yang begitu keras. Ya, panggilan perutnya yang sedari kemarin belum sama sekali mendapat setoran makanan darinya. Kardi pun bergegas dari tempat tidur istri tercintanya, menuju ke kantin yang berada tidak jauh dari rumah sakit. Namun sebelum menuju kantin puluhan anak tangga harus ia lalui dahulu karena keadaan lift rumah sakit sedang dalam masa perbaikan akibat terputusnya aliran listrik kemarin malam. Tangga demi tangga ia lalui dengan penuh tanda tanya besar, sampai pada akhirnya salah satu pertanyaannya terbalaskan.
"Siapa sebenarnya anak perempuan itu?"
Yang membalasnya bukanlah akal sehatnya, tetapi seorang anak perempuan yang kemarin ia temui. Ya , sekarang ia bertemu lagi secara langsung bahkan bukan mimpi lagi, tapi dunia nyata. Anak itu kini tengah duduk terdiam sendiri di pojok tangga lantai 13. Kardi yang terkejut melihat anak itu, tidak bisa melakukan apapun ingin lari tapi kakinya terasa di ikatkan pada sebuah batu, ingin berteriak tapi mulutnya terasa lengket dan erat karena lem. Ia tidak bisa melakukan apapun. Sampai akhirnya, karena rasa ingin tahunya yang begitu besar ia memberanikan diri untuk bertanya pada anak itu.
"Siapa kamu?"
Belum ada jawaban bahkan hingga satu, dua menit kedepan hingga akhirnya anak itu mengangkat wajahnya dengan perlahan. Mata bengkak, wajah penuh lebam dan luka-luka serta belatung bergeliat di wajah dan sekujur tubuhnya terlihat jelas. Ia mulai berucap,
"Sandy Imanuela"
"Apa maksudmu, kamu adalah anak dari Gabriel Imanuela?"
"Gabriel Imanuela adalah ibuku, bangunkan istri jalangmu sekarang agar ibuku bisa terbebaskan dari perut buncitnya, SEKARANG!!!"
"Bagaimana caranya? Aku tidak paham medis, bahkan jikalau paham, medis sudah berkata ia baik-baik saja tetapi kenyataannya tidak, medis sudah tidak mampu menolong, aku harus apa?"
"She is wake up"
"Hah? Really?"
Tanpa berpikir panjang, Kardi langsung menaiki anak tangga dan mengurungkan niatnya untuk pergi memberi setoran pada perutnya. Ia berlari dengan tergesa-gesa bahkan ia menghiraukan anak kecil tadi yang sedari tadi mengikutinya dari belakang dan menggelayut di kakinya.
Sesampainya di Ruangan istrinya, ia terkejut melihat istrinya yang sudah sadar dari koma bahkan sudah bisa beranjak dan berdiri dari tempat tidurnya.
"Lindy? Kau sudah sadar?"
"Hey! Sayang,, dari mana saja kamu? Tentu saja sejak kapan aku tidak sadar?"
Kardi merasa sangat bingung dengan semua ini, mengapa sekarang Lindy yang tadinya koma dan hampir meninggal bisa se-segar ini? Tapi itu bukan penghalang berat baginya, ia tetap berpikir positif. Sekarang yang ia harus pikirkan adalah siapa anak kecil yang bernama Gabriel Imanuela dan Sandy Imanuela itu? Mengapa aku disebut perusak cucu-cucu ku nantinya? Ditengah lamunannya, Kardi di sadarkan dengan suara istrinya.
"Yah.. Aku mau anak kita ini kita beri nama Gabriel Imanuela"
"HAH??"
"Sssttttt! Boleh kok kaget tapi jangan segitunya juga kali hehehe, gimana baguskan?"
Apakah ini mimpi hitam lagi? Hal itu yang ada di dalam benak Kardi sekarang. Mengapa semua mimpi dan kejadian-kejadian hitam yang ia lalui bisa menjadi kenyataan satu demi satu? Sebenarnya siapa Gabriel Imanuela? Siapa Sandy Imanuela?
"yahhhhhhh.. Gimana sih. Di tanya malah diem"
"Oh eh.. In-i ap-a ta-di? Gabriel Imanuela? Wahh nama yang bagus"
"Ya jelas dong"
"Kalau aku boleh tahu, kamu terinspirasi membuat nama ini dari siapa dan sejak kapan? Bahkan sebelum koma kamu tidak pernah memiliki rencana nama untuk anak kita"
"Hmm.. Sejak kemarin"
"Tapi kemarin kamu masih dalam keadaan koma"
"Tidak, aku sudah sadar sejak pukul 23.00 karena seseorang"
"Siapa?"
"Anak perempuan kecil yang datang ke dalam ruangan ini dan melakukan hal-hal yang tak aku pahami terhadap perutku"
"Lalu setelah itu apa yang terjadi?"
"Dia mengatakan untuk memberikan nama anak kita Gabriel Imanuela, karena dia begitu mencintai anak kita dan ia agap ibu sendiri baginya"
"Apa kau tahu siapa anak kecil itu?"
"Aku tidak tahu pasti, yang aku tahu dia anak kecil perempuan, yang bernama Sandy Imanuela"
Kini kagetnya si Kardi sudah bukan kaget biasa lagi tapi luar biasa, dadanya bagaikan di bombardir, otaknya terus terputar dengan sendirinya bagaikan permainan caset, keringat yang tak seharusnya keluar di saat berada di ruangan ber-AC pun mulai menetes. Kardi mulai tidak paham dengan semua ini. Bahkan sampai-sampai ia tidak mendengarkan panggilan istrinya, sampai akhirnya lamunannya di sadarkan oleh suara perempuan yang ia dengar dari luar pintu ruangan istrinya. Ia pun tanpa memikirkan apa apa langsung bergegas keluar untuk melihat hal itu, tetapi untuk kali ini tergambar dari wajahnya ia begitu ketakutan dan ragu walau hanya untuk membuka gagang pintu rumah sakit. Ia merasa bagaikan membuka gagang pintu yang berisi bara api, rasanya sangat panas dan ia tidak cukup iman dan kekuatan untuk membukanya, tetapi suara perempuan itu begitu menggebu-gebu membuat ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia membuka pintu ini. Sampai pada akhirnya, terbukalah pintu ruangan itu dan terlihatlah seorang wanita yang pastinya kalian sudah tau siapa wanita ini. Ya, dia adalah mertua Lindy. Tepatnya ayah dan ibu Kardi. Kardi pun langsung mempersilahkan mereka berdua untuk masuk dan melihat keadaan istri tercintanya yang kini sudah bisa mengisi keinginan dari ayah dan ibu nya.
"Ma.. Pa..Lindy udah bisa kabulin keinginan kalian"
"Wahh.. Iyaa hahaha, semoga anak ini bisa menjadi anak yang berbakti yaa"
"Iya benar banget itu pa, oiya mama cuma mau titip pesen tolong beri dia nama yang akan berjasa penuh untuk hidupnya nanti"
"Maksud mama? Atau mama sudah punya nama untuk anaku ini?"
"Tentu saja"
"Wahh.. Bagus sekali, pasti mama dan papa sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari tentang nama untuk anak ku ini ya?"
"Pastinya, siapa yang tidak bangga dengan keajaiban ini, karena anak mu ini penuh sejarah untuk mendapatkannya, aku ingin kalian memberinya nama Gabriel"
"Wahh!!! Pass banget ma, ak juga punya rencana buat nama dia itu Gabriel Imanuela. Gimana? Bagus gak?"
"Kok bisa pas banget ya? Hahaha, jiwa keibuan mu mulai muncul, hahaha"
"so pastinya dong, siap buat siap tanggung jawab, ya kan mas?"
Kardi tidak menjawab dengan secepat itu, dia masih berpikir dan kembali bingung dengan semua ini dia tidak paham dengan semua ini, mengapa ibunya sendiri kini seperti ini? Ia tetap tidak menjawab sapaan istrinya sampai akhirnya, telponnya berdering. Kardi meminta izin untuk meninggalkan ruangan dan mengangkat telpon. Sesampainya di luar ruangan dia langsung mengangkat telpon yang ternyata dari ibunya sendiri.
Deg!
*****Penulis :
Maaf, hanya itu yang bisa aku sampaikan jikalau dalam chapter 2 ini ada beberapa kata-kata yang kurang di pahami dan cerita yang sedikit memutar-mutar kepala kalian. Setidaknya dari sini kalian mulai menoleh kebelakang tentang cara bersyukur, untuk tidak mati penasaran nantikan cerita selanjutnya dari kisah SKIZOFRENIA ini, dan nantikan siapa Gabriel Imanuela sesungguhnya~
KAMU SEDANG MEMBACA
SKIZOFRENIA
HorrorIni adalah kali pertama aku menulis sebuah kisah yang akan membuat kalian merasa lebih bersyukur akan hidup yang kalian dapatkan. Karena jika kalian menoleh ke belakang banyak sekali orang-orang yang lebih pantas mengeluh di banding kalian semua. Se...