Ini adalah kali pertama aku menulis sebuah kisah yang akan membuat kalian merasa lebih bersyukur akan hidup yang kalian dapatkan. Karena jika kalian menoleh ke belakang banyak sekali orang-orang yang lebih pantas mengeluh di banding kalian semua. Se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenalin aku anak mu saat kamu bahkan belum menjadi anak, aku Sandy Imanuela"
Sejak saat kejadian itu, Gabriel terus saja di buntuti kemanapun ia pergi. Mulai dari kejadian terburuknya saat Gabriel berada di kamar mandi tengah malam karena kebelet pipis. Pada saat itu waktu menunjukan pukul 00.13 WITA, bendungan air yang sudah roboh tidak dapat ia bendung lagi. Gabriel sudah kebelet ingin ke kamar mandi karena sudah tidak tahan untuk menahannya lagi. Akhirnya ia langsung bangun dari tidurnya yang jauh dari kata nyenyak melainkan tidur gelisahnya dan menuju ke kamar mandi yang berada jauh dengan kamarnya. Gabriel memang bukan anak yang penakut, namun saat ia merasa ada yang aneh dengan dirinya ia lebih memilih menyelidikinya dibanding membiarkannya begitu saja. Seperti contohnya saat malam yang satu ini, ketika ia berjalan perlahan menuju ke kamar mandi yang di karenakan pula lampu yang belum menyala ia harus hati-hati berjalan agar tidak menabrak guci-guci milik ibunya dulu. Sungguh terheran-heran, Gabriel sudah lama tinggal di rumah itu tentu saja ia tahu letak saklar lampu ada dimana, dan ia tentunya tahu sudah sampai kah dua di tempat saklar lampu itu. Gabriel sadar bahwa ia belum sampai di tempat saklar itu berada namun lampu sudah menyala benderang dengan sendirinya bahkan pintu kamar mandi yang dari tempat ia berdiri bisa terlihat sudah terbuka. Tentu saja ini aneh bukan? Siapa lagi kalau bukan 'dia' yang sejak siang tadi tidur bersama Gabriel. Seketika Gabriel merasakan hal-hal yang aneh, tiba-tiba suasana menjadi tidak mengenakan, dan tepat sudah waktunya untuk dia tampak. Diawali dengan boneka putih dengan hiasan corak darah segar jatuh dari atas plafon ke atas kepala Gabriel, sudah dapat di pastikan seseorang sedang berada di atas dan memperhatikan Gabriel sejak tadi. Ketika kepalanya sedikit di putar ke atas ia hanya melihat jejak-jejak tangan yang merah dan mungil tampak di plafon dinding atas, tetapi tanpa adanya sosok anak kecil itu. Gabriel pun membungkukkan badannya dan mengambil boneka itu, belum ia sempat menyentuh boneka itu tangan mungil anak perempuan itu sudah terlebih dahulu hinggap di boneka miliknya sendiri dan langsung memeluk boneka itu dengan berkata "Mama" Sontak hal itu membuat Gabriel terkejut setengah mati, namun tidak sampai membuat Gabriel lari terbirit-birit ketakutan seperti anak kecil pada umumnya. Ia malah bengong sendiri melihat anak perempuan yang ia saksikan itu, Gabriel terus berpikir mengapa anak ini begitu bahagia saat berada di sampingnya? Apakah dia satu dari sepuluh anak yang di kucilkan di sekolahnya? Ya, sudahlah. Hal itu bukan hal yang penting lagi baginya, kini yang penting adalah ia harus ke kamar mandi untuk membuang air kecil. Itu baru satu dari puluhan kisah Gabriel bersama anak kecil itu, sampai pernah saat ketika Gabriel merasa sangat iba dengan anak kecil itu, ketika Gabriel sedang bermain dengan bonekanya di kamarnya terdengar suara anak kecil yang menangis karena bonekanya kalah cantik dan kalah modis dengan boneka milik Gabriel. "Kenapa kamu?" "Boneka mu bagus" "Boneka kamu juga gak kalah bagus kok, cantik cuma seram" "Bonekamu lebih cantik lagi, kamu juga cantik" "Ah bisa aja hehe" "Boleh aku minta bonekamu?" "Untuk apa?" "Boneka ini sudah 13 tahun aku bawa selalu, hingga seperti ini jadinya. Aku ingin yang baru walau bekas" "Kita beli sama-sama aja yuk?" "Beli baru tidak cantik, punyamu saja atau kamu juga boleh" "Aku bukan boneka" "Bukan untuk sekarang tapi akan menjasi boneka di kemudia hari" Sesaat ketika anak itu mengatakan hal tersebut ia langsung menghilang dari pandangan Gabriel. Gabriel pun langsung menghampiri ayahnya untuk meminta membeli boneka baru untuk anak ini. Namun waktu Gabriel kurang pas karena saat itu Kardi sedang membuat vlog tentang kegiatan rumahnya, dan hal itu membuat Gabriel ikut masuk di dalam vlog tersebut. Menjadikan 3 orang lengkap masuk di dalam vlog Kardi, iya termasuk anak kecil itu juga ada di dalam vlog Kardi. Namun anehnya, saat proses merekam anak kecil itu tidak terlihat di rekamannya, bahkan saat Gabriel bernyanyi masih belum ada tanda-tanda keanehan dari video tersebut. Sampai akhirnya hasil rekaman selesai dan langsung di upload oleh Kardi di chanel youtubenya. Setelah beberapa menit terunggah dan di saksikan oleh ratusan bahkan ribuan viewersnya, langsung di barengi dengan komentar-komentar publik "Waahh.. Bang Kardi punya anak lagi :)" "Lo bilang punya anak satu aja, tega lu ah anjing" "Itu anak lu bang? Sejak kapan?" "Kok tumben anak satu ni ikut di vlog kamu?" "Itu anak tumben kelihatan, anak setan ya? Hahaha" Hal ini sontak membuat Kardi terkejut bukan main setelah melihat ratusan komentar publik tentang vlog miliknya. Setelah itu ia langsung melihat kembali vlog yang telah ia upload, dan nyatanya benar. Berbarengan saat Gabriel datang dan terekam ke dalam vlognya di pundak Gabriel ada seorang anak yang bergelayutan layaknya sedang bermain pesawat-pesawatan dengan anak itu. Kardi terus melihat dengan fokus ke arah anak misterius itu, ia seperti mengenal siapa anak itu. Dalam hatinya berkata
'Anak itu kembali lagi'
sambil terus menatap layar laptopnya dan penuh kebingungan dengan anak satu ini. Saat video itu selesai layar laptopnya langsung mati dengan seketika, dan tepat di belakang laptopnya sudah berdiri sosok anak itu sambil menyunggingkan senyumnya yang menurut Kardi sama sekali tidak imut, karena senyumnya di hiasi dengan cairan merah kental dan mata yang membelalak. Kardi langsung spontan menarik rambut anak kecil itu dan mendekatkan wajahnya dengan wajah anak itu. "Apa sebenarnya yang kau inginkan? Mengapa kau terus datang dan mengikuti anak ku hingga bisa masuk ke rumah ini?" "Hei, kau sudah setua apa hingga lupa dengan ku?" "Aku tau kau Sandy Imanuela, anak dari anak ku" "Benar sekali!" "Aku hanya heran, mengapa anakku bisa melahirkan anak dengan wujud seperti mu? Dan sejak kapan anakku melahirkan makhluk sepertimu?" "Kau lihat saja nanti akan jadi seperti apa anak mu itu. Oops tapi sebelum kau sempat melihat kejadian tragis anakmu itu, kau yang pasti akan lebih dulu mengalaminya" "DASAR ANAK ABORSI!!" Kardi telah larut bersama emosinya, hingga ia tak sadar telah berkata seperti itu terhadap anak kecil itu tadi dan membuat anak kecil itu menangis sejadi-jadinya. Mendengar tangisan itu Gabriel pun menghampiri ayahnya yang terlihat sedang menjambak seorang anak yang sudah ia anggap temannya. "Ayahh!!! Cukup. Ayah gak lihat apa dia kesakitan, dia anak kecil yang gak tau apa ayah, dia teman sekolahku" "Mana temanmu mana? Hah? Ini makhluk hasil aborsi ini?" "Ayahhhhh!!!! Dia bukan sosok makhluk yang seperti ayah kira! Dia anak yatim piatu, gak kasihan apa"
Lalu, ayahnya mengalihkan pandangannya ke arah anak kecil itu dan mendekatkan wajahnya ke arah telinga anak itu "Kini kau selamat jalang! Tapi tidak untuk nanti malam jika kau masih disini" Kardi langsung menjatuhkan anak itu ke lantai dan pergi meninggalkan anaknya bersama makhluk itu tadi.
Gabriel langsung mengulurkan tangannya untuk membantu anak itu, namun tanpa di sangka anak kecil itu langsung menarik rambut Gabriel. Hingga kepala Gabriel terhentak ke lantai. "Hei! Aku datang bukan untuk menggangu, aku datang untuk memperkenalkan mu. Siapa sebenarnya aku" "Aww..kamu tadi sudah bilang" "Tapi kamu belum kenal anakmu sendiri" "Tidak perlu aku kenal, karena aku tidak akan melahirkan mu" "Tidak mungkin!" "Lepasin! Akuu!!!"
Anak itu memang melepaskan tarikan rambutnya namun di temani dengan hentakan kepala Gabriel ke lantai hingga berdarah lagi. Sambil berkata
"Aku Sandy Imanuela, tokoh di cerita yang sering di ceritakan ayahmu itu!" *****
Penulis : Maaf, hanya itu yang bisa aku sampaikan jikalau dalam chapter 6 ini ada beberapa kata-kata yang kurang di pahami dan cerita yang sedikit memutar-mutar kepala kalian. Setidaknya dari sini kalian mulai menoleh kebelakang tentang cara bersyukur, untuk tidak mati penasaran nantikan cerita selanjutnya dari kisah SKIZOFRENIA ini, dan nantikan siapa Gabriel Imanuela sesungguhnya~