"Aaaaaa"

936 34 1
                                    

"Hai, akhirnya aku bertemu kembali dengan-Nya, setelah 10 tahun tak bertemu dan hanya tergambar dari cerita ayahku kini aku puas melihatnya, Cantik kok"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, akhirnya aku bertemu kembali dengan-Nya, setelah 10 tahun tak bertemu dan hanya tergambar dari cerita ayahku kini aku puas melihatnya, Cantik kok"

Hari-harinya ia lalui dengan penuh kesunyian dan kesepian, tatkala mentari berdansa di angkasa, lain dengan hati Kardi yang kini tak gembira lagi walau sudah di temani sang buah hati. Sebentar lagi buah hatinya, Gabriel Imanuela akan melakukan syukuran 3 bulanan atau yang di kenal "nelu bulanin" namun hingga kini Kardi masih belum mempersiapkan apapun untuk syukuran anaknya itu. Kardi masih terpuruk dengan semua masalah yang ia alami, ia merasa hidupnya tidak akan seindah yang ia harapkan. Namun di lain hal ia ingat akan pesan istrinya yang menginginkan ia dan anaknya hidup dengan bahagia dan menjaga Gabriel layaknya anak darah daging sendiri. Mulai saat itu Kardi mulai membulatkan tekad bahwa, sedih bukan jalan keluar, masalah bukan hal layaknya Drama Korea yang perlu di tangisi, arus tidak selamanya harus di ikuti, Kardi yakin ia pasti bisa melewati arus kendali hidupnya ini. Kardi bangkit untuk membentuk kembali hidupnya untuk anak kesayangannya dan istrinya yang kini sudah tenang diatas.

Hidupnya ia jalani mulai saat itu dengan penuh bersyukur, menghargai setiap hal yang ada dalam hidupnya. Mulai dari mengambil setiap tugas istrinya, merawat dan menjaga anak semata wayangnya dan tugas sebagai kepala keluarga. Setiap paginya ia hiasi dengan berolahraga dan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan, tidak sampai disitu Kardi juga langsung mengolah bahan makanan tersebut dan menyiapkan makan pagi untuk anaknya. Ia pun membangunkan anaknya dan merawatnya layaknya seorang ibu, setelah semua dirasa cukup ia mulai melakukan pekerjaan rumah lainnya seperti menyapu, mencuci piring dan baju serta mencari nafkah. Pekerjaannya adalah pekerjaan yang tidak perlu meninggalkan sang buah hati sendirian di rumah, ia hanya perlu memainkan Handphone nya untuk meraih rejeki. Iya, kini Kardi bekerja sebagai seorang vloger yang sudah sukses meraih gemilang karena karya-karya nya. Di setiap kegiatan yang ia lakukan, ia pasti selalu membuat dan mempersiapkan dengan matang vlog-vlog yang akan ia buat karena ia mengutamakan kepuasan penontonnya. Hari-harinya kini setelah kepergian istrinya hanya ia isi dengan kegiatan-kegiatan di rumah, dan jarang untuk dia bisa pergi keluar rumah bersama teman-temannya seperti dulu ketika Lindy masih ada. Kini ia hanya di rumah bersama Gabriel, anak tercintanya. Hingga tak terhitung waktu demi waktu, hari berganti terus menerus, bulan tahun terus berganti, Gabriel kini tumbuh menjadi anak perempuan nan sangat cantik, suara merdu Gabriel lah yang kini menghiasi vlog-vlog yang Kardi buat, bahkan kini Gabriel sudah memiliki akun sendiri untuk membuat Vlog-vlog tentang hidupnya. Dalam usianya yang sudah 13 tahun sejak 13 Agustus kemarin ia masih duduk di bangku SMP, di sekolahnya selain ia menjadi idola semua pria ia juga merupakan anak yang tidak pernah memandang siapa temannya, ia tidak memilah milah dalam berteman karena ia menganggap semua manusia itu sama tidak ada yang akan mati dengan harta benda. Semua orang mati membawa raga. Namun dengan ketulusan Gabriel dalam berteman, tak jarang juga ia di kibuli oleh teman-teman yang tidak tahu diri, ia bahkan pernah hampir ingin di perkosa oleh seseorang karena ulah temannya ini namun ia merasa tenang karena ia tidak sendiri ada teman kecilnya yang selalu bersamanya, yang sering ia sebut Sandy Imanuela.
Kisah Sandy Imanuela diawali sejak~

Mentari pagi kembali menari, menandakan waktu sekolah telah tiba. Kini sudah pukul 06.00 WITA, waktu yang sangat pagi untuk ukuran anak kelas 10 SD bangun. Gabriel sudah bangun sejak pukul 06.00 dan mulai memanjakan badannya dengan air hangat dan sabun mandi, ia juga seorang anak perempuan yang senang menjaga rambut panjangnya bagai Rapunzelle. Ia sangat mencintai rambut panjangnya bahkan ia rela menghabiskan 2 sachet sampho hanya untuk satu kali pemakaian untuk rambut hitamnya yang kian hari semakin panjang. Setelah dirasa cukup berlama-lama di kamar mandi, ia langsung bergegas mengganti pakaian menggunakan pakaian sekolah, mengambil tas yang isinya sudah ia siapkan sejak kemarin malamnya dan langsung menuju meja makan untuk sarapan pagi dari sang ayah tercinta. Sepotong roti dan susu sudah sangat cukup untuk mengisi perut kosongnya,
"By ayok berangkat"
"Tancap gas yah"
'By' adalah panggilan manja dari ayahnya untuk Gabriel imanuela. Merekapun langsung naik mobil untuk berangkat ke sekolah, mungkin di kehidupan orang biasanya jikalau anaknya pergi ke sekolah maka ayahnya akan pergi ke kantor atau bekerja, lain halnya dengan Kardi. Saat tugas mengantar princes tercintanya selesai dan sudah tiba di kerajaan dengan selamat, ia bukan pergi ke kantor atau bekerja melainkan pergi ke rumah untuk melaksanakan tugas rumah, dan diselingi dengan pembuatan vlog.
Beralih dengaan kegiatan Kardi di rumah, di sekolahnya Gabriel sedang menjalani kehidupan kelasnya seperti anak pada umumnya. Saat pagi itu adalah saat kelas Gabriel yaitu kelas 10 A sedang belajar matematika. Namun saat pembelajaran Matematika berlangsung, fokus Gabriel tidak pada Pak Herman yang sedang mengajar di depan. Ia terfokus pada sudut ruangan di dekat lemari rak buku di samping papan tulis. Indira, teman duduk Gabriel sedari tadi terus saja memperhatikan gerak gerik mulut Gabriel yang terus saja mengucapkan 'Anak yang cantik'
"Brii.. Brii.. Ehh"
"Briii.. Helooo??"
Berapa kalipun Indira memanggil, Gabriel tetap tidak merespon, bahkan sampai ketika Pak Herman yang memanggilnya, ia tetap tidak berkutik sedikitpun. Nyatanya di pandangan Gabriel ia hanya terfokus bukan pada sudut lemari, namun pada seorang anak kecil yang tersenyum di sudut ruangan itu. Gabriel begitu fokus dan melihat sesosok anak itu dengan penuh makna, anak yang ada di mata Gabriel itu tergambar sangat cantik, mata bulat biru, dan dari ukuran badannya tergambar ia adalah anak yang berusia 4-5 tahun. Namun ia terlihat seperti anak yang baru terlahir di dunia ini, karena tubuhnya di penuhi dengan darah-darah segar, bukan darah karena luka, itu terlihat pula dari tubuhnya yang belum berisi kain baju hanya popok dan membawa sebuah boneka.
"Aaaaaaaaaarrrrr!!"
Dalam keadaan kelas yang sunyi, tiba-tiba Gabriel berteriak ketika Pak Herman akan duduk di bangku guru, yang membuat pandangan Gabriel ke anak kecil itu tertutupi. Sontak seisi kelas terkejut dan ikut berteriak histeris ketika mendengar Gabriel berteriak.
"Sudah diam diam semuanya!"
Pak Herman akhirnya meluapkan emosinya karena keadaan kelas yang sudah kelewatan.
Dapat di pastikan hati seisi kelas 10A itu sangat tegang dan takut namun pasti ada juga yang acuh tak acuh terhadap perkataan Pak Herman barusan. Disisi lain, keadaan hati Gabriel berbeda dengan teman-teman lainnya. Hatinya di penuhi tanda tanya besar dan rasa penasaran yang begitu besar, ketika melihat anak itu tadi. Karena terlihat wajah Gabriel memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan anak kecil itu. Bahkan saat tangan mungilnya berada di pundak Pak Herman dan kepalanya mulai di dongakan ke pundak Pak Herman, sorot mata anak itu begitu tajam kearah Gabriel. Ia terus bergelayutan di pundak Pak Herman dan menjulurkan lidahnya tanda ingin bermain dengan Gabriel.
Kejadian ini bukan hanya saat pelajaran matematika saja, namun juga terjadi saat pelajaran-pelajaran selanjutnya bahkan lebih parah lagi karena semakin lama anak kecil itu semakin dekat dengan Gabriel, bahkan kini sudah berada di kaki Gabriel sambil menjilat-jilat kaki Gabriel. Antara tertarik atau malah risih terhadap anak ini, tetapi yang terlihat Gabriel terus saja melihat anak kecil itu tanpa berkata apa apa bahkan tanpa memperhatikan pelajaran di depan. Kita pasti mengira itu adalah anak penghuni sekolah yang hanya mondar-mandir atau meneror kita ketika di area sekolah atau kelas, namun lain hal nya untuk anak perempuan satu ini. Ia terus saja memperhatikan Gabriel dan Gabriel pun terus saja memperhatikannya, hingga Gabriel kembali ke rumahnya. Di perjalanan Gabriel hanya pulang sendirian tanpa ada orang yang menemani, bahkan ketika sampai di rumahnya masih tidak ada siapa-siapa dan masih dalam keadaan awal. Hingga akhirnya Gabriel pergi ke dalam kamarnya untuk merebahkan diri dari hipnotis anak kecil itu. Baru saja berbaring dan sedikit menguap, anak kecil itu sudah tidur bersama Gabriel di tempat tidur yang sama dan dalam selimut yang sama.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

*****
Penulis :
Maaf, hanya itu yang bisa aku sampaikan jikalau dalam chapter 5 ini ada beberapa kata-kata yang kurang di pahami dan cerita yang sedikit memutar-mutar kepala kalian. Setidaknya dari sini kalian mulai menoleh kebelakang tentang cara bersyukur, untuk tidak mati penasaran nantikan cerita selanjutnya dari kisah SKIZOFRENIA ini, dan nantikan siapa Gabriel Imanuela sesungguhnya~

SKIZOFRENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang