Who Are You ? (2) •NIELWINK

268 48 1
                                    

Jihoon kini telah sampai di rumahnya, yang tentu saja ditemani Daniel.

"Niel ..., apakah kau ingin mampir ke rumahku ?" ajak Jihoon hati hati pada Daniel.

Daniel tampak berfikir, dan mengedarkan pandangan nya sejenak ke arah sekeliling Jihoon.

"Bolehkah ?"

"Tentu saja, kau temanku sekarang" kekeh Jihoon kecil. "Kajja" lanjut ucap Jihoon riang.

Tanpa sadar sebuah senyuman tergambar di wajah tampan Daniel.

"Duduklah, aku akan mengambil minum untukmu" ucap Jihoon saat sudah berada di ruang tamu nya.

Daniel hanya menganggukan kepala nya pelan, dan menuruti perkataan Jihoon.

'Apakah anak itu tinggal sendiri disini ?'

Daniel duduk dibangku yang Jihoon persilahkan padanya, namun saat mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan dirumah Jihoon seketika manik Daniel fokus ke arah satu titik.

Glup

Daniel meneguk salivanya.

'Dari mana anak itu menemukan bola takdir.....anak ini dalam bahaya'

"Ada apa ?" ucap Jihoon yang kini tengah menghampiri Daniel sambil membawa nampan yang berisi minuman.

"Ah itu aku melihat bola yang kau taruh di samping televisi....dari mana kau mendapatkannya ?"

"Bola ?" Jihoon mengerutkan alisnya bingung, dan mengalihkan pandangannya ke arah yang di katakan oleh Daniel.

"Ah, bola itu .... bola itu indah bukan ? aku mendapatkannya saat 2 hari yang lalu di semak semak tempat aku tertidur tadi.

Deg

"Lalu kau membawa nya kesini ?"

"Tentu saja aku membawanya, bukti nya ada disana" ujar Jihoon santai sambil menunjuk bola yang ia maksud.

"Mengapa kau mengambil bola itu Jihoon-ah, sepertinya bola itu langka"

"Mmm i-itu... aku tak tau kau akan percaya ceritaku atau tidak...."

"Maksudmu ?" potong Daniel tiba tiba.

"Entah lah waktu itu hanya firasat ku saja, atau memang benar namun bola itu seolah bicara padaku dan menyuruhku untuk membawa nya pulang....untuk itu aku membawa nya" ucap Jihoon pada Daniel.

'Aish... bagaimana ini ? Dasar iblis sialan' gerutu Daniel dalam hati.

"Jihoon-ah, apakah kau tinggal sendiri disini ?"

Jihoon pun menganggukan kepala nya.

"Eomma dan appa ku sibuk mereka selalu ke luar kota ataupun ke luar negeri"

"Jihoon-ah apa kau percaya dengan hal hal ghaib atau semacamnya ?"

Jihoon yang mendengar perkataan Daniel langsung saja mengeryitkan dahinya.

'Ada apa dengannya ? kenapa bertanya seperti itu ?' gumam Jihoon dalam benak.

"Mungkin...., memangnya ada apa ?" ucap Jihoon hati hati.

Daniel menghela nafasnya pelan.

"Kalau aku mengatakan padamu kalau aku bukan manusia, kau percaya ?" tanya Daniel.

Jihoon tampak memiringkan kepala nya sejenak, sambil menatap lekat Daniel dari ujung rambut hingga kaki.

"Kau jangan bercanda padaku" sanggah Jihoon cepat, karena menurut nya tidak ada hal yang aneh dari Daniel.

Daniel menggelengkan kepala nya.

"Aku ... serius" ucap Daniel.

"Coba kau buktikan, jika kau bukan manusia" ujar Jihoon dengan suara yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

"Kau tatap mataku baik baik, maka kau bisa melihat kilatan biru pada mataku" ujar Daniel.

Karena rasa penasarannya langsung saja Jihoon menatap lekat Daniel.

Slash ...

Kilatan biru sekilas tampak di kedua manik Daniel, sontak Jihoon memundurkan badannya di sofa.

"K-kau siapa ? Makhluk apa kau ?" ujar Jihoon dengan suara bergetar.

"A...-aku takdirmu" ucap Daniel.

"Apa maksudmu ?" ucap Jihoon dengan nada tinggi.

Jujur ada rasa takut yang Jihoon rasakan saat ini.

"Tenang aku tidak akan menyakitimu Jihoon-ah....aku akan melindungimu" ucap Daniel lembut sambil berusaha menggenggam tangan Jihoon.

"Pergi !!!" bentak Jihoon tiba tiba.

"Jihoon-ah" ucap Daniel melembut.

"Pergi ....hiks ... pergi" ucap Jihoon yang kini sambil terisak, karena tidak bisa menutupi rasa  takut nya terhadap Daniel.

Daniel pun dengan terpaksa mengalah, dan mengikuti kemauan Jihoon.

Perlahan Daniel melangkah keluar dari rumah Jihoon dan merutuki diri sendiri.

'Bodoh... dia kan manusia tentu saja tidak percaya dengan dirimu Daniel, apa yang aku harus lakukan agar dia percaya padaku'

...
...

Jihoon kini telah meringkuk di kamarnya.

Semenjak kejadian Daniel mengakui dirinya bukan lah manusia, ada perasaan takut yang menyelimuti perasaan Jihoon.

Jihoon memang sedikit percaya mengenai adanya makhluk halus seperti hantu, dan sebagainya, namun dia tidak habis fikir bahwa Daniel mengatakan bahwa dirinya bukan manusia terlebih dia mengatakan bahwa Daniel adalah takdirnya. Apa maksudnya ?

Jihoon berusaha memejamkan manik nya agar dapat melupakan apa yang terjadi sebelumnya.

PRANG !!

Terdengar suara pecahan jendela kamar Jihoon, dan sekelabat bayangan hitam.

"Si-siapa itu ? mau apa kalian ? pergi ... pergi" rancau Jihoon dengan suara bergetar.

Jihoon merapatkan selimutnya menutupi seluruh tubuhnya, dan memejamkan maniknya rapat rapat.

Tetesan keringat sudah membasahi pelipis Jihoon.

Bugh

.....................

TBC

See you next chapter

Please leave comment and vote

.

.
Seya

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang