Tiga

153 6 0
                                    

#WARNING!! 21++

Mobil berkendara ke arah Busan. Dan terus melaju ke arah timur. Kyungsoo melajukan mobilnya dengan santai sambil beberapa kali mengobrol dengan kekasihnya. Ia mencoba mencairkan suasana canggung yang ada di dalam mobil.

"Berapa banyak wanita yang sudah kamu ajak naik mobil ini?" tanya Sarah tiba-tiba sambil melihat-lihat interior sedan yang terlihat sangat berkelas.

"Dua."

Mata wanita itu membulat.

"Oh? Aku yang kedua?" tebaknya dengan sorot mata yang terlihat sangat kecewa.

Tak langsung menjawab. Pria itu malah tersenyum.

"Kamu yang pertama."

"Oh." ia tersenyum tersipu malu. Kemudian tersadar peryataan kyungsoo dan beralih bertanya.

"Eoh? Jika aku yang pertama.. Lalu siapa yang kedua?" ia tampak penasaran sekaligus ketakutan. Kyungsoo sampai menahan tawa mati-matian sekalipun wajahnya tampak lempeng.

"Kamu."

Alis wanita itu bertaut bingung. 'Lho kok bisa?' terbaca jelas diwajahnya.

"Saat jadi istriku."

"Ish!! Ya ampun!! Kamu benar-benar membuatku kesal! Kenapa sih? Aku hampir jantungan tahu!" Sarah meledak dengan rona merah di pipinya. Pria ini benar-benar membuatnya gemas. Terkadang ia romantis, menjengkelkan, menegangkan, juga menakutkan.

Kyungsoo tertawa sambil menjaga keseimbangan kemudi dan juga menghalau cubitan gemas dari kekasihnya. Sarah satu-satunya orang yang masih di tolerirnya untuk menyentuh tubuhnya seenaknya. Walaupun ia masih belum terbiasa saat orang lain melakukannya.

Pria ini begitu menyukai wanita ini. Siluet wajahnya saat diterpa mentari adalah yang paling disukainya. Bahkan saat wanita itu kembali menunduk, mengetik di ponselnya.

'Kita putus. Aku tahu ini berat. Tapi, maaf. Ini tak bisa dilanjutkan.'

Sarah memutar bola matanya karena merasa jengah dengan sikap majikannya itu. Alay. Lebay. Baiklah. Sepertinya Chanyeol sudah kembali.

'Aku mengerti.'

Ia membalas kemudian menutup layar pesan dan berganti mengecek jadwal para member.

Kyungsoo mengawasi gerakannya. Sempat terlihat nama Chanyeol di layar ponselnya. Membuatnya kembali teringat dengan percakapannya tadi pagi dengan pria berlesung pipi itu. Dadanya seketika dibanjiri rasa cemburu

"Sarah-ssi. Aku ingin bicara denganmu." nada bicaranya berubah datar.

Degh!!

Mampus!! Umpatnya dalam hati sekalipun itu kentara sekali di wajahnya. Mendengar nada bicaranya yang tiba-tuba berubah, Sarah menebak kalau kemungkinan pria berhidung mancung itu sudah tahu sangat besar.

"Ya.. Silahkan." sahutnya dengan nada menyeret. Diletakkannya ponsel di samping gigi mobil.

Matanya ia curahkan pada pria yang kini tengah menyetir dengan serius. Sweater indigonya tampak pas dengan kemeja putih dengan kerah menyembul dari kerah sweater. Kulit putihnya terlihat kontras dan begitu tampak tampan dalam balutan pakaian kasual ini.

Sarah menyukainya. Dia bukan orang yang banyak bicara. Terkadang ia menimpali bila perlu. Namun bisa jadi sangat cerewet juga mengesalkan.

Ia suka aroma tubuhnya dan aura tenang yang dibawanya. Pria ini bukan tipe pecicilan macam majikannya ataupun Baekhyun. Juga bukan seperti member lainnya yang kadang terlihat kekanakan. Pembawaannya dewasa dan juga bijaksana.

Housemaid Part II The Middle (Re-publish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang