"..iya. Aku juga berharap begitu.. Iya. Baik. Aku menantikan kedatangannya segera. Sampai jumpa." Pria berumur 50an itu menutup teleponnya saat Kyungho memasuki ruangannya.
"Selamat siang, Pak."
"Selama siang, dr. Doh. Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu, sebagai keluarga."
Punggung pria flamboyan dengan comma hair itu menegak dengan wajah mengeras.
***
Sarah setengah berlari memasuki dorm, menembus kerumunan manusia yang tengah sibuk memasukkan tas ke bagasi mobil.
Mengabaikan tatapan bingung dengan kelakuannya yang aneh. Setengah berlari, dengan mengomel, tangan penuh belanjaan, dan penampilan awut-awutan.
"Sarah-ssi.."
"15 menit!" teriak Sarah pada Junmyeon diluar kamarnya sambil menumpahkan seluruh isi tas belanjaannya. Memasukkannya asal ke dalam koper (ia belum mengepak sepenuhnya), mengganti pakaiannya, dan segera membenahi riasannya.
Kyungsoo menghampiri Junmyeon setelah ia selesai dari kamar mandi.
"Apa dia sudah datang?"
Junmyeon menunjuk pintu kamar Sarah dengan dagunya.
"Tiga jam lagi kita boarding. Ini sudah sangat terlambat."
"Ah. Maafkan aku. Biar aku yang.."
"Tidak perlu!"
"Duh kaget!!" dua pria itu terperanjat mendapati Sarah muncul di depan pintu lengkap dengan bawaannya.
"Aku sudah selesai. Maaf menunggu lama."
"Mari bergegas." sahut Junmyeon, setelah berdehem, yang memakai celana jeans dan jumper Balenciaga di dobel dengan padding coat New York Yankee.
Kyungsoo segera meraih koper Sarah dan berjalan mengikuti Junmyeon dengan menggandeng tangan Sarah.
***
Pria ber Snelli itu menutup pintu dibelakangnya dengan sebuah helaan nafas berat dari bibirnya. Ada beban besar di pundaknya.
"Lebih baik aku melakukan bedah otak saja daripada harus menghadapi hal semacam ini." gerutunya.
Ia segera meraih ponselnya dan menelepon seseorang sambil berlalu menuju ruangannya.
"..halo.." terdengar sapaan khas di seberang sana.
"Kamu dimana?.. Jam berapa?... Oh. Begitu.. Iya." Kyungho belok ke kiri arah ruang Ortopedhi.
"Ada yang harus kusampaikan. Ini penting.. Tidak bisa. Sekarang saja.. Dik. Dengarkan aku."
Hening. Ia pun terdiam sebentar. Tiba-tiba saja dadanya terasa berat.
"Ayah.. Sudah tahu.."
Terdengar jawaban enteng disana dimana ia bersumpah akan menoyor kepala adiknya dengan sarung tinjunya nanti.
"Justru itu! Aku takut terjadi sesuatu padanya... Tidak. Terlalu beresiko. Pasti ada yang direncanakannya. Kau bersiaplah." ia mematikan telepon sebelum amarahnya memuncak dan merusak moodnya. Karena beberapa menit lagi ia harus menghadiri rapat bersama dokter bedah lainnya.
***
Kyungsoo menutup ponselnya dengan wajah cemas.
Tidak. Tidak. Kau harus tenang, Kyungsoo-ya. Kamu harus memikirkannya dengan kepala dingin. Dia Ayahmu. Jelas ia takkan melakukan hal keji seperti menculikmu. Kau hanya harus memastikan wanitamu aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemaid Part II The Middle (Re-publish)
Fiksi PenggemarNC21+++ Dia mulai bimbang dan perasaannya terombang ambing tak keruan. Saat mereka sudah berbaikan, perasaannya kembali diuji. Siapakah yang akan dipilih? Kyungsoo? Atau Chanyeol??