Tujuh Belas

50 1 0
                                    

Suara lonceng gereja dan nyanyian rohani menghiasi Seoul di pagi hari. Orang beragama Kristen mengunjungi Gereja terdekat untuk merayakan Natal dengan berdoa bersama keluarga. Tak terkecuali Kyungsoo. Keluarganya adalah penganut katolik yang taat.

Ia memakai setelan jas resmi sebagaimana Ayah dan Kakaknya. Sedang Ibu dan Kakak Iparnya mengenakan dresd midi berenda dengan Blazer keluaran Burberry.

Terlihat ia digandeng oleh ibunya saat memasuki pelataran Gereja bersama ratusan orang yang lain. Ia tampak menonjol tanpa banyak usaha. Ia tampan sekalipun ia membiarkan rambutnya tak diberi gel dengan memakai kacamatanya.

"Apa dia sudah membaik?" bisik ibunya. Kyungsoo mengangguk dengan seulas senyum.

"Baguslah. Berdoalah dengan Tulus agar Tuhan mendengar doamu."

"Iya. Aku akan melakukannya."

"Anak baik." bisik ibunya sambil menggosok lengan putra bungsunya.

"Rasanya baru kemarin ibu mengantarmu ke sekolah dasar. Ternyata sekarang sudah besar dan memiliki pacar. Jaga dia dengan baik sebagaimana kamu menjaga ibu."

"Iya. Tentu. Aku akan mengenalkannya lain kali." bisik Kyungsoo sekalipun ia merasakan sedikit nyeri. Kilasan balik kejadian kemarin malam masih terasa nyata hingga sekarang. Tapi dia takkan menyerah begitu saja. Mereka sudah sejauh ini.

"Apa Tuhan akan mengabulkan doaku?" tanya Kyungsoo pada Ibunya saat mereka memasuki Gereja. Mengambil tempat duduk yang tak terlalu jauh dari pintu.

"Tergantung seberapa inginnya kamu. Tapi kita tak pernah tahu apa yang terjadi. Kenapa bertanya?"

"Aku ingin Tuhan membukakan pintu hati orang-orang yang kusayangi."

Agar mereka tahu aku disini. Aku menyayangi mereka. Apapun yang terjadi.

"Tentu. Kamu memang anak baik." bisik ibunya sambil mengusap punggung lebarnya.

©~©

Chanyeol memarkir mobilnya di pelataran dorm. Ia berencana menjemput asistennya untuk diajak kerumah ibunya sembari membicarakan perjalan ke Dubai awal bulan.

Ia masuk ke dalam sambil bersiul. Hari ini ia mengenakan setelan jas hitam keluaran Valentino lengkap dengan sepatunya.

Sarah masih Sarapan saat ia memasuki dapur.

"Pagi." sapanya.

"Pagi. Sarapan?" balas Sarah.

"Apa itu?" Chanyeol menunjuk lauk di piring Sarah.

"Rendang. Ingin coba?"

Chanyeol terlihat antusias menerima suapan Sarah.

"Ah. Enak sekali. Aku mau kalau begitu!"

Sarah segera bangkit dan menyiapkan sarapan. Ia memasak cukup banyak rendangnya kemudian menyimpannya di kulkas. Jadi jika ingin makan selama dua hari kedepan. Ia tinggal memanaskannya. Sekalipun ia tak yakin bisa jadi dua hari. Semua member suka daging.

Ia menghidangkan sepiring nasi hangat dengan piring lauk terpisah.

"Selamat menikmati."

"Terima kasih. Aku akan makan dengan baik."

"Bilang saja kalau kamu ingin tambah. Aku memasak cukup banyak. Karena Sehun ngotot mau makan."

Chanyeol mengangguk dengan mulut penuh.

"Oh iya. Kenapa kamu ada di dorm? Bukannya sudah pindah ke apartemen Kyungsoo?"

"Akan terlihat aneh jika kamu keluar apartemen dan fans mendapati kamu menjemputku. Sekalipun aku asistenmu. Tapi fans akan berspekulasi macam-macam. Lebih baik disini." ujar Sarah smabil menyuap makanannya. Chanyeol mengangguk-angguk setuju.

Housemaid Part II The Middle (Re-publish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang