Athaya Vanca

414 19 4
                                    

Pecahan kaca berserakan di sekitarnya, gadis itu enggan beranjak dari posisinya. Ia tidak menyadari pecahan kaca itu tak sengaja masuk ke telapak kakinya. Sakit itu tak sebanding rasanya, saat hatinya yang hancur berkeping-keping.

Mata gadis itu memerah, berusaha menahan cairan bening itu agar tidak turun. Ini bukan kamarnya, dia tidak boleh menangis disini. Dia tidak boleh terlihat lemah di hadapan orang lain.

Seakan tersadar, pecahan kaca tadi masuk ke telapak kakinya. Ia berusaha mencabutnya secara perlahan. Semua ini ulah Mamanya-Alona. Alona memecahkan kaca itu tepat berada di hadapannya.

Ia meringis saat pecahan itu berhasil tercabut. Alona benar. Ia hanya anak pembawa sial. Dia hanya pembawa masalah bagi keluarganya. Tetapi mengapa? Mengapa dia harus dilahirkan ke dunia ini?

Ia membereskan pecahan kaca itu, dia tidak mau pecahan itu terkena ke kaki orang lain untuk kedua kalinya. Cukup dirinya saja yang terluka.

Setelah membereskan itu semua, dengan salah satu kaki yang pincang ia naik ke atas tangga menuju kamarnya. Kakinya terasa sakit saat telapak kakinya menyentuh lantai.

Gadis itu segera mengobati lukanya, jika tidak lukanya bisa terinfeksi. Dia berharap luka ini segera sembuh, agar dia bisa bersekolah lagi nantinya.

Gadis itu harus kuat. Ia tidak boleh lemah. Ia harus buktikan bahwa bukan dia yang bersalah.

Dia Athaya Vanca Aquena.

Seorang perempuan yang berusaha kuat melawan takdir. Takdir mungkin belum berpihak kepadanya, tetapi dia yakin suatu saat nanti hal itu pasti akan terjadi.

Athaya Vanca
Feb 14, 2019
by storiespasteliva

AiLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang