Indeks dan Parameter Sadar Literasi Digital

39 0 0
                                    

Indeks kalangan remaja di Indonesia saat ini sudah berada di level 3 alias maju (advance). Namun, menariknya mereka terbekali pengetahuan tersebut secara otodidak.

Data itu diketahui melalui hasil riset yang dilakukan Siberkreasi di empat kota, di antaranya Bandung, Denpasar, Pontianak, dan Surabaya. Riset ini dilakukan sejak September hingga November 2018 yang melibatkan 2.000 responden rentang umur 13-18 tahun.

Ketua Divisi Riset Siberkreasi Catur Nugroho menjelaskan pemilihan responden tersebut karena berdasarkan data APJII penetrasi pengguna internet di Tanah Air, lebih dari 70% berasal dari masyarakat yang berumur 13-18 tahun dan merupakan kalangan urban.

"Dari hasil riset, indeks literasi digital remaja di Indonesia sudah bagus tapi yang agak jadi warning bagi kita semua adalah bagaimana mereka mendapatkan informasi pengetahuan tentang teknologi digital itu secara otodidak, itu hampir di semua kota," tutur Catur di Jakarta, Senin (1/4/2019).

Siberkreasi menemukan bahwa responden dari empat kota tersebut mayoritas pengetahuannya secara otodidak, yaitu Bandung sebesar 74,6%, Denpasar 62%, Pontianak 72%, dan Surabaya 57%.

Sedangkan pengetahuan literasi digital dari keluarga ada di nomor berikutnya setelah otodidak. Adapun bersumber dari teman dan sekolah di jadi pilihan terakhir dari responden.

"Sekolah justru yang paling rendah. Makanya, program dari Siberkreasi sedang dilakukan penyusunan kurikulum bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk anak sekolah," tuturnya.

Dari keempat kota ini pula diketahui remaja mengakses teknologi digital untuk tujuan apa. Misalnya remaja di Bandung, Pontianak, dan Surabaya paling banyak untuk kebutuhan hiburan. Sedangkan remaja di Denpasar lebih untuk mengakses media maya.

Malam hari jadi waktu yang paling banyak dimanfaatkan oleh para remaja saat berselancar di dunia maya. Dalam sehari, remaja di empat kota ini bisa menghabiskan waktu lebih dari lima jam.

Catur menyebutkan dalam melakukan riset ini, pihaknya menyebarkan kuesioner secara langsung ke masyarakat.

Pertanyaan yang diajukan mengacu kepada delapan komponen literasi digital, yakni functional skills and beyond, creativity, collaboration, communication, the ability to find and select information, critical thingking adn evaluation, cultural social and understanding, serta e-safety. Dari komponen tersebut muncul 22 pertanyaan dalam kuesioner Siberkreasi ini.

Siberkreasi berencana melanjutkan riset literasi digital remaja ini di empat kota lagi, yakni Yogyakarta, Jakarta, Medan, dan Makassar.

Literasi DigitalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang