TATAPAN dari raut wajah seorang gadis itu menunjukkan ekspresi ketidak sukaan terhadap apa yang ia lihat, alisnya berkerut seolah meminta jawaban atas apa yang ia lihat, matanya menjadi sipit untuk memastikan dan menegaskan bahwa dirinya ikut terlibat dalam foto yang ia pegang setelah membuka loker miliknya.
Foto itu diambil ketika ia bertabrakan dengan Wildan tepat setelah ia pulang dari acara Reuni, diambil dengan angel seolah-oleh Sophia dipeluk dengan erat oleh Wildan, bukan hanya itu ada satu foto yang diambil ketika Wildan merangkul Sophia saat mengantarkan ia pulang tapi wajah Wildan tidak terlihat dengan jelas di foto itu.
Bukan hanya itu, didalam foto itu Sophia seperti sedang berciuman dengan Wildan, pas waktu Sophia membersihkan muka Wildan. Sophia lah yang sangat terlihat, ditambah dengan gaun yang dikenakannya. Semua nya juga tahu bahwa Sophia memakai gaun itu.
"Enggak! Ini salah paham."
"Pasti ini kerjaannya nenek lampir."
Lalu dengan amarah yang membabi buta ia berjalan kearah Zefa dan segera menjambak rambut pirang yang selalu dibanggakannya itu, sontak itu membuat Zefa meringis kesakitan.
"APA-APAN SIH?!"
"Maksudnya ini apa hah?" tanya Sophia.
"Apa yang perlu dijelasin." Jedanya "Aw."
"Orang udah jelas-jelas lo itu di pake kan sama om-om itu!" ucapan Zefa berhasil membuat Sophia tambah marah sehingga Sophia menarik rambut Zefa lebih kencang lagi.
"Ngomong apa lo?"
"Pe-la-cur."
Seisi kelas tampak berubah sunyi dan menatap kedua orang ini. "Mulut lo dijaga ya!"
"Ini kerjaan lo kan?" tanya Sophia
"Bukan gue!" sahut Zefa sambil berusaha melepas cengkraman tangan Sophia.
"Bohong lo."
"HEI APA-APAAN KALIAN." Tiba-tiba guru bahasa inggris datang dan melihat Sophia yang sedang menjambak Zefa. Lantas itu membuat Sophia melepaskan rambut Zefa.
"Kalian berdua ikut saya keruang BK."
Dari kejauhan Wildan menatap Sophia pergi dengan Zefa-yang baru aja ia tanya namanya siapa. Ia tidak memisahkan Sophia yang bertengkar karena ia tahu."Lo pasti punya alasan kan?"
"Sophia." Pikirnya.
000
"Memalukan."
Satu kata itu membuat Sophia merinding ketika masuk keruang guru BK. Nyatanya baru kali ini seumur dia hidup disekolah masuk keruang guru BK.
"Ngapain kalian main jambak-jambakan dikelas saat KBM berlangsung?"
"Maaf bu."
"Kamu juga Sophia, main jambak aja ramput Zefa." Jedanya "Emangnya Zefa punya salah apa sama kamu."
"Tahu tuh bu. Dia yang mulai." Sahut Zefa dengan cepat.
"Kalau gue bilang gara-gara Revan yang nolak Zefa dan lebih milih gue, karena itu Zefa jadi sebel sama gue dan ngerjain gue dengan foto ini kan enggak mungkin gue bilang ke Bu Hasna."
"Apa kata dia entar." Ucapnya dalam hati.
"Dia ngerjain saya bu." Sahut Sophia lantang.
"Ngerjain gimana?"
"Enggak Bu!" potong Zefa dengan cepat.
"Maling mana ada yang ngaku."
"Dia naro sampah diloker saya Bu. Buku saya jadi bau."
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS [1] - Be With You
Teen Fiction[ UPDATE SETIAP RABU ] [ REVISI SETELAH TAMAT ] Banyak yang bilang pertemuan merupakan suatu hal yang indah dan memabukkan. Ketika Sophia bertemu Wildan untuk kali pertamanya, maka saat itulah dunia Sophia kian hari makin hancur. Pertemuan dengan Wi...