[36] MENDUNG RINJANI

222 21 0
                                    

__Cintailah seseorang itu secara diam-diam, seperti kisah cinta suci Fatimah dan Ali yang akhirnya dipertemukan jua. Sesungguhnya mereka mencintai secara diam itu sebagai berjihad, berjihad menentang kehendak diri. Menundukkan nafsu hati___

💦💦💦

A

uthor pov

"I'am sorry, Jungkook. Kayaknya kita harus break dulu," kata Jessi sambil menunduk.

Ketiga marmut itu kini tengah berjalan tak tentu arah di taman belakang sekolah. Taman belakang yang ada danau keruh yang menjadi kesukaan Zainab.

"Zainab gimana kabarnya, ya? Lama udah gak chat-an," kataRinjani sambil menatap lurus ke depan.

"Ditelpon toh! Kok repot," kata Huda.

"Gak punya kuota."

"Ngode mintak hos-pot kan!? Gak modal!" Sela Jessi.

"Iya. Terakhir aku minta hos-pot, lamaran mas Hafis jadi dramatis."

"Lo kenapa sih jadi melankolis?"

"Gak papa." Rinjani menunduk.

"Abah nyaleg? Kok gak cerita sama Rinjani?" tanya Rinjani sambil ikut duduk di samping sang abah yang tengah menonton televisi.

"Iya. Papanya Arfan yang nyalonin abah. Kenapa? Rinjani gak suka?" jawab dan tanya abah Malik sambil melihat anak bungsunya yang kini sedang menghabiskan susu taronya.

"Bukannya gak suka, Rinjani tu takut kalau abah nanti kayak rumor-rumor gitu. Nyogok dan kampanye hitam misalnya," kata Rinjani.

"Insya Allah, abah gak gitu, nak. Abah cuman pengen nyoba. Rinjani percaya abahkan?"

"Bukannya gak percaya, bah. Rinjani cuman gak mau kalau nanti abah gak mau pakai cara gelap, entar abah didesak dan ditekan sama partainya."

"Jangan soudzon, Rinjani. Gak semuanya partai politik seperti itu, jangan berpikiran sempit. Gimana UAS-nya?" kata abah Malik mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Ada beberapa yang remedial, bah. Rinjani harap, abah gak kecewa. Rinjani sudah berusaha sebisanya, mungkin peringkat Rinjani turun, bah," tutur Rinjani sambil tertunduk lesu.

"Gak papa, yang penting jujur. Tapi kalau bisa ya nilainya bagus, rata-ratanya naik. Kalau peringkat turun, gak masalah." Rinjani megangguk paham.

"Tapi..., bah. Kalau peringkatnya turun drastis, ya otomatis rata-rata Rinjani juga turun dong," kata Rinjani.

"Apa yang kamu usahakan yang akan menjadi hasil. Gak usah terlalu mikirkan hasil. Setelah usaha sebaiknya kita berserah, itu namanya tawakal, nak," jelas Abah Malik.

"Bah, Rinjani takut. Kayaknya tinggi Rinjani gak bisa naik lagi deh. Tetep aja, 159 cm. Setelah UAS malah Rinjani kurusan, habis sakit. Apa Rinjani bisa masuk Akpol kalau kayak gini," cerita Rinjani.

"Emang Rinjani beneran mau jadi polwan?" tanya Malik.

"Penjinak bom. Tapi..., kayaknya mustahil banget. Jadi Rinjani milih jadi polwan aja. Habis bingung, mau jadi apa. Guru? Rinjani gak pinter. Dokter? Gak rajin dan kuat mental juga."

"Kalau masuk kepolisian. Nanti setelah itu kamu milih, nak. Brimob gegana kalau mau jadi penjinak bom. Gimana? Jangan pesimis. Kamu minumnya susu taro terus sih. Coba minum susu peninggi badan juga," tutur abah Malik.

TARO [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang