"Amma, jadi 'kan nemenin Atta ngaji?" tanya bocah laki-laki yang sedang menghisap susu dari dot-nya. Yang dipanggil 'Amma' menoleh kemudian mengangguk pelan.
"Amma, abah kemana?" tanyanya lagi pada sang bibi yang sedang berkutat dengan buku bacaannya.
"Gak tau, Ta. Bikin dedek baru kali," jawab Rinjani ngasal. Sejak pagi Rinjani sudah kelimpungan menghadapi sikap Atta alias Muhammad Rakata Ahkam, anak sang kakak yang saat ini usianya sudah 4 tahun dan tengah menempuh pendidikan paud.
"Dedek baru? Bikinnya kaya apa, Ma?" tanya bocah kecil yang tengil itu.
Atta. Akibat sang abah dari anak kecil ini. Hafis. Yang sangat nge-fans dengan Atta Halilintar, jadilah si anak pertama diberikan nama panggilan 'Atta'. Tidak hanya soal nama, dari mulai jaket dan bandana yang selalu melekat ditubuh anak kecil itu sangat mencerminkan seorang Atta Halilintar.
"Bikinnya sama Lucinta Luna," balas Rinjani setengah frustasi. Rinjani mengeluarkan dua kotak susu taro dari kulkas kemudian memberikannya pada sang keponakan.
"Amma? Kok amma sendirian di rumah ini?" tanya Atta. Rinjani menoleh pada Atta yang kesusahan membuka plastik yang melapisi sedotan susu taro tersebut.
"Karna kai' (kakek) udah gak ada, Ta," jawabnya lembut.
"Amma gak punya temen ya?" tanyanya lagi. "Amma di sekolah kaya apa? Kalau riat guru pengennya diapain?" tanyanya beruntun.
Pengennya ngirim kamu ke Atta Halilintar.
"Amma punya temen, banyaaak banget. Tapi sekarang udah pada sibuk semua. Udah gak kaya dulu lagi, Ta. Temen-temen Amma banyak yang mau jadi dokter, jadi ahli farmasi, jadi mereka lagi sekolah sekarang."
"Kalau Amma Aini ngapain?" tanyanya sambil melirik laptop Rinjani.
"Amma lagi kuliah S2, Ta," jawabnya.
"Kuriah?" Atta ini memang beda. Saat anak seusianya cadel maka dia adalah cader. Tidak bisa bilang huruf 'L'.
"Iya, supaya Amma bisa jadi guru yang pinter."
"Ammi Apan juga jadi guru," katanya. Rinjani hanya tersenyum simpul mendengar nama Arfan disebutkan Atta.
Sudah tujuh tahun berlalu. Semua masih sama, selain berkurang atau bertambahnya orang-orang di sekitar Rinjani.
Setelah lulus SMA, Rinjani gagal di SNMPTN, ia mencoba lagi pada SBNPTN itupun ia gagal. Akhirnya Rinjani memilih berhenti setahun selagi menunggu SBNPTN tahun depan. Barulah untuk kedua kalinya ia lolos dan memilih universitas Lambung Mangkurat.
Rinjani tidak menjadi fotografer maupun jurnalist, tapi ia menjadi sarjana pendidikan alias guru. Saat ini ia masih menjadi guru honorer di sebuah SMP negeri dan mengajar pendidikan agama islam dan pendidikan Al-qur'an. Ia juga mengajar di salah satu rumah tahfiz.
Terkadang ekspektasi tidak sesuai realitas. Tapi tidak usah mempersoalkan tentang yang terjadi di hidupnya kini. Terkadang hidup tidak melulu tentang hal yang kita sukai.
"Amma sholat ashar dulu, abis itu kita ke rumah abah sama ibu, ya?" Rinjani kemudian segera meninggalkan Atta yang kini mulai mengambil ponsel Rinjani. Membuka aplikasi youtube dan menonton video terbaru Atta Halilintar. Grebek Lucinta Luna.
"Atta? Udah berapa kali Amma bilang jangan nonton Atta Halilintar?" Cerca Rinjani setelah menyelesaikan sholatnya kini ia sedang memakai kaos kaki dan mengambil kunci motor.
"Abah juga sering ajakin Atta nonton ko," kilah anak kecil titisan Atta itu.
"Nanti Amma downloadkan youtube for kids deh. Mending kamu nonton Nussa aja, itu rame loh," kata Rinjani sambil mencari video terbaru Nussa dan menunjukkannya pada Atta.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARO [COMPLETE]✔
Teen FictionDi cerita ini, kalian hanya akan menemukan kisah anak SMA yang gak seru-seru amat, tapi ya sayang kalau gak diceritakan. Berlatar kelas XI IPA 3. Yang telah mendeklarasikan kelas mereka sebagai kelas receh, ipa rasa ips dsb. Kamu hanya akan menemu...