12. INSIDEN !

25 12 1
                                    

"gimana nih Gus?..." Ujar Zeeya sedikit cemas.

Bagus menatap ke arah depan kaca mobilnya, sudah berdiri beberapa orang yang menghadang mobilnya.

"Gue harus turun !" Pungkas Bagus.

"Gue ikut, gue takut!" Tukas Zeeya dengan nada gemetar.

"Nggak, lo jangan kemana-mana!" Sambung bagus.

Bagus memandang Zeeya sebentar, lalu membuang nafas gusarnya. Dia membuka pintu mobil dan menghampiri segerombolan orang yang menghadangnya.

"Ada apa?" Tanya Bagus dengan nada se biasa mungkin.

Gerombolan preman itu tersenyum licik, lalu salah satu diantara mereka maju ke hadapan Bagus.

"Minta duit!" Ucap pria yang kelihatanya sedang mabuk itu.

Bagus berdecih pelan lalu tersenyum miring dengan apa yang barusan dia dengar.

"Ngapain minta sama gue, permisi gue cuma mau lewat!" Tukas Bagus.

"Sombong amat lu !" Seru pria itu.

"Ya kenapa! Gue cuma numpang lewat! " Sergah Bagus dengan sedikit menaikan nada volumenya.

Bughhh !

Satu pukulan mendarat di pipi kiri Bagus, membuat dia sempoyongan. Belum sempat membalas pria itu memukul pipi kanan Bagus dengan kencang, membuat Bagus tersungkur ke aspal.

"Stooppp! Jangan sakitin dia." Teriak seorang gadis dari arah mobil.

Zeeya berlari ke arah Bagus, membantu lelaki itu yang masih memegangi pipi nya yang lebam. Tiba-tiba terdengar suara langkah pria mendekat kemudian menarik tangan Zeeya secara paksa, Bagus secara refleks menarik tangan Zeeya juga.

Bagus bangkit menarik tangan zeeya lalu membawa tubuh gadis itu ke belakang tubuhnya.

"Mau ngapain lo! Jangan sentuh cewe gue!" Seru bagus dengan nada penuh ancaman.

Degg !

Pipi Zeeya bersemu merah mendengar apa yang bagus ucapkan, perasaan gadis ini menjadi campur aduk antara takut dan senang.

"Sini lawan gue !" Teriak Bagus dengan penuh amarah.

Bughhh !

Satu pukulan mendarat di perut Bagus, tak ayal membuat Zeeya menjerit. Lalu terlihat seringai mengerikan di wajah Bagus, dia bangkit lalu menghajar preman-preman itu seperti orang yang sedang kesetanan.

Semua preman itu tersungkur ke aspal, lalu mereka pergi melarikan diri.

"Awas lo! Gue bakalan bales ini semua!" Teriak preman itu dari atas motor lalu menghilang.

Bagus berdiri dengan nafas yang masih ngos-ngosan, wajahnya penuh dengan lebam dan rambut yang acak-acakan.

Bagus menoleh ke belakang.
Ada zeeya yang menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangannya. Bagus menghampiri gadis itu lalu menarik tangannya dengan kencang, sehingga Zeeya jatuh ke pelukan Bagus.

"Lo ga apa-apa? Lo aman sama gue." Ucap Bagus mengeratkan pelukannya. Setelah dirasa cukup untuk menenangkan Zeeya, perlahan ia melepas pelukannya.

Zeeya mematung di tempat dengan pipi yang bersemu merah, entah apa yang dia rasakan saat ini, Bagus telah membuatnya merasa spesial.

Mereka memasuki mobil dan melanjutkan perjalanan ke rumah zeeya. Suasana di dalam mobil berubah menjadi hening, baik Zeeya maupun Bagus sama-sama tidak ada yang bersuara.

"Maaf ya tadi gue udah ngaku-ngaku jadi pacar lo." Ucap Bagus disertai tawa renyah nya.

"It's ok, makasih udah jagain gue." Gumam zeeya.

"Udah gue bilang, Lo aman kalo sama gue."

"Itu pasti sakit, nanti mampir dulu ke rumah gue biar gue obatin." Pinta Zeeya sambil menunjuk ke arah wajah Bagus yang lebam.

Bagus melirik Zeeya lalu kemudian menganggukan kepalanya.

✏️SAJAKSARA✏️


Di rumah Sara...

Setelah sampai Jakky mampir dahulu ke rumah Sara, seperti biasa dia akan menemani Sara begadang.

Jakky duduk bersila di sofa yang berada di rooftop rumah Sara sambil menatap ke arah langit, Sara datang setelah mengganti pakaiannya dengan baju tidur, dia juga membawakan jahe hangat untuk Jakky.

"Makasih ra." Ucap Jakky lalu menyeruput minuman itu.

"Nanti kalau udah nikah, Lo harus tiap hari nih bikinin gue yang kaya gini." Tutur Jakky ngasal.

"Apa'an sih" Ucap Sara sambil membalikan wajahnya sehingga senyumnya tidak terlihat oleh Jakky.

"Cieee pipinya merah ciee" Ledek Jakky sambil tertawa.

Sara melirik ke arah Jakky, baru saja ia ingin mencela Jakky namun, wajah pria yang sedang tertawa ini sangat tampan dan tulus.

"Jakky main gitar dong." Pinta Sara mengalihkan pembicara'an.

"Ambil gitarnya" Sahut Jakky masih tersenyum.

Kemudian gadis itu membawa gitar berwarna putih miliknya, ayahnya yang telah membelikan gitar itu namun Sara tidak bisa memakainya. Alhasil Sara selalu meminta Jakky untuk menggunakannya.

"Nyanyi lagu apa?." Tanya pria itu.

"Last child-pedih."

Jreenggggh.....

[Jakky]
Engkau yang sedang patah hati...
Menangis lah dan jangan ragu ungkapkan...
Betapa pedih hati yang tersakiti....
Racun yang membunuhmu secara perlahan...

[Sara]
Engkau yang sa'at ini pilu...
Betapa menanggung beban kepedihan...
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu...
Yang menusuk relung hati yang paling dalam....

[Barengan]
Hanya... Diri sendiri...
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti....
Disini ku temani kau dalam tangismu...
Bila air mata dapat cairkan hati...

Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu...
Agar ku lihat senyum di tidurmu malam nanti...

(Jakky dan sara saling menatap lalu tersenyum.)

[Jakky]
Anggaplah semua ini... Satu langkah dewasakan diri...
Dan tak terpungkiri juga bagimu...

Tiba-tiba suara hp Jakky terdengar, lalu mereka berhenti sejenak. Ternyata panggilan dari zeeya.

"Hallo Zee...?"

"Jakky hikks... hikks... Bagus jakk." Ucap Zeeya terdengar parau.

"Ada apa sama bagus Zee, coba Lo tenang dulu." Ucap Jakky yang tenang namun sebenarnya ia panik.

"B B bagus... Kecelaka'an... D d dia ada di rumah sakit sekarang."

HAII KETEMU LAGI SAMA JAKKY DAN KAWAN-KAWAN. MAAF YA UPDATE NYA SEMAU AKU BANGET. HEHE PERCAYALAH BIKIN CHAPTER INI BUTUH MIKIR KERAS DAN LAMA. WALAUPUN PEMBACA MASIH SEDIKIT AKU BAKALAN TERUS UPDATE KOK. YA KARENA INI UDAH JADI HOBBY AKU.

IF YOU LIKE IT DONT FORGET TO VOTE AND COMEN !

SAJAKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang