8

466 70 63
                                    

"ahh lega". chan senyum lebar, mengusap perutnya yang terasa sangat ringan akibat selesai pup di sekolah.
emang perutnya chan ini gak bisa diajak kompromi, untung acara pup nya tidak diisi dengan bunyi-bunyi astaghfirullah yang bikin malu, jadi chan nya bahagia-bahagia ae.

btw akibat pup nya kelamaan, chan jadi telat buat pulang, sekarang aja kondisi sekolah udah lumayan sepi.
apalagi kelasnya yang sudah kosong tidak berpenghuni.

bulu kuduk chan jadi berdiri tanpa disuruh, untung ada hangyul yang sekarang tengah tersenyum didepan pintu, memainkan hape nya sambil nungguin chan yang berlari dengan kencang memasuki kelas untuk mengambil tasnya.

"sayang, masih capek gak? tadi kan kamu habis lari 99 keliling".
"biar aku yang bawa". hangyul mengusap rambut chan sayang, lalu mengambil alih tas yang semula disandang chan untuk dibawakannya.

"gak capek dung, chan kan anak kuat hehe". chan menunjukkan otot-otot kecil nya dengan bangga, membuat sang belahan hati tertawa cukup keras akibatnya.

"gedean otot aku dong, daripada kamu". perkataan dari hangyul sontak saja membuat chan langsung memajukan bibirnya.

tapi tidak apa-apa, lagian uke imut sepertinya tidak perlu memiliki otot-otot seperti balon, cukup saja wajah yang manis itu sudah sangat bagus baginya.

"btw"

"dongmyeong mana gyul?".
"udah pulang ya?".

hangyul menggelengkan kepalanya.

"terus?".

"kamu lupa ya, kalau anak kita yang udah gede itu mau pergi kencan bareng pak jun?".

hangyul terkekeh dengan gemas melihat mulut chan yang membentuk huruf O besar.

"oh iya lupa hehe"

"hehe

hehe

hehe

HEHE

HE

H3H3

eh bentar?

dongmyeong pergi bareng pak jun?

pPAK JUUNNN?!!!!". chan berteriak dengan lantang, matanya membesar dengan tidak elitnya.

astaga pria imut ini lupa dengan sang (calon) suami yang mempunyai janji dengan (saingan) sahabatnya.

seharusnya chan sekarang udah berusaha untuk menggagalkan pertemuan mereka, tapi ntah kenapa otak kecil yang ia punyai tidak dapat mengingat hal tersebut.

"kenapa kaget gitu sih say? seharusnya kamu seneng dong, anak kita udah bisa pacaran hehe". ucapan hangyul mendapat sebuah tinjuan gratis dilengannya.

chan tidak mood jadinya.

bibirnya sudah maju sekitar 2 centian.

tangannya pun sudah dilipat didada

khas sekali dengan orang yang sedang merajuk.

"kok gitu sih? padahal aku pengen bawa kamu buat ketemu sama roger baru".

lagi dan lagi perkataan hangyul bak sebuah sihir bagi pria manis yang sekarang sudah mengubah ekspresi wajahnya itu.

chan berbinar dengan indahnya, menatap sang pujaan hati dengan mata bulat dan senyum yang merekah

"sERIUS? YeyyYYYYyyY"

~~~~

"rogernya imut gyulll". chan udah lompat-lompat girang, menatap sang kodok yang berada di dalem toples dengan wajah berbinarnya.

hangyulnya senyum aja, gemes juga gak tau dah rasanya pen ciyom chan saat ini juga. untung dia bisa ngendaliin diri.

"tapi kamu jangan lupa keluarin dia dari toples, ntar habis nafasnya mati dong, ntar aku susah-susah nyari roger yang baru dong?". hangyul ngomong khas bapak yang ceramahin anaknya, channya ngangguk-ngangguk lutju sambil meluk itu toples dengan sayang.

"ayo aku anterin pulang".

~~~

sampai di rumah, chan cuma bisa diam doang sambil liatin toples yang berisi katak itu. gak mood dia nya.

pak jun udah pulang daritadi, dan mereka gak ada sapa-sapaan pun, chan juga males ngomong. dia sendiri gak tau apa yang terjadi pada dirinya.

"itu kodoknya dikeluarin, kalau gak nanti mati". suara berat dari belakang membuat bulu kuduk chan merinding. bocah itu mengangguk tanpa berniat membalas ucapan jun.

jun menyeritkan keningnya, memandang kearah chan yang dari sore tadi hanya diam tanpa segala bacotan yang selalu keluar dari mulut manisnya itu.

"abang lapar? mau dibeliin makanan?". jun kembali mencoba membujuk. namun yang ia dapati hanya sebuah gelengan dari chan.

chan berniat untuk masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan toples yang berisi katak yang masih belum dikeluarkannya dari dalam sana. namun baru saja dia ingin melangkah, sebuah tangan menarik lengannya, membawa badannya berhadapan dengan pemilik tangan itu.

chan jadi gugup sendiri

bapak jun sekarang lagi liatin dia dengan tampang yang sangat sulit untuk chan deskripsikan.

"kenapa?". kata singkat yang keluar dari bibir jun membuat chan semakin  gugup.

chan menggigit bibirnya sambil memainkan ujung baju nya dengan jari-jari nya.

"eung, chan gak apa apa pak". akhirnya chan bersuara.

"kenapa daritadi diam?".

"chan gak tau".

"saya gak suka kamu diam, ngerti?". mode galak jun keluar.

"iya pak".

chan jawab sambil nundukin kepalanya takut, membuat sang bapak akhirnya melunak, membawa si bocah kedalam pelukannya

"tadi rencana nya saya mau pergi ke toko olahraga sama teman kamu, tapi gak jadi, saya suruh dia pergi sendiri bareng fo-car. sampai dirumah saya nunggu kamu, lama. tau nya kamu pulang bareng bocah itu".

chan cuma bisa diem, bingung juga mau balas apa.

"kenapa masih diem?". jun bersuara lagi.

"nama dia bukan bocah pak, nama dia hangyul! lagian aku tadi pergi nyari kodok bareng dia, terus dia anter aku pulang. emangnya kenapa? itukan tanda nya hangyul sayang sama chan,
gak mau ninggalin chan sendirian!".


Dan malam mereka hanya diisi oleh perasaan yang sama yang tak mau disampaikan.


saling cemburu

~~~~

hai gaes

apa kabar?

kembali lagi dengan agu manusia tampan setengah cantik ini h3h3.

btw ada yang suka undernineteen? kalau w buat cerita tentang mereka kira-kira ada yg baca gk?

dan bantu w dong, saranin enaknya tema apa yang bagus buat cerpen

tangkyu

mudah-mudahan readers w masih ada

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🔹Monyet🔹 (Junchan) [Unb+The Unit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang