Ara

755 29 0
                                    

Maaf kalau ada typo, belum edit.

Adakah yang menunggu cerita ini? 😂

---

Tanpa menoleh aku terus berjalan, mengingat-ingat jalan yang kami susuri saat kami baru datang, aku mengembuskan nafas dan tercekat saat menemui persimpangan jalan.

Ada tiga cabang jalan, menyerong ke kiri, belok kanan dan belok kiri, terasa bulir keringat menetes disekitaran dahiku.

"Gila Lo Sal!" Sofi terengah-engah sambil menepuk pundakku, "rasanya gue mau mati ngejar Lo!"

Tak lama Riska dan Rangga muncul, Riska masih tetap bertahan dengan wajah cemberutnya, sementara Rangga menggenggam erat tangan Riska.

"Ga.."

Gue menatap Rangga, lalu kepala gue menoleh pada tiga cabang jalan dihadapan kami.

"Bego!" Rangga menggeplak kepalanya sendiri. "kompas masih di tenda!"

"Sal!... Saly!"

"Rangga!"

"Riska!"

"Sofi!"

"SALY!"

Aku memejamkan mata, merasakan sakit dihatiku, sungguh aku tidak menangis, aku tidak sanggup menangis, aku memutuskan berlari kearah kanan, meninggalkan ketiga sahabatku yang langsung mengumpat tapi aku rasakan ikut berlari mengejarku.

"Brengsek!" Umpat Rangga menggelegar yang masih bisa aku dengar.

---

Gila! Akhirnya aku kelelahan juga, aku bersender pada sebatang pohon besar, menepuk dada karena rasanya semakin sesak.

"Awwwww...." Jeritku saat ada sesosok orang yang sepertinya habis berlari juga dan terjatuh dihadapanku, sumpah jantungku rasanya mau copot!

Aku masih menatap pada sosok itu, sosok mungil seorang wanita, tak lama aku mendengar beberapa langkah kaki semakin mendekat, secepat kilat tanganku ditarik dan sebuah tamparan mendarat di pipiku.

Plakkk!

Mataku memanas, tapi tak kunjung menitikkan air mata, sungguh pipiku panas juga.

"Sialan Lo Sal!" Maki Sofi padaku sesungguhnya Sofi jarang sekali marah tapi kali ini ia terlihat kesal sekali padaku.

"Tahan sof!" Riska menarik Sofi, "Lo kenapa sih Sal? Kalau ada apa apa bilang bukan kayak gini!"

"Udah yang!" Rangga menyela, ia segera menarik Riska dan Sofi berbarengan, "Lo tunggu disini! Kalau Lo pergi lagi, kedua sobat Lo ini gue abisin!"

Aku terpaku menatap mata Rangga, ada semacam aura ancaman yang menyorot dalam, ya.. aku tahu beban dia sangat banyak saat ini, si anak gemar olahraga harus ekstra keras menjaga tiga orang perempuan di sebuah hutan, memang hutan yang dijadikan untuk berkemah namun tetap saja hutan ini masih sangat luas.

Keberadaan mereka yang begitu jauh membuatku kesulitan untuk mendengar percakapan mereka, aku hanya bisa menengadahkan kepalaku, mataku terpejam menahan sakit dihatiku saat ini.

Astaga! Kenapa hatiku sakit begini?

"Sal!" Tiba-tiba saja Sofi dan Riska memelukku.

"Maafin kita."

"Maafin Riska juga, udah berburuk sangka sama Saly."

"Brengsek emang isi Riana sama Ardi!" Umpat Sofi.

"Nghhh..."

Kegiatan berpelukan kami terhenti saat ada suara yang seseorang mengerang, kami langsung tertuju pada seorang wanita yang tengkurap tepat dihadapan kami.

Tersesat Di HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang