Awalnya kita hanya teman.
Seperti semua bermula,
Selalu diawali dengan status pertemanan,
Ku kira aku mampu,
sampai akhirnya aku tahu bahwa hatimu sudah milik orang lain.
Ku coba beralih,
berdalih seperti tak menyimpan apa apa,
Bertingkah layaknya teman biasa,
Tersenyum dan menyapa se-kenanya.
Namun ketika kita kembali erat,
Rasa yang pernah ada muncul kembali ke permukaan.
Lantas salahkah aku? Bila nyaman berada dekatmu.
Salahkah aku? Apabila bahagia menjadi penyebabmu tersenyum.
Jangan salahkan aku, sebab aku tak akan jatuh jika kau tak memulai lebih dulu.
Atau perasaanku saja yang mudah luluh?
Sial, aku benci ini, ketika aku terlanjur tenggelam dan larut dalam rasa.
Kau justru masih bersamanya.
Aku tahu apa hubungan kita sedari awal,
Dan apa posisiku diantara kau dan dia.
Namun salahkah aku? Bila berharap pada harapan yang kau ciptakan sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Makna
Poetrypenggalan penggalan bait dari seorang pecandu aksara yang hanya mampu mengungkap rasa lewat goresan pena.
