Berpacu agaknya balapan,
Berdegup saling berebut giliran.
Memang benar perubahan tak pernah terjadi instan.
Mencoba, tapi ternyata tetap sama.
Kepekatan itu, masih tersimpan di pangkal.
Terpicu, yang lagi lagi karena kerumunan.
Bulatan kecil menyelidik mengarah kepadaku.
Siapa bilang aku telah sembuh?
Kini "ia" justru semakin liar.
Ingin ku meluapkan tapi seakan mengikat.
Seperti tali menggantung lehermu,
Sesak dan tercekat,
tapi takbisa kulepas.
Jujur ini menyiksa, tapi belum kutemukan cara mencabut akarnya.
Atau mungkin aku saja yang terlalu takut untuk melangkah keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Makna
Poetrypenggalan penggalan bait dari seorang pecandu aksara yang hanya mampu mengungkap rasa lewat goresan pena.