CHAPTER 11 : PERASAAN TIDAK JELAS

4 2 0
                                    



Di dalam UKS yang dingin karena ruangan ber-AC. Putri sudah berbaring di atas tempat tidur UKS dengan kaki yang sudah di tangani oleh anak pmr.

"Makasih ya udah mau bawa aku kesini" Ucap tulus Putri dengan membuat lengkungan indah di bibir nya. Faris menatap dalam Putri, Entah seperti ada sesuatu yang mengaliri darah Faris. Seluruh tubuh nya merasa canggung kala itu.

"Putri! Kamu gapapa?!"

Teriak Desi yang memecah konsentrasi Faris. Desi pun mendekat beberapa langkah untuk mengetahui kondisi teman nya itu.

"Iya sama-sama." Jawab Faris "Tapi perjanjian kita di potong sehari oke? Sip. Deal!" Lalu pergi gitu aja tanpa persetujuan Putri.

"Loh jadi dia nolong aku?"

"Cuma buat ngurangin hukuman?"

"Dasar aneh!"

"Benar-benar aneh!" Racau Putri yang tak terima.

Faris sejak kejadian tadi hanya diam saja di kelas, Kepala nya di penuhi hal-hal yang dia sendiri belum pernah merasakan nya. Faris memang tampan dan banyak menyukai nya, Tapi sejauh ini ia belum pernah merasakan nya. Dia terus berfikir wanita di luar sanah yang menyukai Faris hanya suka padanya karena Tampan!

Putri berjalan terpincang yang dirangkul oleh Desi, Kaki nya sudah di obati namun masih butuh beberapa waktu untuk kembali normal.

"Putri ku?!" Alma kaget dengan ekspresi lebay "Kamu kenapa?"

Faris dan Rizal hanya bisa tersenyum sinis melihat kelakuan teman nya itu, Mereka sudah biasa dan akan selalu terbiasa.

"Dia tadi jatuh dari tangga" Desi yang menjelaskan.

Sementara di sisi lain Faris dan Putri beradu pandang, Faris yang merasa iba sekaligus senang karena telah sukses mengurangi hukuman nya.

"Bro ada guru!" Teriak salah satu murid. Pelajaran pun kembali di mulai. Faris bimbang, Apa ini? Kenapa gue begini? Senyuman itu ga bisa hilang!

Pelajaran berakhir.... Murid di perbolehkan pulang meninggalkan sekolah ini. Faris dan kedua kawan nya itu tidak langsung pulang, Mereka melangkah mendekati Putri yang habis kena musibah tadi.

"Lo gapapa put?" Tanya Alma serius

"Gapapa kok"

"Pulang bisa engga? Atau mau di antar?" Dengan senyuman modus nya Alma menawarkan Putri bareng dengan nya.

"Dia di jemput pacar nya!" Potong Faris cepat. Yang membuat Putri kaget dan mengalihkan mata nya menatap Faris.

"Kamu tau darimana?"

"Kebetulan aja gue liat lo"

Putri tersenyum "Dia bukan pacar aku, Tapi teman abang aku." Lanjut menjelaskan.

"Yaudah kita pulang put. Lo hati-hati ya" Pamit Rizal dengan tangan nya merangkul Faris dan Alma melangkah meninggalkan Putri dan Desi yang masih berada di dalam kelas. "Ayo kita pulang juga put" Ajak Desi. Dan mereka pun menyusul untuk keluar.

Putri masih harus di bantu Desi untuk berjalan, Benar saja! Aryo sudah menunggu nya. Aryo pun sedikit kaget melihat keadaan Putri yang berjalan dengan sedikit pincang.

"Aku pulang ya put." Pamit Desi.

"Eeehh tungguu..." Belum selesai Putri mengucapkan sesuatu, Aryo memotong nya "Terima kasih ya sudah bantu Putri."

"Iya sama-sama bang, Hati-hati ya put."

"Iya des makasih" Balas Putri lemas.

Putri dan Aryo langsung beranjak dari tempat itu. Keadaan hening di perjalanan hanya suara bising suara kendaraan yang berlalu-lalang. Mereka tidak langsung pulang, ternyata Bang Aryo mengajak nya ke sebuah warung Bakso yang lumayan terkenal di Daerah itu.

Saat memberhentikan motor nya, "Kok kita engga langsung pulang bang?" Tanya Putri. Aryo tidak menjawab dan langsung mencoba membantu Putri berjalan. "Ehh tidak usah kok bang, Putri udah bisa" Sambil melepaskan rangkulan Aryo.

Sebenarnya Putri tidak ada niat sama sekali untuk makan, Dia merasa tidak nafsu. Karena untuk menghormati saja Putri tidak enak jika harus menolak nya. Di tengah mereka sedang makan. Putri mengeluarkan Handphone nya dari tas, Ia berfikir untuk chat Faris mengucapkan terima kasih lagi dan tak terima hukuman nya itu berkurang secara sepihak!

"Assalamualaikum, Ini aku Putri. Sekali lagi terima kasih dan untuk hukuman aku gak setuju berkurang." Ketik Putri.

Tidak butuh waktu lama untuk Faris membalas nya, Karena memang magnet sudah menempelkan ponsel di tangan Faris.

"Waalaikumsalam... Okay tidak masalah"

"Gue engga peduli hahaha" Tambah nya.

Melihat jawaban Faris, Putri menatap serius ponsel nya. Cowok itu bukan hanya aneh, Tapi menyebalkan juga!

"Ekhmm..." Sindir bang Aryo "Di makan put bakso nya"

Belum sempat membalas, Putri langsung melanjutkan kegiatan nya. Dia pun sedikit cepat menghabiskan nya, Agar cepat untuk sampai rumah.

Setelah mampir dari tempat itu mereka berdua langsung Go to Home Putri.

Saat sampai depan rumah "Terima kasih ya bang" Ucap Putri yang turun dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban Aryo.

"Kok begitu?" Aryo mengkerutkan keningnya. "Mungkin capek" Pikir Aryo dan langsung meninggalkan tempat itu.

***

Putri sebisa mungkin merapihkan rumah nya itu, Dengan kaki yang tertatih untuk berjalan. Dia paksakan hanya untuk rumah nya yang akan terasa nyaman buat nya dan buat Agus, Abang nya.

Lelah, Pegal, Dan capek pasti di rasakan Putri. Tetapi rasa itu tidak ada apa-apanya di banding dengan semangat nya. Putri tidak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarnya, Apapun masalah nya dia coba tuk hadapi. Itulah Mekar Putri Ayu, Wanita mandiri yang mencoba diri nya menjadi lebih kuat. Dunia berisikan macam-macam sifat manusia, Dan tidak sedikit sifat jahat manusia miliki di dunia ini.

DisplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang