CHAPTER 3 : Happy or Sad?

11 7 0
                                    

Tahun ini mungkin adalah tahun terbaik bagiku. Mulai dari Olimpiade, Nilai tertinggi, Dan Ekstrakulikuler ku menangi. Saat liburan setelah ujian ku hampir selesai. Aku pun di panggil untuk bertemu wali kelas ku.

"Assalamualaikum bu. Ada apa ya aku di panggil kesini?" Tanya ku sambil buka pintu ruangan. "Silahkan masuk Putri, Ibu punya kabar baik buat kamu." Pinta bu Dini.

Tidak lama, Ibu Dini memberi ku kertas "Nih ada surat buat kamu, Baca" Suruh nya.

Singkat isi cerita itu "Dengan hormat, Kami pihak sekolah SMA Patriot Bakti Kota Bekasi setuju. Untuk memberikan beasiswa kepada Mekar Putri Ayu..." Belum sempat habis ku baca.

"Ya Allah...Ini serius bu? Buat Putri?" Tanya ku heran dan kaget. "Ya memang yang ada di dalam situ nama siapa?" Jelas bu Dini.

Aku sangat senang, Tapi andaikan ibu ku masih ada. Mungkin aku akan lebih senang memberi kabar ini.

***

*Tok...tok...tok..."Assalamualaikum, Baanggg!!! Putri punya kabar bahagia." Teriak ku yang sangat senang. "Waalaikumsalam, Apa tuh? Seneng banget kayanya." Heran bang Agus.

Aku langsung mengeluarkan surat tadi, Dan menyuruh bang Agus membaca nya "Nih bang baca deh!"

Reaksi nya pun ikut senang "Waahhh kamu hebat putri, Selamat ya! Abang akan temani dan jaga kamu di sana."

Tidak sampai disitu, Malam nya pun aku memberi tau kabar ini ke ayah.

"Itu dia ayah pulang" Pikir ku. "Assalamualaikum, Ayah pulang!" Salam ayah. Tidak kalah heboh nya dengan yang tadi, Aku langsung memeluk ayah kennnceeennggg...banget.

"Yah Putri ada kabar bahagia untuk ayah" Senyum ku tak tertahankan. Dan memberikan surat itu.

"Alhamdulillah, Ayah bangga sama kamu put! Kamu ambil ya. Bang Agus yang akan menemanimu selama bersekolah disana." Reaksi ayah sekaligus memintaku untuk mengambil nya. "Tapi...Ayah disini sendirian dong? Ibu kan sudah tidak ada." Jawabku menundukkan kepala.

Tangan ayah ku mengangkat dagu ku "Ayah disini gapapa sendiri, Ayah juga disini kerja untuk biaya kamu disana." Jelas ayahku.

Hmm ini kesempatan ku, Tapi aku tidak tega juga meninggalkan ayah. Tapi setelah ku pikir, Disini masih ada saudara yang menemani ayah.

***

Akhirnya akupun memutuskan untuk mengambil beasiswa itu. Tapi sebelum nya ada proses yang harus kujalani untuk perpindahan nya. Mungkin 2 minggu lebih?

***

"Proses selesai, Persiapan udah, Ya! Aku sudah siap berangkat." Seruku terhadap diri sendiri.

Aku akan berangkat besok pagi-pagi sekali, Ditemani ayah pasti nya. Dan bang Agus juga sudah mendapatkan tempat tinggal untuk kita disana.

***

*Keesokan hari nya*

"Yah...Ayah yakin tidak apa Putri dan Bang Agus ninggalin ayah??" Tanyaku yang sedikit sedih, Karena harus berpisah dengan pahlawan ku.

"Iya...Ayah tidak apa?" Timpal bang Agus. "Tenang ayah tidak apa, Nanti juga ayah akan sering menghubungi kalian. Kalian disana harus sukses ya.Segala sesuatu yang kalian inginkan itu harus kalian usahakan, Dan jangan lupa berdoa. Agus kamu jaga adik kamu nanti di taksir cowo jahat disana. Hati-hati disana!" Pesan ayah ku.

Aku dan bang Agus hanya mengangguk saja.

Bus nya telah tiba, Aku segera bergegas..."Aku sayang ayah, Pasti aku bakalan kangen banget sama ayah. Sering-sering doain ke makam ibu ya yah!" Sambil memeluk nya sangat erat.

Kita pun naik bus tersebut, Dan perlahan sosok ayah telah hilang oleh jarak.

DisplacementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang