• nine o'clock •

1.1K 234 14
                                    

Bagi Sehun dan Irene, kencan tidaklah harus di tempat-tempat mewah yang cocok dijadikan spot foto untuk mengisi feed Instagram.

Kencan itu sederhana, berada di tempat yang kumuh sekalipun asal bersama dengan pujaan hati, sudah kelewat sempurna.

Sembari menikmati crepe yang mereka beli di pinggir jalan tadi, pasangan kekasih itu duduk berdua di kursi taman kampus menunggu kelas pertama mereka yang kebetulan berbarengan waktunya.

"Ren, ini sudah jam berapa?" tanya Sehun sehabis menghabiskan makanannya.

Irene menoleh padanya, sebentar gadis itu melirik jam tangan sebelum menjawab dengan mulut penuh. "Ham hembilan, hemangha henaha? (jam sembilan, memangnya kenapa)."

Sehun lantas hanya mengangguk menyebabkan kernyitan terpatri di kening Irene.

"Ren?" panggil Sehun, kembali Irene menoleh padanya. Kali ini, gadis itu sudah menelan habis makanannya.

"Ada apa lagi, Hun?" sahut Irene gemas sendiri.

Sehun mematut sebuah senyum mencurigakan sebelum akhirnya berucap, "Tahu tidak perbedaanmu dengan jam sembilan?"

Irene mendecak pelan. "Ku kira ada apa, rupanya kau ingin menggodaku saja."

"Tahu tidak?" tanya Sehun sekali lagi. 

Irene memutar kedua bola matanya malas, lalu berdeham pelan. "Tidak, tidak. Memangnya apa?" gadis itu berusaha terlihat tertarik. Karena dia jelas tahu, setelah ini akan ada gombalan kardus yang keluar dari mulut pacarnya itu.

Sehun kembali mematri sebuah cekungan manis. "Kalau jam sembilan itu kesiangan, kalau kau itu kesayangan. Hiya~"

Irene menaikkan sebelah alisnya sedikit jengkel. Melihat tingkah Sehun bak anak sekolah menengah pertama yang baru saja pacaran. Dia suka saja sih kalau Sehun menggodanya, tapi kadang kala, godaan itu Sehun itu, hhhh... Tidak jelas!

"Hun, kau tahu tidak persamaan mulutmu dengan lubang pantatmu?" Irene bertanya dengan nada manis meski kalimatnya terdengar anarkis.

Sehun ikut-ikutan jengkel. Ini pertanda Irene akan balas dendam. Tapi secara bengis, bukan manis.

Tidak ada respons dari kedua belah bibir Sehun, Irene siap melontarkan kalimatnya tanpa aba-aba.

"Sama-sama mengeluarkan sampah," kata Irene mencoba menahan tawa. Lain halnya dengan Sehun yang kini memberengutkan wajahnya.

Melihat ekspresi menggemaskan kekasihnya, Irene lantas memeluk tubuh Sehun dari samping dengan erat.

"Tapi aku kelewat sayang. Lain kali menggombalnya pakai makanan ya, kalau kata-kata kan tidak bisa dimakan."

Kalau bukan pacarnya yang tercantik di dunia, sudah Sehun ceburkan Irene ke kolam bebek.

▪▪▪

Akibat gabut dan kesal sama server SNMPTN yang bikin deg-degan setengah mampus ini mah. 😭

Semoga kalian suka sama yang receh-receh, jangan lupa tinggalin jejak, uwu-uwuku, hiya hiya hiya!

Ah, iya, mampir ya di ig @alegorirasa buat kamu yang butuh sajak+quotes penghangat jiwa, ea.

[24 Januari 2019]

Dorimpa DorumpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang