Sesaat gue ngerasain kehangatan di dalam ruangan yang terlalu membuat tenggorokan gue tercekik akibat bau karbol yang menyengat.
Di saat gue merasakan kehangatan. Ada pria tua menggunakan jubah putih menghampiri gue.
"Gimana dok?" Saut gue deluan sebelum dia
"Syukurlah ibu anda baik-baik saja. Walaupun ini oprasi yang berat karna ibu anda bukan hanya menggores selaput kulitnya. Tetapi masuk kedalam sampai melukai pembuluh darah" jelas dokter itu yang sama sekali gak penting menurut gue. Karna yang penting keselamatan bunda.
Bunda pun di pindahkan ke ruangan ICU.
Melihat badan bunda yang di pasang alat alat yang gue gak tau apa itu alatnya membuat hati gue berasa tertusuk tombak tajam.
Gue ngerasa bersalah karna ngga bisa jagain bunda.Gue pun melangkahkan kaki menuju tempat duduk di luar yang biasa di pakai dengan keluarga pasien untuk menunggu. Gue merunduk menatap kedua sepatu gue. Dengan pandangan yang buram akibat air mata yang masih tergenang di kelopak mata. Gue mendengar suara yang memanggil gue dari kejauhan dan setelah itu gue merasakan pelukan hangat.
Tanpa gue sadari ternyata gue nangis lagi. Ntah udah berapa kali gue nangis begini."Lo gak papa ir?" Kata perempuan yang suaranya sangat gue kenali dan beberapa kali nanya gue kenapa tapi gak gue jawab satu pertanyaan pun dari dia.
Gue masih menumpahkan air mata gue sia-sia sampai ketika ada pria yang merendahkan badannya dan mengulurkan tangannya.
Pipi gue di sentuhnya dan di hapusnya air mata gue."Jangan paksa air mata kamu untuk keluar lagi ir. Kamu boleh sedih. Tapi, kalo bunda liat kamu gini. Apa dia suka?" Katanya menatap gue hangat
Gue hanya mengangguk paham dengan kalimatnya. Dengan susah payah gue membaikan posisi duduk gue tetapi tetep aja melihat ke bawah karna gue gak sanggup menatap ke depan di saat bunda lagi terbaring lemah di sana.
Semua terasa sunyi. Mungkin karna suasananya di rumah sakit makanya tidak ada percakapan sejak aku mulai berhenti nangis.
"Sumpah. Suasana canggung gini nyekik gue banget" kata Bang Sangyeon sambil bermain kerahnya seakan akan merasa kegerahan
Gue yang melihat tingkah bang Sangyoen pun tersenyum tipis
"Nah gitu dong senyum" kata bang Sangyeon sambil memberi senyumnya ke gue
Selama beberapa detik tiba tiba pria berbadan tinggi dengan dandanan urak urakan nyamperin gue. Dengan satu gerakan kepala gue menghadapnya membuat perhatian semua org di sana melihat ke arah pria itu
"Ir, udah aku urusin nih admnya" kata dia sambil cengok melihat gue di krubuni banyak orang
"Loh kok ada dia" kata Sunwoo dengan nada sinis
"Lo tau nama gue kan 'BOBBY'. Harusnya lo manggil gue dengan nama itu"
"Buat apa.?! Gak penting!"
"Anjing lo"
"Udah! Gosah berantem. Kalian bisa gak sih jangan berantem di sini" kata gue yang membuat sunwoo dan bobby terdiam.
"Udah gue keluar aja dulu. Muak gue liat anak anak tengik" kata bobby yang langsung berjalan ke arah pintu keluar.
.
.
."Jadi gimana kondisi bunda ir?" Tanya kak Dheya ke gue
"Ya gitu lah kak. Masih gak sadarkan diri. Kata dokter nunggu 8 jam sampe obat biusnya hilang" jawab gue yang masih dengan suara lemah. Kak dheya pun langsung memegang tangan gue setelah mendengar jawaban dari gue
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy And Good Girl
De Todo[SABTU - MINGGU] Bad boy itu apa sih? pasti mendengar kalimat badboy kalian mikirnya cowok tu nakal banget kan ya. Gimana kalo good girl. Sebaik apakah mereka sampe di cap sebagai good gril.? Atau mereka cuma jaga image doang. Dan apa jadinya kalo...