BAGIAN 32 | T I D A K B I S A

633 30 0
                                    

Hari ini aku kesal pada Intanna karena telah menggangu rencanaku tadi malam yang sudah tersusun rapih. Rencanaku gagal sudah untuk mengatakan bahwa aku mencintainya, itu semua karena intanna sang pengganggu.

Aku mengambil buku diary yang aku simpan di laci meja belajarku, aku mulai menulis kalimat dikertas kosong dengan pena yang sedang ku pegang.

Dear Diary,

Saat aku ingin mengatakan perasaanku padanya entah kenapa semua itu sangat sulit aku lakukan. Bukan sulit untuk mengatakan, tapi sulit karena aku mengatakannya di waktu yang tidak tepat. Maksudnya, diwaktu yang salah karena selalu ada halangan atau gangguan yang tidak diketahui. Kamu tau maksudnya kan diary?

Huh, Sudah lama aku ingin mengatakan perasaanku, tapi semua itu belum terwujud. Aku lelah yang terus saja memendam perasaan ini, aku cape dan aku tidak tahan lagi dengan semua rasa sakit yang ku pendam sendirian.

Bandung, 31 Mei 2018

Aku menutup kembali buku diary itu dan menyimpannya ditempat semula. Aku memandang cermin dengan tatapan lesu.

"Apa kamu mempunyai perasaan yang sama kaya aku?" Tanya pada diriku sendiri.

"Kurasa tidak"

"Kapan aku bisa berhenti dan melupakanmu?"

"Entahlah aku tidak tahu"

Aku menatap cermin lemas. Aku bertanya dan menjawab sendiri tapi entah kenapa aku merasa, aku seperti ada teman mengobrol saat aku menatap cermin.


Aku berbaring di ranjang dan menatap langit-langit kamarku membayangkan wajah dia yang selalu hadir disetiap hidupku. Aku tidak bisa melupakannya karena dia sangat sulit untuk aku lupakan.

Meski aku dan dia dekat kembali, tapi tetap saja aku tidak bisa merasakan kenyamanan seperti pertama kali aku dekat dengannya, semenjak aku mendengar kata 'dia' dari mulutnya. Dan sampai sekarang juga aku tidak tahu siapa 'dia' itu, bahkan aku berpikir mungkin yang di maksud 'dia' itu adalah cewek yang pernah aku temui yang sedang bersama dia.

Entahlah itu hanya pemikiranku saja.

Meski aku sudah berulang kali merasakan sakit karena mencintai dia, tapi aku tidak tahu mengapa aku tidak bisa melupakannya. Aku tidak bisa melupakan dia karena dia adalah cinta pertama ku saat ini.

Bukannya aku belum pernah pacaran atau baru pacaran. Tapi, menurutku cinta pertama itu bukan siapa orang yang pertama jadi pacar kita, melainkan kepada siapa perasaan kita ditujukan. Apa orang itu pantas untuk diperjuangkan atau tidak?. Itu sih menurutku, dan aku baru tahu sekarang bahwa cinta pertama itu adalah cinta yang tumbuh dihati kita dan kita akan berjuang untuk mendapatkan cintanya.

Seperti aku yang selalu berjuang mendapatkan cinta dia dengan caraku sendiri. Meski aku harus merasakan sakit yang paling dalam karena aku yakin semua pasti akan ada hasilnya.

Mengapa engkau sulit terlupakan? Tuhan terlalu kuat mengeratkan. Jika aku mampu untuk melupakan, aku takut tak terlupakan..

Vote guyss..
👇

Tentang Kamu ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang