Chapter 1: This Illusion

89 5 2
                                    

Jam telah menunjukan pukul 06:30. Dari dapur keluar Ferdi yang sedang memakan roti tawar sambil membawa secangkir teh.
Ferdi melihat ke jam dan seketika wajahnya terlihat panik.

"Wah gawat, kalau begini terus aku tidak akan bisa menyerahkan laporannya."

Ferdi segera masuk ke kamarnya dan langsung memakai seragam sekolahnya, memasang sepatu, dan menyandang tas.
Yuli, ibu Ferdi keluar dari kamarnya dan melihat Ferdi sedang terburu-buru.

"Kenapa kamu buru-buru sekali?" tanya Yuli

"Aku belum menyerahkan laporan anggaran pengeluaran ekskul, kalau begini aku bisa dimarahi pembina."

"Tapi kamu punya waktu sebentar? Ibu ingin memberikan sesuatu padamu."

"Ya ada sih." jawab Ferdi, meskipun terlihat bingung karena jarang sekali ibunya mengajaknya bicara serius.

Yuli mengambil sebuah kotak kayu yang berada di atas lemari. Yuli-pun memberikan kotak tersebut kepada Ferdi dan Ferdi terlihat semakin bingung.

"Tolong gunakan benda yang ada di dalam kotak ini dengan sebaik-baiknya."

"Memangnya apa isi kotak ini?" tanya Ferdi yang penasaran

"Kamu akan mengetahuinya nanti. Kamu juga harus memberikan apa yang ada di kotak ini kepada Andhika dan Imam."

Ferdi seperti tak mengerti dengan apa yang dikatakan Yuli, namun dia tetap berpikiran positif karena dia sedikit yakin bahwa ibunya ingin memberikan surprise kepada dia dan teman-temannya.

"Baiklah, aku pergi dulu ya, bu."

Ferdi-pun bersalaman dengan Yuli lalu pergi ke sekolah.
Wajah Yuli yang tersenyum kepada Ferdi seketika berubah menjadi kusam setelah Ferdi menghilang dari padangannya.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan, akhirnya Ferdi sampai ke sekolahnya. Ketika baru memasuki pekarangan sekolah, Ferdi sudah disapa oleh keributan antara siswa-siswi yang tidak jelas. Meskipun begitu, pandangan Ferdi hanya tertuju pada Thasya anggota geng perempuan paling keren di sekolah. Ferdi terlihat menyukai Thasya, meskipun begitu dia tau itu mustahil karena tidak mungkin cewek sekeren Thasya menyukai anak culun seperti dia.

Tiba-tiba Ferdi dikejutkan oleh salah satu temannya, Andhika yang juga baru sampai di sekolah.

"Hei!" sapa Andhika yang membuat Ferdi terkejut.

"Ternyata kamu, ku kira siapa."

"Hehe, habisnya kamu melamun gitu. Kamu mau kemana?"

"Aku mau ke ruang OSIS dulu."

"Aku ikut ya."

"Ok."

Ferdi dan Andhika-pun pergi ke ruang OSIS yang berada di lantai 2.

Setelah sampai di ruang OSIS, mereka hanya menemukan ketua OSIS, Imam yang sedang duduk sambil membaca koran.

"Yo, Imam." sapa Ferdi.

"Yo."

Ferdi memberikan sebuah map yang berisi laporan anggaran pengeluaran ekskul PMR bulan lalu kepada Imam.

"Tidak seperti biasanya kau telat memberikannya padaku." tanya Imam yang penasaran karena biasanya Ferdi memberikan laporan anggaran pengeluaran ekskul lebih awal.

"Hehe... Bendaharanya kan lagi sakit, jadi harus nunggu dia sembuh dulu." jawab Ferdi sambil menggaruk-garuk kepala.

"Begitu rupanya..."

"Apa kalian sudah tahu tentang kejadian pembunuhan di Veteran?" tanya Andhika yang memotong pembicaraan Ferdi dengan Imam."

"Pembunuhan? Apa pelakunya sudah tertangkap?" tanya Ferdi yang penasaran.

WarGodVerse: War God Club (Rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang