Chapter 7: Tumultuari

51 1 0
                                    

Sekitar jam 06:00 WIB, Ferdi pulang ke rumah setelah lari maraton di sekitar komplek. Begitu sampai di rumah, Ferdi langsung mengambil handuknya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Dia kemana ya?" gumam Ferdi.

Setelah sampai, Ferdi melepas pakaiannya lalu membuka pintu kamar mandi, dan hal yang diinginkan-pun terjadi. Ternyata babysitter Ferdi yang bernama Vlada ada di dalam kamar mandi sambil berendam di bathtub.

"Apa ini?!" kata Ferdi dalam hati.

"Apa ini?!" kata Vlada dalam hati.

Mereka awalnya hanya saling tatap-menatap, hingga mereka mereka menyadari sesuatu.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!" teriak mereka secara bersamaan.

"Seharusnya aku yang mandi duluan!" kata Ferdi.

"Habisnya kamu pergi maraton lama banget, jadi aku mandi aja dulu." jawab Vlada.

"Ya sudah, cepat selesaikan mandimu. Baru pagi udah berdosa aja." kata Ferdi sambil keluar dari kamar mandi.

"Baik.... Ngomong-ngomong, I can see your winnie." kata Vlada.

"WHAT?!" teriak Ferdi sambil memasang handuknya kembali.

Setelah selesai mandi, Ferdi menyantap sarapan berupa omelet yang sudah disiapkan oleh Vlada.

"Hmm.... Enak juga masakanmu." puji Ferdi.

"Terima kasih, aku belum berpengalaman dalam memasak, jadi aku merasa sangat senang ketika kamu memujinya." kata Vlada sambil tersipu malu.

"Jika begini, walaupun tak ada Ibu, asal kamu ada maka aku tidak perlu khawatir lagi." kata Ferdi sambil menyantap omeletnya dengan lahap.

"Eehh?" kata Vlada yang wajahnya mulai memerah.

Ferdi hanya membalasnya dengan senyuman dan lanjut menyantap omeletnya hingga habis bersih.

Setelah selesai sarapan, Ferdi-pun mengambil tas, memasang sepatu, dan untuk bersiap berangkat ke sekolah.

"Baiklah, aku pergi." kata Ferdi sambil berjalan menuju sekolah.

Kali ini Ferdi pergi ke sekolah sendiri, karena luka yang dialami Andhika dan Imam semakin memburuk dan tidak memungkinkan bagi mereka untuk sekolah.

"Entah kenapa ketika bersama Vlada, aku merasakan hal yang sama ketika sedang bersama Thasya. Apa jangan-jangan.... Dia calon pacar ke-2 ku?!" kata Ferdi dalam hati sambil membayangkan fantasi liarnya memiliki 2 pacar sekaligus.

Akhirnya Ferdi sampai di sekolahnya setelah sibuk mengkhayal di perjalanan. Begitu memasuki gerbang sekolah, Ferdi dikejutkan dengan keberadaan dua orang berbadan besar dengan memakai pakaian hitam dan kacamata hitam yang secara tiba-tiba menahan tangannya dan membuatnya tak bisa bergerak.

"Apa-apaan ini?!" kata Ferdi sambil berontak.

"Kau bisa menjelaskannya nanti di hadapan bapak walikota." kata salah satu pria berbadan besar yang berada di sebelah Ferdi.

"Haah?!" teriak Ferdi yang tidak mengerti maksud dari orang berbadan besar tersebut.

Ferdi-pun diseret secara paksa oleh mereka ke ruang kepala sekolah. Perhatian para siswa-pun tertuju padanya dan tentu saja membuat Ferdi merasa sangat malu.

"Kenapa hal ini harus terjadi padaku?!" umpat Ferdi.

Begitu sampai di ruang kepala sekolah, Ferdi di dudukkan di sebuah kursi yang berada tepat di depan meja kepala sekolah. Yang membuat Ferdi semakin gemetar adalah karena yang berada di ruang tersebut bukan hanya kepala sekolah, tapi juga walikota Padang, Mukhsin Tarmidzi.

WarGodVerse: War God Club (Rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang