Chapter 3: Foglie Sparse

41 4 0
                                    

Jam menunjukan pukul 02:00 AM. Di daerah Pasar Pagi, beberapa orang menyeret seorang pemuda berbadan besar ke bos mereka.

"Kami sudah membawanya, tuan." kata salah satu dari orang yang menyeret pemuda berbadan besar tadi.

"Kerja bagus. Sekarang kalian boleh pergi."

"Baik."

Mereka akhirnya pergi, meninggalkan pemuda berbadan besar tadi bersama bos mereka.

"Apa yang kau mau dariku? Aku sudah tidak mau berurusan denganmu!" ucap pemuda itu dengan lantang.

"Hanya suatu hal yang sepele."

Bos orang-orang tadi pun berjalan mendekati pemuda berbadan besar itu.

"Katakan padaku, apa alasanmu membawaku kesini, Mike?!" tanya pemuda itu kepada Mike, bos dari orang-orang yang menyeretnya tadi.

Mike-pun melempar selembar kertas kepada pemuda itu.

"Bacalah!" kata Mike.

Pemuda itu pun membaca kertas itu dan seketika raut wajahnya berubah setelah membaca kertas itu.

"Self Gears Scroll?! Media inti sihir yang digunakan para penyihir guna menjalin kontrak yang mustahil untuk dilanggar." ucap pemuda itu dalam hati setelah membaca kertas yang sebenarnya adalah Self Gears Scroll.

"Perintah kepala keluarga Tarmidzi: Sumpah di dalamnya adalah untuk diamati oleh pihak tertanda, atas kondisi yang dijelaskan di sini. Sumpah: Mike, putra dari Mukhsin serta pewaris ketujuh dari keluarga Tarmidzi, selamanya dilarang untuk melakukan tindakan melukai, berniat menyakiti, membunuh, atau berniat menghabisi kepada Tony Sembrono serta seluruh keluarga dan keturunannya." kata Mike berdasarkan apa yang ditulisnya dalam Self Gears Scroll.

Pemuda bernama Tony itu akhirnya berpikir keras mengenai Self Gears Scroll yang ditunjukan Mike kepadanya.

"Secara teoritis, kutukan Gears tidak dapat dihapuskan dengan cara apapun. Bahkan jika sudah mati, selama inti sihir masih ada, kutukan itu akan terus menyelimuti roh kematian." kata Tony dalam hati.

"Memang, jika aku menuruti apa yang tertuliskan disini, dia takkan membunuhku dan keluargaku. Tapi, dengan syarat ini, maka kebenaran... akan berakhir disini." lanjut Tony.

Tony-pun dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Bahkan air matanya sampai jatuh karena tidak bisa menentukan pilihan yang masing-masing pilihan itu memiliki resiko yang tak bisa dianggap remeh.

Karena bosan menunggu, Mike mencoba menakuti Tony dengan menodongkan sebuah Glock 20 ke kepalanya.

"Aku tidak memberimu waktu untuk berpikir. Jika kau setuju, tanda tanganilah kertas itu. Jika tidak, terimalah semua resiko yang akan mengancam orang-orang terdekatmu."

Ketika air matanya berjatuhan dengan derasnya, Tony mencoba meyakinkan dirinya dengan mengambil keputusan yang dirasanya tepat.

Beberapa menit kemudian, Mike mengambil Self Gears Scroll itu kembali dari Tony.

"Sekarang, kau sudah terikat dengan Gears?" tanya Tony.

"Ya, sudah kurasakan efeknya. Aku sudah tidak bisa membunuhmu ataupun keluargamu" jawab Mike.

"Kalau begitu, enyahlah dari hadapanku"

Mike akhirnya pergi dari tempat itu dan tinggallah Tony yang menangis karena diselimuti oleh penyesalan karena telah menanda tangani Gears.

Keesokan harinya, bel istirahat berbunyi dan semua siswa menghentikan proses pembelajaran mereka untuk makan atau bersantai dan merefreshing otak. Hari itu Imam, Andhika, dan Ferdi sudah sepakat untuk tidak membawa bekal dan makan bersama di kantin.

WarGodVerse: War God Club (Rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang