Chapter 4: Ein robuster Stein

29 2 0
                                    

Imam dan Ferdi berkumpul bersama laki-laki di kelas mereka. Mereka semua terlihat asik berbincang satu sama lain.

"Apa kalian tahu? Kelas kita akan kedatangan murid baru." kata Ridho.

"Benarkah?" tanya Imam.

"Bu Yuri yang memberitahuku kemarin." jelas Ridho.

"Menurutku itu aneh..." kata Ferdi.

"Kenapa?" tanya Puji.

"Sekolah kita sudah 2 kali diserang oleh monster, tapi kita malah menerima murid pindahan dan ini adalah murid pindahan yang ke-2 setelah adanya serangan monster. Rasanya aneh jika ada yang mau pindah kesini setelah kejadian-kejadian itu, kecuali jika dia ingin mati disini." jelas Ferdi.

"Jangan berpikiran negatif begitu, siapa tahu murid baru itu punya alasan tertentu untuk pindah kesini. Lagian, seharusnya kita senang kedatangan murid baru karena teman-teman kita akan semakin banyak." kata Imam.

Bel masuk-pun berbunyi.

"Iya, terima kasih atas ceramahmu, ketos." kata Ferdi.

Semua siswa-pun duduk di kursi masing-masing karena kegiatan PBM akan segera dimulai.

"Good morning, students!" sapa Bu Yuri yang masuk bersama siswi baru yang disebut-sebut oleh para laki-laki tadi.

"Pagi, Bu." balas para siswa.

"Ah, kalian ini! Aku sapa pakai bahasa inggris kok malah dijawab pakai bahasa indonesia." kata Bu Yuri yang sedikit kesal.

"Kita harus cinta bahasa indonesia Bu!" kata Aldo.

"Ya sudah, terserah kalian. Nah, kebetulan hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo, perkenalkan dirimu." bilang Bu Yuri pada siswi baru tersebut.

"Baik, Bu."

Siswi tersebut berjalan sebanyak 2 langkah dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Namaku Nabila Rahmadania Arfi, salam kenal."

"Baiklah... kamu akan duduk di..." kata Bu Yuri sambil mencari kursi kosong.

"Disini kosong, Bu!" teriak Imam sambil menunjuk kursi kosong yang ada di sebelahnya. Seisi kelas-pun terkejut karena teriakan Imam tadi.

"Nah, kamu duduk di sebelah Imam, ya." kata Bu Yuri.

Nabila berjalan menuju kursi tersebut lalu duduk disana.

"Nah, untuk pelajaran pertama hari ini... Lho?!"

Bu Yuri terkejut karena salah membawa buku pelajaran.

"Waduh, aku salah bawa buku! Kalian duduk yang manis dan belajar sendiri dulu, ya."

Bu Yuri-pun keluar dari kelas dan berlari secepat kilat untuk menjemput bukunya.

"Hore! Belajar sendiri!" teriak Riski.

Para siswa-pun tertawa riang setelah mendengar teriakan Riski barusan.

Seperti siswa sekolah pada umumnya, para siswa akan bermain-main jika tidak ada guru yang mengajar, meskipun mereka adalah siswa kelas unggul.

Para siswi-pun datang menghampiri Nabila sambil menanyakan beberapa hal menarik darinya.

"Jadi kamu pindahan dari Kanada, toh...." kata salah seorang siswi setelah bertanya dia pindahan darimana.

"Begitulah, aku sudah tinggal 4 tahun disana, dan aku merasa senang akhirnya bisa kembali ke Indonesia setelah sekian lama."

Dengan cepat Nabila menjadi akrab dengan siswi lain. Imam yang duduk disamping Nabila hanya bisa memandang wajahnya ketika dia sedang lengah.

"Ayo cepat kalian pergi!! Padahal aku bisa memanfaatkan momen ini untuk berkenalan dengannya, tetapi kenapa kalian malah begelombol disini?!" kata Imam dalam hati.

WarGodVerse: War God Club (Rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang