Chapter 6: Welcome to NEFISI

19 1 0
                                    

Pada malam itu, Kota Padang terlihat indah seperti biasanya. Lampu-lampu kota bersinar terang, seirama dengan cahaya bulan purnama yang membuat kota tersebut terlihat semakin indah.

"Ibu, coba lihat disana! Pohon apa itu? Kenapa ukurannya sangat besar?"

"Ibu juga tidak tahu, ini baru pertama kali Ibu melihat pohon seperti itu."

Seperti itulah kata orang-orang yang melihat sebuah kejanggalan yang sangat jarang terjadi. Di stadion bola GOR H. Agus Salim, tumbuh sebuah pohon raksasa dengan tinggi 120 meter. Yang membuat pohon ini terlihat berbeda adalah tidak adanya daun dan ranting, namun pohon tersebut memiliki kelopak bunga yang sangat besar. Kelopak bunga tersebut terlihat mulai mekar secara perlahan dan hawa panas mulai terasa di sekitar pohon tersebut.

"Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya orang-orang yang penasaran dengan pohon tersebut.

Kelopak bunga pohon tersebut hampir mekar sempurna. Akar-akar pohon tersebut akhirnya keluar dari tanah dan menjalar ke gedung-gedung di sekitarnya dan akar-akar tersebut terlihat menyerap energi lalu diantarkanya ke kelopak.

Kelopak bunga pada pohon tersebut akhirnya mekar sempurna dan keluarlah tumpahan lumpur panas bernwarna merah keungu-unguan dari kelopak pohon tersebut. Lumpur tersebut mulai menyebar ke penjuru kota dan membuat apa saja yang dilewatinya terbakar.

"Lari! Selamatkan diri kalian!" teriak orang-orang yang mencoba menyelamatkan diri dari lumpur panas tersebut.

Pada malam itu juga, Kota Padang yang indah berubah menjadi neraka. Bak lautan api yang siap menghanguskan bumi.

Ferdi akhirnya tersentak dari pingsannya dengan nafas terengah-engah dan keringat dingin yang keluar dari sekujur tubuhnya.

"Cuma mimpi?!" gumamnya.

Ferdi melihat ke sekeliling dimana dia berada sekarang. Baginya ruangan tersebut mirip dengan ruang perawatan di rumah sakit.

"Dimana ini?" tanya Ferdi dalam hati.

Pintu ruangan tersebut akhirnya terbuka dan masuklah seseorang yang tidak asing baginya. Dia adalah Abdul, guru Fisika di sekolahnya.

"Kamu sudah sadar, Ferdi?" tanya Abdul.

"Pak Abdul?" kata Ferdi yang bingung bagaimana gurunya tersebut bisa ada di tempatnya berada sekarang.

"Kamu bisa berjalan?"

"Sepertinya bisa."

"Baguslah. Imam dan Andhika mengalami banyak luka, sedangkan kamu mengalami benturan di kepala yang menyebabkan kamu pingsan."

"Lalu dimana mereka sekarang?"

"Di ruang kontrol. Ikutlah denganku, akan aku tunjukan apa saja yang ada di tempat ini."

Mereka akhirnya pergi menuju ruang kontrol sambil melewati beberapa lorong berbelok-belok yang membuat Ferdi sedikit bingung.

"Agen militer rahasia NEFISI?" tanya Ferdi.

"Iya, sebuah organisasi klandestin global langsung dibawah kendali PBB secara rahasia untuk menyelidiki kasus supranatural dan aktivitas paranormal. Organisasi ini tersebar di seluruh dunia, dan disini adalah kantor NEFISI cabang Indonesia. Disini kantor ini kami mempekerjakan 1200 orang." jelas Abdul.

"Aneh, biasanya cabang sebuah organisasi berada di ibukota negara atau kota besar, tapi kenapa organisasi ini tidak?"

"Karena kota ini memiliki kasus supranatural yang tidak biasa."

"Maksudnya?"

Mereka akhirnya sampai di ruang kontrol, dimana dia melihat Andhika dan Imam, serta beberapa pekerja yang terlihat sedang sangat sibuk.

WarGodVerse: War God Club (Rehat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang