Chapter 3

3.8K 215 1
                                    

The Princess and Sheikh
•~•~•~•

Bukit Asfar, Dakhlah

Pasukan perang Kerajaan Dakhlah baru saja selesai dari perang mereka melawan pasukan tentara romawi kuno dan untungnya mereka menang dalam peperangan ini. Hal itu tak luput dari jasa sanga Panglima Perang Sheikh Arsalan Shakeil Rashaad Al-Azzam bin Al-Azzam Khalif Shahbaz.

Dengan gagahnya para pasukan itu menunggangi kuda mereka menyusuri hamparan gurun pasir yang terbentang luas di sekeliling mereka, terik matahari yang menyengat tak membuat mereka goyah.

Sang Panglima Perang terlihat sangat menonjol dengan rupa yang sangat gagah dan tampan sambil menunggangi kuda putih kesayangannya yang membuat dia terlihat bersinar di tengah-tengah perajuritnya.

Sang Sheikh yang memakai baju perang yang terbuat dari kain sutra berkualitas tinggi dan lapisan baju baja yang sangat kuat terlihat sangat menakjubkan di tubuh kokohnya.

Kepala yang ditutupi turban hitam berlapiskan baja itu dan kain sorban hitam menutupi hidung dan mulutnya sehingga menyisahkan mata hitam legamnya.

Tatapan tajam mata hitam legam itu seakan menusuk siapa saja yang melihatnya. Suara langkah kaki kuda terdengar di gurun pasir yang luas ini.

Mereka sedang menuju markas untuk beristirahat dan mengobati para tentara yang terluka setelah peperangan.

"Sedikit lagi kita sampai, Arsalan Emir" ucap Zakir pengawal setianya sekaligus tangan kanannya, sedangkan Keil hanya mengangguk kecil.

Sifatnya yang begitu dingin membuat semua orang susah untuk mengenalnya lebih dekat, hanya orang beruntunglah yang akan mendapat perhatiannya selain keluarganya.




Pelabuhan Ibukota Maimun, Dakhlah

Syut

"Putri!"

"Aaaakkkhhh...."

"Emilio!!!"

Tubuh Emilio jatuh tergelatak dengan anak panah yang tertancap dari punggung menembus dadanya membuat Sophia bergetar ketakutan. Orang-orang di pelabuhan menjadi gaduh.

Sedangkan beberapa meter di belakang mereka, Bernardo menghampiri Alejandro
"Kerja bagus!" ucap Bernardo lalu mulai berjalan menghampiri kedua orang itu.

Sophia memegang tangan Emilio dengan tangan yang bergetar "Emilio...hikss...kau harus bangun!" Ucapnya lirih.

"Kau harus pergi Putri! Sekarang!" Ucap Emilio menahan rasa sakitnya.

Putri Sophia melihat ke arah belakang Bernardo sedang berlari ke arahnya, dia harus pergi dari sini sekarang.

Sophia kembali menatap Emilio yang sudah memejamkan matanya, dia pun langsung lari secepat mungkin menembus ramainya orang.

Beberapa laki-laki yang memakai thawb sambil memegang pedang datang menghampiri Bernardo.

Bernardo terkejut lalu menghentikan langkahnya karena para laki-laki itu menodongkan pedang kepadanya.

The Princess and Sheikh [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang