Hyunjin terdiam di ujung loby kantor. Di depan sana, istrinya sedang tersenyum manis di hadapan seorang pria.
Bahkan ia melihat felix justru terkekeh saat pria itu mengusak surai nya. Kedua tangan nya mengepal kuat buku - buku jarinya memutih.
"Pak, client kita sudah menunggu." suara heejin menyadarkan hyunjin dari pikirannya.
Hyunjin hanya mengangguk dan berjalan mendahului wanita cantik itu. Sebelum benar - benar masuk ke dalam mobil ia menyempatkan diri untuk melirik kembali felix yang kini tampak bercerita antusias.
Pria itu, pria yang sedang berdiri di hadapan felix tak bisa hyunjin kenali. Pria itu mengenakan topi dan masker hitam.
'nomor yang anda hubungi sedang–'
Hyunjin meremat ponselnya saat panggilan nya tak terjawab, sedang di sana felix sedang bersama pria lain.
Heejin melirik hyunjin, lalu mencondongkan tubuhnya kedepan guna melihat felix. Membuat pakaian nya sedikit tersikap.
Menyadari hal itu, hyunjin membuang pandangannya kembali keluar mobil. Lebih tepatnya memandang istrinya bersama seorang pria di pinggir jalan.
"Mereka terlihat sangat akrab, saudara kah?" suara heejin menyadarkannya.
"Felix cuma punya 1 adek di aussie, itupun cewek. Jadi nggak mungkin." jawab hyunjin.
"Bagaimana dengan mantan kekasih?"
mantan?
..
Felix baru saja melakukan pemeriksaan pada kandungan nya. Saat ia hendak pergi, netranya menangkap siluet seseorang yang tak asing baginya.
Sosok itu terlihat begitu serius membaca selembaran kertas di tangan nya. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat saat melihat wajah itu lagi.
Perlahan ia mendekati sosok itu, dan menatapnya dari dekat. Ketika pria itu menegakkan pandangannya, felix membeku.
Tenggorokan nya tercekat. Ini benar - benar nyata. Pria itu nyata berada di hadapan nya saat ini.
"Felix?"
Tubuh felix menegang ketika suara baritone itu menyeruak ke telinganya. Dan tatapan tajam itu selalu mampu melumpuhkan felix.
"K - kak changbin?"
Pria itu menatap felix dari atas kebawah. Dan menyadari perut pria manis dihadapan nya kini tidak datar lagi.
Felix menyadari nya, maka dari itu tangannya tergerak untuk mengusap perutnya lembut.
"Maaf." gumam changbin.
"Gue udah ngerusak semuanya. Gue udah hancurin hidup lo. Gue bener - bener nyesel fel. Maafin gue." rancau changbin pada felix yang kini tengah berada di pelukan nya.
"Gue yang pertama?"
Felix mendadak terdiam mendengar ucapan changbin.
"pertama?" gumamnya
Menyadari perubahan raut wajah felix, changbin mengajaknya jalan untuk sekedar mencari makan siang.
Keduanya berakhir di cafe depan kantor hyunjin. Tadinya felix ingin mengajak hyunjin juga, tapi changbin takut mereka akan membuat keributan.
Changbin memandangi wajah felix yang terlihat menggemaskan saat mengunyah cake nya. Tanpa sadar ujung bibirnya tertarik, menampilkan seutas senyum.
"Kenapa kak changbin tersenyum?" tanya felix menyadarinya.
Senyum di wajah changbin berubah sedikit sendu, ia menatap tepat di manik hitam mantan kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[ 2/2 ] le regret | HyunLix
Novela Juvenilin every relationship, there must be a point of boredom. right?