2 jam sudah chaewon dan changbin terduduk di sebuah kursi panjang, di depan ruang operasi. Di dalam sana felix pasti sedang berjuang diantara hidup dan matinya.
Chaewon tertidur di bahu changbin sambil menggenggam ponsel nya. Ia baru saja mencoba untuk menghubungi hyunjin, tapi bahkan sampai selarut ini kakak ipar nya itu tak menunjukkan batang hidungnya.
Jam dinding di atas kepala mereka menunjukan pukul 11 malam. Hampir saja changbin ikut tertidur, sebelum suara pintu mengejutkan nya.
Seorang dokter lengkap dengan jas lab nya tersenyum di hadapannya. Tak lama sebuah brankar di dorong keluar ruang operasi menuju kamar rawat felix. Bersamaan dengan terbangun nya chaewon, dokter itu berkata.
"Operasinya berjalan lancar, pasien sedang tidur efek obat bius tadi. Kalian bisa menemani nya di ruang rawat. Tapi jangan bangunkan dia."
Otomatis kepala changbin dan chaewon mengangguk kompak. Keduanya berdiri dan berjalan ke kamar felix ketika sang dokter sudah terlebih dahulu pergi.
Baru saja changbin akan melangkah, chaewon sudah menahan lengannya terlebih dahulu.
"Kenapa? "
Chaewon menggeleng sebentar, dan sedikit menggigit bibir bawahnya "B - bagaimana jika kak felix menanyakan bayinya?"
Changbin termenung sejenak. Ia tak berfikir sejauh itu. Yang ia fikirkan adalah, saat ini felix selamat dari operasi dan menunggunya sadar.
"Oee ooee.. "
Seorang dokter menggendong bayi perempuan mungil itu, dan tersenyum.
Ia menatap kepada beberapa rekan dokter nya dan saling melempar senyum. Ia segera membersihkan tubuh bayi itu dan membungkus badan mungil nya dengan selimut hangat.
"Operasinya berjalan lancar tuan, bayi beserta ibunya selamat. Bayi nya perempuan, sangat cantik seperti ibunya."
ucap dokter itu pada pria tampan yang sedari tadi menunggu di depan ruang operasi.
Pria itu tersenyum bahagia, lalu mengambil alih bayi mungil itu dalam gendongan nya.
"Iya, cantik seperti ibunya." gumamnya.
"Bayi ini tidak bisa lama - lama ada di luar, saya harus segera memasukkan nya ke dalam inkubator. " ucap sang dokter dijawab anggukan oleh sang pria.
"Meskipun ia terlahir prematur, dia memiliki tubuh yang kuat layaknya bayi normal."
Pria itu terdiam, "Bagaimana keadaan ibunya?"
"Beliau belum sadar, masih dalam pengaruh obat bius pasca operasi. Tapi bisa di pastikan besok paagi beliau sudah sadar."
Pria itu mengangguk paham.
cklek
Kedua pasang mata itu terfokus pada arah pintu.
Hyunjin berjalan terhuyung mendekat, dengan wajah yang babak belur dan berantakan.
"F - felix." gumam nya.
Chaewon segera berdiri menghadang dan mendorong bahu hyunjin keras.
"Jangan pernah sentuh kak felix lagi !. seujung kuku pun gue nggak bakal biarin lo sentuh kakak gue, dasar bajingan! "
Tangan hyunjin sudah melayang di udara untuk menampar gadis itu lagi, jika changbin tak lebih cepat mencekal pergelangan tangannya.
"Jangan bikin lo terlihat makin brengsek dengan mukul cewek. "

KAMU SEDANG MEMBACA
[ 2/2 ] le regret | HyunLix
Teen Fictionin every relationship, there must be a point of boredom. right?