#26.

341 35 6
                                    

setelah kepergian seulgi, sehun minseok dan jisung pun meninggalkan butik.

"appa sekarang kita kemana? " tanya jisung yang duduk di kursi depan.

"kita makan dulu.. appa sangat lapar" balas sehun yang fokus mengemudi

"lalu kapan appa menunjukan sesuatu yang appa bilang tadi?" tanya jisung lagi

"yasudah kita lihat apa yang appa miliki untuk kalian".
sehun akhirnya menunda acara laparnya, dan melajukan mobilnya lebih kencang

.

.

minseok dan jisung tidak mengerti kenapa mereka kini berdiri didepan sebuah rumah yang terbilang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

minseok dan jisung tidak mengerti kenapa mereka kini berdiri didepan sebuah rumah yang terbilang besar.

"appa rumah siapa ini.?" tanya jisung bingung. begitu pula minseok

"ini rumah kita, minggu depan kita mulai tinggal disini" ucap sehun bangga

"maksudmu?" tanya minseok

"ya kita bertiga akan tinggal disini." ucap sehun lagi

"Apa tidak berebihan? Kau bilang bisnismu sedang kacau. Tapi kau malah membeli rumah sebesar ini."

"Tak appa.. Lagi pula apa kau mau berdesak desakan di apartementku yang kecil?"

"Bukan begitu. Kita kan bisa tinggal bersama baekhyun" ujar minseok

"Oh tidak.. Sudah kuputuskan kita akan tinggal disini" tukas sehun

"Terserah kau saja" minseok mengalah saja pada mahluk keras kepala di sampingnya itu.

"Omma ayo kita masuk" ajak jisung dengan menarik pakaian minseok
"Iya iya ..." minseok mengikuti jisung yang berlari kedalam rumah, begitu pula sehun mengekor di belakang minseok.

Setelah puas berkeliling rumah baru mereka, mereka kini kembali ke mobil karena sedari tadi sehun merengek ingin makan. Tidak tahu diri memang sehun ini.
.
.
.
Setelah menghabiskan makan siang mereka jisung merengek ingin pergi ke game center.

"Appa ayo pergi " rengek jisung dengan menarik bagian bawak kemeja sehun.

"Jangan sekarang ya.. Appa masih ada pekerjaan setelah ini. "

"Tapi appa..  Jisung ingin pergi dengan appa" jisung mengerucutkan bibirnya.

"Oh ayolah jisung, kan masih banyak waktu" minseok mencoba membujuk jisung yang sudah ngambek.

"Iya sayang. Besok pulang sekolah appa jemput jisung lalu kita ke game center"

Jisung tidak menjawab, malah memalingkan wajahnya, masih mode marah.

"Dengan omma saja ya . appa sibuk sayang" minseok menyetarakan tinggi badannya dengan jisung, "oh ayolah, apa omma mengajarimu bersikap seperti ini?" lanjut minseok menatap jisung

"Tapi appa janji lain kali pergi bersama jisung" jisung menatap sehun yang juga berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan jisung.

"Appa janji...  Tapi jisung jangan marah lagi nde" ucap sehun seraya mengusap lembut surai hitam jisung.

"Oke.. Yasudah sekarang appa pergi bekerja. Nanti telat" ucap jisung sedikit mendorong tubuh besar appa nya.

"Appa antar pulang dulu.. Kajja" ajak sehun

"Kajja appa" balas jisung semangat dan berjalan bergandengan dengan sehun. Minseok tersenyum puas melihat interaksi dua pria yang sangat ia sayangi.. Dan ikut berjalan menuju mobil.
.
.
.
Mobil sehun telah sampai di depan caffe, jisung yang awalnya ingin pergi ke game center mengurungkan keinginannya, dengan alasan ingin bermain dengan paman daniel.

"Aku masuk dulu. Kau hati hati di jalan" ucap minseok sebelum keluar dari mobil.

Jisung? Ia sudah lari lebih dulu kedalam cafe.

"Kau juga, jangat terlalu memporsir pekerjaan, aku tidak ingin kau sakit dihari pernikahan kita" balas sehun, dengan mengusap rambut coklat panjang minseok

"Kau juga.. Yasudah ak-.." ucapan minseok terpotong saat sehun tiba tiba menarik tubuhnya lebih dekat dan mencium bibirnya sekilas.

Wajah minseok menghangat, meskipun minseok sering mendapatkan kecupan bahkan cumbuan dari sehun, tetap saja ia merasa malu jika sehun tiba tiba menciuminya.

"Yasudah.. Sana masuk" ucap sehun setelah mencium minseok tanpa aba aba.

"Hmmm" balas minseok lalu keluar dari mobil dengan wajahnya yang memerah.

Sehun tersenyum melihat perubahan wajah minienya itu. Membuatnya semakin gemas dan ingin memakan bulat bulat wanita yang sudah memberinya seorang putra. Tapi ia masih sadar dimana ia sekarang dan waktunya pun tidak tepat..

Setelah melihat minseok masuk kedalam cafe, sehun kembali melajukan mobilnya ke tempat dimana ia menemui kai, untuk membicarakan tentang kerja sama mereka.
.

.
Minseok memasuki cafe dengan wajah yang masih merah,

"Oeni.." panggil seseorang dari salah satu meja
Minseok dengan sigap menoleh ke sumber suara.
"Yixing..?" ya seseorang itu yixing, yang kini duduk di meja pojok, minseok menghampiri yixing.

"Oeni..  Dari mana kau. Aku sudah satu jam menunggumu di sini" ujarnya dengan memasang wajah manja.
"Berhenti memasang wajah seperti itu " ucap minseok dengan wajah datarnya, merasa geli melihat yixing seperti itu.."...dan berhenti memanggilku oeni.. Kau sudah menjadi istri kakaku. "Lanjutnya.

" andwe..." tolah yixing
"Wae....?"
"Aku tidak terbiasa.."
"Teeserah kau." minseok mendudukan diri di depan yixing.

"Kau benar akan menikah akhir pekan ini?" tanyanya antusias.
"Hhmmm" minseok mengangguk
"Wuaaahhh.. Benar kata junmyeon"
"Apa aku tidak terlalu cepat mengambil keputusan?" tanya minseok dengan wajah menunduk.
"Tidak.. Keputusanmu sudah benar" ujar yixing yakin
"Kenapa kau begitu yakin?" kini minseok menatap yixing
"Aku tidak melihat kebohongan dari wajah sehun" yixing berkata dengan bibir tersenyum

Minseok mengerutkan dahinya tidak mengerti, setahunya yixing hanya beberapa kali bertemu sehun.
"Dari mana kau tau dia tulus, kau saja jarang bertemu dengannya"

"Rahasia..." yixing terkikik, pasalanya akhir akhir ini yixing sering membuntuti minseok saat bertemu sehun, ya siapa lagi kalau bukan karena perintah sang suami ya tidak dipungkiri yixing sendiri penasaran, ia takut sahabatnya kembali tersakiti oleh sehun.

Minseok semakin takut, karena yixing terus tersenyum sendiri, "apa kakak iparku sudah tidak waras?" batin minseok merinding.

" jadi adik iparku dari mana tadi?" tanya yixing setelah berhenti tersenyum.
"Oh itu, kita dri butik dan..." minseok menjeda ucapannya.
"Dan apa minie...?" yixing semakin antusias
"Dia mengajaku melihat rumah baru kita" bibir minseok terangkat keatas menampilkan senyum tulusnya setelah mengatakan 'rumah baru kita'.
"Wah wah... Aku ikut senang.. Lalu dimna sehun? Kau tidak mengajaknya kesini?" tanya yixing dengan mengedarkan pandangannya kearag deoan cafe, mencari sosok sehun

"Tidak. Dia masih ada pekerjaan" jawab minseok.
"Oh begitu.." yixing hanya mengangguk paham.

Mereka berdua kini larut dalam perbincangan mereka, sudh lama sekali minseok tidak berbincang seperti ini dengan sahabat manisnya itu, ya karena kesibukannya mengurus cafe dan putra tampannya jisung, membuat minseok sulit untuk bertemu dengan teman temannya.

.
.
.
.
.
Tbc.

Anyeooonggg yeorobun.
Aku kambek. Maksain di sela sela kegabutan mohon maaf kali ceritanya gaje. Aku kehilangan ide.
Kasih semangan dun..

Yaudah gitu aja.. Makasih yang udah ngikutin sampe eps ini..

Salam sayang dri kimkim/dj. Hyeoyon,/dj. Cola/inces/jupe/junghwa

Don't disturb [Hunmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang