Ehm author cuma mau bilang setelah ini author ini author bakal update cerita seminggu sekali 😁😁😁
Bukan apa2 sih, cuma author tinggal di perdesaan yang jaringan internetnya buruk dan hanya bisa menggunakan jaringan wifi yang tiap kb nya itu berbayar 😁😁😁😁
Jadi untuk mengirit pengeluaran author akan update seminggu sekali
Harap dimaklumi ya para readers
😁😁😁😁😁Oh iya di season 2 ini cerita ini konfliknya agak berat 😁😁😁
Happy reading
"Eh kita sudah sampai, yuk" ajak Riana seceria mungkin membuat Langit makin mengerutkan keningnya dengan heran, merekapun berjalan menuju ke arah kamar hotel yang Riana dan Radika tempati
Sesampainya di depan kamar hotel Riana, Riana langsung mengambil alih tubuh Radika ke dalam gendongannya
"Terima kasih ya Lang" ujar Riana tulus
"Kamu tidak mau mengajak aku masuk ke dalam?" tanya Langit membuat Riana menaikkan sebelah alisnya
"Untuk apa?" tanya Riana penuh selidik
"Yah untuk ngobrol mungkin" jawab Langit seadaanya
"Aku sama Radika perlu istirahat" jelas Riana membuat Langit menaikkan sebelah alisnya
"Oke" jawab Langit akhirnya membuat Riana menghembuskan nafas lega
Riana membuka kamar hotelnya perlahan"Riana" panggil Langit membuat Riana menghentikan langkahnya
"Kalau kamu berubah pikiran, dan berniat datang ke pesta pernikahan Sania, aku tunggu di lobi hotel sampai jam 9 malam" jelas Langit membuat Riana mengangguk pelan, Riana pun membawa Radika masuk ke dalam kamar hotel, dan menutup pintu kamar hotel dengan perlahan
"Radika tidak keberatan kok mom, kalau om Langit jadi dad Radika" jelas Radika membuat Riana terkekeh geli
"Kenapa? Kamu suka banget ya sama om Langit?" tanya Riana sambil menurunkan tubuh Radika, membantu Radika melepaskan semua pakaian basah yang melekat di tubuh Radika, kemudian melilitkan tubuh Radika dengan handuk
"Iya, pelukan om Langit sangat hangat, Radika merasa nyaman di dalam pelukan om Langit, Radika merasa di peluk oleh seorang Dad, walaupun Radika tidak pernah merasakan di peluk seorang dad" jelas Radika membuat Riana tertegun, nafas Riana begitu sesak mendengar setiap perkataan yang keluar dari mulut putri semata wayangnnya
Riana langsung duduk berlutut di hadapan Radika, berusaha menahan air mata yang akan berjatuhan di kedua matanya
"Maafin mom ya sayang, mom tidak bisa memberikan kamu keluarga bahagia yang sempurna" ujar Riana, Riana mengecup kening Radika dengan penuh kasih sayang
"Mom" panggil Radika ragu, Riana menatap putrinya dengan seksama
"Om Langit ayah kandung Radika ya?" tanya Radika membuat nafas Riana tercekat, tidak menyangka dengan pertanyaan dari anak semata wayangnnya itu, kesunyian melanda mereka sejenak
"Sebaiknya kamu istirahat dulu ya, nanti sore kita jalan-jalan lagi" ujar Riana sambil berdiri, berjalan menuju kopernya dan mengambil setelan baju piyama bergambar hello kitty milik Radika, Riana kemudian menghampiri Radika lagi, membantu Radika mengenakan piyamanya, kemudian Riana menuntun Radika untuk berbaring di ranjang
"Tidur yang nyenyak ya sayang" ujar Riana penuh kasih sayang sambil mengecup kening Riana dengan lembut
"I love you mom" ujar Radika sambil memejamkan matanya perlahan
"I love you too, my girl" bisik Riana lembut sambil membelai rambut Radika dengan penuh kasih sayang, Riana menatap putrinya dengan sendu
"Kamu memang harus tau semuanya sayang, maafkan mom terlalu egois menyembunyikan semua ini dari kamu, mom janji, mulai detik ini mom akan memberikan kamu kebahagiaan yang utuh, kamu berhak tau yang sebenarnya" bisik Riana sambil menitikkan air matanya, membekap mulutnya untuk menahan isakan tangis yang akan keluar dari mulutnya, Riana tidak ingin Radika terbangun dan melihat Riana yang tengah menangis pilu
***
Riana menggandeng tangan Radika dengan erat, berjalan menuju lobi hotel, lebih tepatnya berjalan menuju ke arah Langit yang tengah berdiri menanti mereka di lobi hotel, lagi-lagi Riana hanya bisa terpesona melihat penampilan Langit yang lebih rapi, bulu-bulu halus di wajahnya sudah di cukur rapi, meskipun tidak sepenuhnya pendek menyisakan bekas hitam samar yang malah membuatnya terlihat lebih seksi, mengenakan setelan jas hitam, membuat tubuh Langit terlihat begitu gagah, Langit menoleh ke arah mereka sambil tersenyum senang, Langit kemudian melangkah menghampiri mereka
"Aku pikir penantian ku akan berakhir sia-sia, tapi ternyata tidak, terima kasih sudah mau berubah pikiran" ujar Langit sambil mengamati penampilan Riana dengan tatapan mata yang berkilat-kilat, Riana yang di tatap seperti itu menjadi risih sendiri
"Gaun yang ku pakai tidak cocok ya?" tanya Riana tiba-tiba merasa tidak percaya diri, saat ini Riana memakai dres couple bersama Radika, dres brukat selutut yang bewarna ungu violet
"Cantik" puji Langit tulus, Riana menatap Langit dengan tatapan tajam penuh selidik
"Kamu yakin?" tanya Riana meragukan komentar Langit yang memujinya cantik
"Tentu, mata aku masih normal Ri, jadi kita mau berangkat sekarang?" tanya Langit semangat, Riana mengangguk pelan
"Oke, lest go my girl" ujar Langit sambil meraih jemari Radika yang tidak di genggam Riana, secara tidak sengsaja ketiganya terlihat seperti sebuah keluarga yang bahagia
Langit kemudian menuntun Riana dan Radika menuju mobilnya yang terparkir di depan gedung hotel, membukakan pintu mobil bagian belakang, Radika dengan semangat memasuki mobil, Riana hendak menyusul
"Gimana kalau kamu duduk di samping aku saja, aku merasa seperti seorang supir pribadi kalau kalian berdua duduk di belakang" jelas Langit membuat Riana menghembuskan nafas tanda menyerah
Langit tersenyum senang, Langit menutup pintu mobil bagian belakang, kemudian membuka pintu mobil bagian penumpang yann di depan, Riana memasuki mobil tersebut, sebelum menutup pintu mobil, Langit mengecup pipi Riana singkat, membuat Riana membelalakam matanya kaget, Langit tersenyum geli melihat ekspresi kaget yang ditampakkan oleh Riana, belum sempat Riana memberikan protes atas tindakan Langit, Langit terlebih dahulu menutup pintu mobil, Langit kemudian berjalan memutar menuju kemudi, membuka pintu dan masuk mobil dengan perlahan
"Siap?" tanya Langit semangat sambil menoleh ke arah Radika
"Siap om" jawab Radika tidak kalah semangat
Langit pun mengemudikan mobilnya, selama perjalanan hanya suara Langit dan Radika yang sering terdengar, sementara Riana sibuk memikirkan banyak hal, ada ketakutan yang sangat besar yang membuat Riana ragu untuk hadir di resepsi pernikahan Sania, sejujurnya Riana belum siap untuk bertemu kembali dengan keluarganya, Riana tidak yakin apakah kedua orangtuanya sudah memaafkan Riana, rasa ketakutan makin terasa jelas saat Riana menyadari tidak ada satupun dari keluarganya yang berusaha mencari keberadaan Riana selama 9 tahun ini, itu artinya kehadiran Riana benar-benar tidak diinginkan lagi
"Riana" sebuah panggilan lembut dan genggaman erat di jemari Riana membuyarkan Riana dari semua lamunannya, Riana menoleh ke arah Langit
"Kita sudah sampai" jelas Langit membuat Riana kaget, tidak menyangka bahwa dirinya terlalu hanyut dalam pikirannya, sehingga tidak menyadari bahwa mereka ssudah sampai, Riana mengamati gedung hotel yang mewah
"Ayo" sajak Langit sambil melepaskan genggamannya pada jemari Riana, Langit beranjak keluar dari mobil dan bergegas membuka pintu mobil untuk Radika, Radika keluar dengan semangat, Riana masih menatap ragu pada gedung hotel mewah tempat resepsi pernikahan Sania di gelar
Langit menggenggam jemari Radika dengan tangan kanannya kemudian membuka pintu mobil untuk Riana
"Ayo" sajak Langit, Riana terlihat ragu
"Mom? Mom sakit?" Tanya Radika membuat Riana langsung menggeleng pelan, Riana keluar dari mobil, Langit menyodorkan tangan kirinya agar Riana menggandengnya, Riana menatap Langit ragu
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanted! Be Mine! (You Make Me Pregnant 2)
RomanceAlasan Riana berlibur di bali adalah untuk menghabiskan waktu liburannya bersama putri semata wayangnya, tapi siapa sangka jika keputusan Riana untuk berlibur di bali malah membuatnya kembali bertemu seseorang dari masa lalu yang sama sekali tidak i...