Splash-Splash Love

48.7K 2.9K 34
                                    

Lama ya author update 😁😁😁

Maklum belum gajian jadi pendanaan masih nyesek di dompet 😁😁😁😁

Karena itu author bakalan double up !!!!

Horeeeeee!

😁😁😁😁

Happy reading

***

Di tempat lain, Sania yang terluka parah tengah ditangani dokter di ruangan UGD, Rian dan kedua orang tua Sania menunggu di depan ruang UGD sama-sama menunjukan wajah khawatir
Dokter keluar dari ruangan dengan wajah lelah

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Rian cemas, dokter tersebut menghela nafas berat

"Ada besi yang menembus perut pasien dan mengenai rahim pasien sehingga rahim pasien rusak, kami harus segera mengangkat rahim pasien agar tidak berbahaya " jelas dokter tersebut membuat Rian menghela nafas berat

"Lakukan apapun untuk menyelamatkan istri saya dok" pinta Rian penuh harap membuat dokter tersebut mengangguk mantap.

***

Riana tengah menatap Radika dengan tatapan sendu, ssudah dua hari ini Radika terbaring tidak sadarkan diri akibat penyakit yang dideritanya semakin parah.

Riana menggenggam jemari Radika dengan erat

"Bangun sayang, mom merindukan kamu" ujar Riana penuh harap, meskipun Radika bukan darah dagingnya, tapi bagi Riana, Radika tidak ubahnya seperti anak kandungnya sendiri, Riana yang merawat Radika sejak Radika dilahirkan hingga sekarang, jadi sangat berat bagi Riana jika Radika harus meninggalkan dirinya.

"Kamu juga perlu istirahat Ri" pinta Rini yang baru ssaja memasuki ruangan Radika, Riana tersenyum samar

"Aku baik-baik saja Rin" jawab Riana meyakinkan membuat Rini berdecak kesal

"Oke, kamu memang baik-baik ssaja, tapi bayi yang sekarang sedang ada di dalam rahimmu mungkin tidak Ri, apa kamu lupa kamu sekarang sedang hamil?" tanya Rini membuat Riana seakan tersadar bahwa ada nyawa lain yang sedang berada di dalam rahimnya sekarang

Riana menatap Radika ragu

"Istirahat saja Ri, hari ini jadwal ku kosong jadi aku akan menjaga Radika seharian" ujar Rini membuat Riana menghela nafas berat

"Oke, jika Radika sadar kabari aku ya Rin" pinta Riana membuat Radika mengangguk mantap

Riana perlahan berdiri dan mengecup kening Radika lembut

"Please wake up my little girl" bisik Riana penuh harap sambil melepaskan genggaman tangannya pada Radika.
Riana hendak melangkah ketika perutnya terasa nyeri

"Aw" ringis Riana sambil memegangi perutnya membuat Rini kaget

"Ri, ada apa?" tanya Rini sambil menghampiri Riana

"Nyeri" ujar Riana susah payah
Pintu ruangan terbuka, Langit masuk ke ruangan itu

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Langit sambil menghampiri Riana yang tengah meringis kesakitan

"Mas Langit sebaiknya langsung bawa Riana ke dokter kandungan, takutnya ada sesuatu dengan kandungan Riana" pinta Rini cemas

"Aku tidak apa-apa Rin, Lang" ujar Riana berusaha tetap segar

"Akunya yang kenapa-kenapa sayang" ujar Langit langsung membopong tubuh Riana ala bridal style membuat Riana kaget

"Langit!" pekik Riana kaget

"Kamu mau aku bawa ke dokter kandungan atau ke ruangan aku? Kalau ke dokter kandungan kita akan periksa kandungan kamu, tapi kalau ke ruangan aku, kita akan memberi nutrisi baru untuk bayi kita" jelas Langit dengan tatapan jahil membuat Riana ternganga kaget dan Rini tiba-tiba batuk

"Ehm, periksa dulu saja mas ke dokter kandungan, kalau kandungannya tidak kenapa-kenapa baru deh mas boleh kasi nutrisi bayinya" jelas Rini menimpali membuat pipi Riana merona malu

"Rini!" pekik Riana tidak terima membuat Langit dan Rini terkekeh

"Oke" jawab Langit sambil membawa Riana keluar ruangan

"Kamu bisa turunin aku sekarang deh Lang, aku masih bisa kok jalan kaki" ujar Riana meyakinkan

"Aku juga masih mampu gendong tubuh kamu sampai ke tempat dokter kandungan" jawab Langit membuat Riana mendecak kesal

"Dasar! Keras kepala" gerutu Riana jengkel membuat Langit terkekeh

"Julukan itu pantasnya untuk kamu deh sayang" ujar Langit membuat Riana makin jengkel

Riana memilih diam dan menyerah atas sikal Langit yang mendominasi, meskipun begitu Riana tanpa sadar mengamati wajah suaminya itu, wajah seorang pria bule yang fasih berbahasa indonesia. Hal itu bukan tanpa sebab karena Langit adalah anak seorang pria bule yang pindah ke indonesia saat Langit berumur 5 tahun, kemudian ayah Langit menikah lagi dengan wanita asal indonesia, sehingga Langit menjadi anak indonesia dengan wajah bulenya

"Ehm, sayang, jika kamu terus menatapku seperti itu, kita mungkin saja tidak akan sampai ke dokter kandungan" ujar Langit sambil menghentikan langkahnya membuat Riana langsung tersadar dari keterpesonaannya. Riana langsung cepat-cepat mengalihkan tatapannya membuat Langit terkekeh.

Mereka pun sampai di tempat dokter kandungan, dokter kandungan pun memeriksa kandungan Riana

"Ibu tidak boleh banyak tekanan dan stress, banyak-banyak istirahat dan makan" pinta dokter tersebut ramah membuat Riana mengangguk mantap

"Kalau untuk masalah berhubungan intim saat hamil saya tidak perlu menjelaskan lagi karena tentunya dokter Langit pasti sudah tau" goda dokter kandungan itu membuat Langit terkekeh dan Riana tersipu malu.

"Itu pasti dok" jawab Langit mantap

***

Riana terbangun di tengah malam dan langsung melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam

"Mom" panggil sebuah suara membuat Riana kaget, Riana langsung menoleh ke arah samping dan mendapati Radika yang sudah terbaring di sampingnya, menatapnya penuh cinta

"Radika? Kamu sudah sadar sayang?" tanya Riana langsung memeluk erat Radika, Radika balas memeluk erat Riana

"Radika kangen mom" bisik Radika membuat air mata Riana menetes

"Mom juga kangen Radika, syukurlah sekarang kamu ssudah bangun sayang" ujar Riana benar-benar lega

"Mom" panggil Radika lagi

"Hm" jawab Riana sambil membelai lembut rambut Radika

"Radika ingin bertemu mama" ujar Radika membuat Riana mengangguk

"Iya, mom ssudah disini sayang" ujar Riana membuat Radika melepaskan pelukannya

"Bukan mom, tapi mama, mama Sania" ujar Radika membuat Riana ternganga kaget

"Sayang, maksud Radika apa sayang?" tanya Riana harap-harap cemas

"Waktu itu Radika pernah mendengar mom dan dad bicara kalau ibu kandung Radika itu bukan mom, tapi mama Sania" jelas Radika membuat Riana langsung memeluk Radika lagi, tidak menyangka anaknya itu ssudah mengetahui siapa ibu kandung Radika sebenarnya

"Maafkan mom" ujar Riana sedih

"Radika boleh kan bertemu mama Sania?" tanya Radika penuh harap membuat Riana melepaskan pelukan mereka

Tbc

Wanted! Be Mine! (You Make Me Pregnant 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang