Siang Hari Yang Hot

64.3K 3.4K 69
                                    

"Maaf, dia sudah menikah dengan saya" jawab Langit membuat Riana dan Bagas kaget, Riana tidak sadar sejak kapan Langit ada di sana, Bagas mengamati penampilan Langit

"Pantasan kamu menolak aku ya Ri, ternyata selera kamu itu pria bule, tau begitu aku oplas saja agar mirip bule" ujar Bagas membuat Riana tersenyum geli, Langit langsung merangkul Riana mesra membuat Riana sedikit kaget

"kamu siapa?" tanya Langit sambil menatap Bagas tajam penuh selidik

"Bapaknya anak Riana" jawab Bagas santai membuat Langit kaget, Langit langsung menatap Riana penuh selidik

"Jadi dia ayahnya Ra.." belum sempat Langit melanjutkan kalimatnya, Radika sudah menyela dengan teriakan cemprengnya

"Mom, dad, pulang yuk, Radika ngantuk" ujar Radika menghampiri mereka membuat Langit langsung melepaskan rangkulannya pada Riana dan langsung menggendong Radika dengan penuh kasih sayang

"Ih, anak aku sudah besar ya, ini dady nak" ujar Bagas sambil mencolek-colek lengan Radika, Radika menatap Bagas risih membuat Riana tersenyum geli

"Dia sudah lupa dengan kamu Gas, kamu sih meninggalkan aku dan dia saat dia masih kecil, jadi dia sama sekali tidak ingat kepada kamu" gerutu Riana pura-pura jengkel

"Ih maaf lah sayang, aku kan ada urusan mendadak" jelas Bagas sambil mentoel-toel pipi Riana, tanpa memperdulikan tatapan tajam yang di berikan Langit

"Yang, kita pulang sekarang" sajak Langit tegas

"Duluan ya Gas" pamit Riana

"Kalau kamu kangen aku dan pengen mengulang indahnya kebersamaan kita malam itu, datang saja ke kamar aku malam nanti jam 8, kamar hotel aku nomor 1111" jelas Bagas membuat Riana tertawa geli, tanpa memperdulikan candaan Bagas lagi, Riana bergegas mengikuti Langit dan Radika menuju kamar hotel mereka
Mereka pun sampai di kamar hotel, setelah berganti pakaian Radika berbaring di ranjang dan tertidur

"Jadi dia ayah kandungnya Radika?" tanya Langit penuh selidik membuat Riana langsung tertawa terbahak-bahak, Langit mengerutkan kening bingung melihat tingkah Riana

"Please Lang, jangan pernah percaya apapun yang dia omongin, dia orang yang tidak pernah serius, tapi dia teman baik aku, aku juga tinggal selama setahun dengan dia saat Radika lahir, jadi dia yang membantu aku ngerawat Radika sampai umur Radika 1 tahun" jelas Riana

"Jadi dia bukan ayah kandung Radika?" tanya Langit memastikan

"Bukanlah, dia mah suka sesama jenis" jawab Riana santai membuat Langit kaget

"Maksud kamu, dia gay?" tanya Langit tidak percaya, Riana mengangguk mantap

"Ya sudah, aku mau mandi dulu" pamit Riana sambil memasuki kamar mandi, berendam dengan air hangat, 30 menit kemudian Riana selesai mandi dan keluar mengenakan baju handuk, Riana lupa membawa pakaian ganti, sehingga terpaksa mengambil pakaiannya di kamar

Ranjang yang kosong membuat Riana mengerutkan kening bingung, Riana menoleh ke arah Langit yang tengah melepaskan baju kaosnya

"Radika mana Lang?" tanya Riana canggung dengan kondisi mereka seperti itu, Riana masih belum terbiasa dengan status barunya sebagai seorang istri

"Tadi di bawa mama, katanya masih kangen" jawab Langit membuat Riana mengangguk paham, Riana bergegas mengambil pakaiannya, kemudian beranjak menuju kamar mandi lagi, tapi belum sampai 2 langkah tangannya sudah di tarik, membuat tubuh Riana berbalik dan menabrak dada bidang milik Langit, Langit melingkarkan tangannya dipinggang Riana dengan erat

"Please, be mine" bisik Langit dengan suara serak kemudian menempelkan bibirnya di bibir Riana, membuat kedua bola mata Riana melebar, kaget mendapat serangan mendadak seperti itu.

Harusnya Riana memberontak, memberikan perlawanan karena pernikahan mereka ini tidak akan lama, tapi alih-alih memberontak, Riana merasa dirinya ikut terhanyut dengan ciuman panas yang di berikan Langit.
Langit melepaskan ciuman mereka, nafas keduanya sama-sama memburu
Langit mengarahkan tangannya untuk menarik tali pengikat baju handuk yang dikenakan Riana, hal itu seketika membuat Riana langsung tersadar dan menahan tangan Langit

"Please don't" pinta Riana sambil menggeleng kencang, ketakutan tiba-tiba menyerang dirinya

Langit yang melihat wajah Riana yang memucat langsung memunculkan seringaian mafia yang bersiap-siap memakan mangsanya

"Memangnya kamu punya pilihan lain?" tanya Langit dengan suara seraknya, tangannya bergerak lincah menarik simpul ikutan baju handuk Riana dan langsung menarik baju handuk itu turun sehingga jatuh teronggok begitu saja di lantai, hal itu membuat tubuh bugil Riana terekpos

"Langit!" pekik Riana kaget sekaligus malu sambil berusaha menutupi kedua aset beharganya dengan tangannya, meskipun sama sekali tidak membantu.
Langit menatap tubuh indah istrinya dengan tatapan yang benar-benar lapar
Langit bergegas melangkah mendekati Riana membuat Riana bergerak mundur

"Langit! Tunggu! Aku belum siap" pekik Riana panik saat Langit berhasil menyudutkannya di dinding kamar
Langit membelai wajah Riana dengan begitu lembut

"Tapi bagaimana ya, aku sudah sangat siap" ujar Langit membuat Riana tersadar akan sesuatu yang sangat berbahaya

Refleks Riana menundukan kepalanya untuk memastikan sesuatu, dan ternyata feelingnya 100% benar, Langit benar-benar sudah siap.
Riana menatap wajah Langit dengan cemas

"Langi..." belum sempat Riana melanjutkan kalimatnya, Langit sudah kembali menyerangnya dengan ciuman panas

Seperti ciuman sebelumnya, ciuman kali ini pun Riana tidak kuasa menolak, Riana menyerah, menyerahkan diri pada Langit, pria yang sudah berstatus sebagai suaminya

Riana benar-benar lupa resiko apa yang bisa dirinya terima jika sudah menyerahkan diri pada Langit.
Artinya hanya satu hal

Rahasianya terbongkar

***

Riana menatap sendu ke arah putrinya yang masih tertidur lelap, Riana dan Radika sekarang berada di dalam pesawat yang sudah lepas landas terbang tinggi di angkasa

Riana memejamkan mata erat, berusaha mengusir bayangan kejadian-kejadian yang terjadi beberapa jam lalu, berusaha meredam sensasi-sensasi aneh di dalam tubuhnya

Riana sadar tubuhnya saat ini dalam keadaan yang terasa remuk dan nyeri di beberapa tempat tertentu, tapi setelah Riana dan Langit tidur bersama selayaknya pasangan suami istri sewajarnya

Riana nekat memutuskan hal ini, setelah Langit tertidur lelap akibat kegiatan panas mereka di siang hari tadi, dengan berjalan tertatih-tatih Riana mengambil Radika di tempat ibu mertuanya dengan alasan akan memberikan Radika obat, tapi sebenarnya Riana langsung membawa Radika ke bandara, memesan tiket pesawat yang berangkat saat itu juga, dan di sinilah mereka sekarang, sekali lagi kabur dari kenyataan
Riana sudah menyerahkan sesuatu yang berharga kepada Langit, yang pastinya Langit pasti akan langsung menyadari rahasia yang Riana sembunyikan, dan Riana sama sekali tidak ingin rahasia itu terbongkar

Riana sudah berkorban sejauh ini, dan menyimpan rahasia itu selama ini, sampai matipun Riana tidak akan membongkar rahasia itu, tapi karena kecerobohannya yang tidak bisa mengelak dari pesona Langit, dan membiarkan Langit menguasainya, membuat Riana yakin, Langit pasti akan langsung meminta penjelasan dari Riana, dan penjelasan itulah yang tidak ingin Riana ungkapkan, jadi sekali lagi Riana harus menghilang agar rahasia dari orang yang sangat ia sayangi tetap terjaga aman

Di lain tempat, di kamar hotel milik Langit, Langit tengah terduduk di ranjangnya dengan rambut acak-acakan dan bertelanjang dada, Langit mencengkram erat sprei kasurnya yang bewarna putih, dan ada bercak noda merah yang masih terlihat jelas di sprei bewarna putih itu

"Aku pasti menemukanmu my lady" geram Langit dengan rahang yang mengeras, baru saja beberapa jam yang lalu Langit merasakan indahnya surga dunia bersama Riana, tapi saat terbangun Riana sudah pergi bersama Radika, kembali menghilang bagai angin lalu

Bercak merah di sprei putihnya itu menjelaskan segalanya pada Langit bahwa banyak rahasia yang Riana sembunyikan

Tbc

Wanted! Be Mine! (You Make Me Pregnant 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang