Keluarga Bahagia Versi Kami

49.4K 2.9K 46
                                    

Double up nya

Horeeeee

***
1 bulan kemudian

Langit memuntahkan semua isi perutnya di samping pagar dengan wajah pucat, sementara Riana dan Radika tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Langit

"Ih dad, kok seperti itu saja sudah muntah, dad kan dokter, melihat mayat saja dad tidak muntah " protes Radika membuat Riana tersenyum geli

Langit menyeka wajahnya yang berkeringat dengan tisu sambil berdiri tegak

"Ck! Ini tidak ada urusannya dengan dokter, dad pikir dad sudah mati di atas sana" ujar Langit sambil menunjuk arena ketinggian yang baru saja ia naiki, yang membuat perutnya mual hingga ia memuntahkan isi perutnya

Langit menatap Riana tajam penuh selidik

"Ini serius kan kamu ngidam bukannya ngejahilin aku?" tanya Langit penuh selidik membuat Riana terkekeh

"Tadi kan aku yang mau, ya artinya aku memang sedang mengidam" ujar Riana sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit

Tadinya Riana yang ingin menaiki wahana itu, tapi karena Riana hamil dan Langit tidak memperbolehkan makanya Langit bersedia menggantikan keinginan istrinya

"Langit!" sebuah suara pria menyapa langit, membuat ketiganya menoleh ke arah suara

Tidak jauh dari mereka ada sebuah keluarga kecil yang tengah berjalan menghampiri mereka membuat Langit tersenyum senang

"Hai Daf!" sapa Langit

Dafa dan keluarganya berhenti di hadapan keluarga Langit (masih pada penasaran ingat kan sama si Dafa dan Chika, you make me pregnant 1)

"Apa kabar?" sapa Dafa

"Tidak pernah sebaik ini" jawab Langit membuat Dafa tersenyum penuh arti

"Karena wanita cantik itu?" tanya Dafa sambil menatap sosok Riana membuat Langit tertawa pelan

"Tentu, kenalkan ini istriku Riana dan ini anak kami Radika" ujar Langit sambil memperkenalkan keluarga kecilnya

"Hai om, tante, dan adik kecil" sapa Radika ramah membuat mereka semua tertawa

"Aku rasa terakhir kita bertemu 2 tahun yang lalu, tapi kamu sudah punya anak sebesar ini?" tanya Dafa heran membuat Langit tertawa

"Aku akan menceritakan semua perjalanan cinta kami jika aku sempat nanti" ujar Langit membuat Dafa terkekeh

"Sayang, kenalkan ini rekan sesama dokterku saat aku magang dulu, Dafa, istrinya dan putri mereka" ujar Langit membuat Riana dan Chika saling berjabat tangan

"Chika" kenal Chika

"Riana" kenal Riana sambil melepaskan jabatan tangan mereka

"Ini benar kan anak kalian?" tanya Langit membuat Dafa berdecak jengkel

"Kamu meragukan kemampuanku? Tentu saja ini anakku" ujar Dafa bangga

"Bayi yang menggemaskan" puji Riana senang

"Kalian juga pasti akan segera memiliki bayi yang menggemaskan juga" ujar Chika sambil melirik ke arah perut Riana, membuat Riana tersenyum senang

"Iya, siapa namanya?" tanya Riana sambil menatap putri Dafa dan Chika dengan gemas

"Dalika Fauzi Cilia" jawab Chika mantap

"Nama yang indah, secantik orangnya" puji Riana membuat Dafa dan Chika tersenyum bangga

"Mom" panggil Radika membuat Riana langsung menoleh ke arah Radika

"Iya ada apa sayang?" tanya Riana

"Radika mengantuk mom" ujar Radika membuat Riana tertegun, Riana langsung menoleh ke arah Langit yang ternyata juga sedang menatapnya
Langit kemudian mengalihkan tatapannya ke arah Dafa dan keluarganya

"Sepertinya kami harus pergi dulu" pamit Langit membuat Dafa mengangguk mantap

"Oke, senang bertemu dengan kalian" ujar Dafa tulus

"Tentu, kami juga senang bertemu dengan kalian" jawab Langit, Langit kemudian mengalihkan tatapannya ke arah Radika

"Ayo dad gendong" ujar Langit langsung menggendong Radika

"Kami pergi dulu ya" pamit Riana membuat Dafa dan Chika mengangguk.

Langit dan Riana pun pergi membawa Radika kembali pulang.

Sesampainya di rumah mereka langsung menuju tempat piknik yang sudah mereka siapkan di belakang rumah

Riana dan Langit duduk sambil menyandar pada batang pohon, sementara Radika berbaring di pangkuan Riana dengan wajah lelah

"Radika sayang mom dan dad" ujar Radika lemah membuat Langit dan Riana mengangguk mantap

"Mom dan dad juga sayang Radika" ujar Riana susah payah menahan tangisnya

"Radika juga sayang adik" ujar Radika sambil mengecup perut ibunya

"Iya sayang, adik bayi juga pasti sayang pada Radika" ujar Riana

"Mom, dad, Radika tidur dulu ya, Radika mengantuk" ujar Radika sambil memejamlan mata perlahan membuat air mata Riana perlahan jatuh, Langit merangkul Riana dengan begitu erat, berusaha menguatkan istrinya yang tengah hamil

Riana mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang

"Tidurlah dengan nyenyak sayang" pinta Riana dengan suara lemah

Radika tertidur begitu damai, tertidur untuk selamanya dengan tenang di pangkuan kedua orang tuanya
Riana memeluk tubuh Langit dengan erat, menumpahkan semua kesedihannya di dada kokoh itu, sementara Langit mengelus punggung istrinya dengan penuh kasih sayang, kedua bola matanya berkaca-kaca

***

2 bulan kemudian

Sania menatap sendu foto pernikahannya dengan Rian yang super besar yang dipajang di dinding ruang tamu.

Sania menghela nafas berat. Rian memang menepati janjinya untuk menjadi suami yang baik pada Sania, tapi sampai saat ini Sania belum merasakan cinta dari Rian. Rian memang memberikan semua yang Sania inginkan, apapun yang Sania mau, Rian pasti langsung memberikannya, kecuali kasih sayang dan cinta.

"Apa ini karena kami belum memiliki anak ya?" tanya Sania cemas

"Tapi ada kemungkinan kalau aku sedang hamil sekarang, sudah 3 bulan ini aku tidak mengalami haid" ujar Sania kegirangan

"Aku harus segera memeriksakan diri ke dokter" ujar Sania semangat

Sania pun bergerak dengan cepat, tanpa menunggu waktu lama Sania langsung pergi ke dokter kandungan

Saat tengah duduk mengantri di depan ruangan dokter kandungan, Sania bertemu Alisa, mantan kekasih Rian, wanita yang dulunya adalah tunangan Rian sebelum Sania menikah dengan Rian

"Hai Sania" sapa Alisa ramah membuat Sania tersenyum canggung

"Hai juga Alisa" balas Sania berusaha sesopan mungkin

"Kamu periksa kandungan juga?" tanya Alisa ramah

"Baru mau memeriksakan" jawab Sania masih canggung

"Kamu? Memeriksakan kandungan juga?" tanya Sania berusaha berbasa basi

Alisa tersenyum bahagia

"Tentu" jawab Alisa membuat Sania tiba-tiba curiga

"Kamu sudah menikah?" tanya Sania membuat Alisia terkekeh

"Tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa hamil jika aku tidak menikah" jawab Alisa santai

"Dengan?" tanya Sania penasaran membuat Alisa makin terkekeh

"Bukan dengan Rian tentunya jika itu yang kamu takutkan" jelas Alisa membuat Sania tersenyum kaku

"Tenang saja San, aku bukan tipe wanita yang merebut pasangan orang lain" ujar Alisa membuat Sania terdiam merasa tersindir

Tbc

Penasaran lagi?

Sabaaar yaaaa

Wanted! Be Mine! (You Make Me Pregnant 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang