"Sy-chan, baik-baik saja?"
"Mm-hm. Kamu ini lucu sekali, harusnya aku yang bertanya begitu padamu. Istirahatlah, kamu terdengar lelah."
"Aku harus mendengarmu baik-baik saja agar aku bisa tidur."
"Taka, berhentilah bertindak menyebalkan."
"Sy-chan, aku ini perhatian bukan menyebalkan."
"Taka..."
"Good night, sunshine."
Syfa mematikan sambungan telepon setelah membalas ucapan selamat malam dari Taka. Sekarang pukul dua dini hari. Syfa rasa rapat kedua tidak akan sampai selarut ini. Suara lelah Taka juga tidak mungkin diakibatkan oleh argumentasi selama rapat tersebut. Lebih mungkin jika Taka sibuk berkutat di studio untuk menyalurkan ide kreatifnya.
Sejak kemarin, tidak satupun aktivitas terlihat di akun media sosial milik Taka. Ia memang jarang aktif sebenarnya, tapi akhir-akhir ini Syfa lihat semenjak ONE OK ROCK rehat sejenak dari panggung musik, Taka mulai aktif setiap hari. Lelaki itu benar-benar kehilangan waktu sibuknya ternyata. Makanya, Syfa jadi senang saat Taka berkata ada proyek musik yang akan dikerjakannya meski di luar nama grup musiknya.
Taka dalam mode serius terlihat lebih mempesona. Itu menjadi alasan kenapa Syfa sering mengulang untuk menonton video-video dokumentasi ONE OK ROCK. Syfa bukan seorang yang mudah jatuh cinta karena tampilan fisik atau harta. Jika diingat-ingat, satu-dua crush-nya dulu memiliki tipe fisik yang berbeda. Hal yang paling mudah membuat Syfa menyukai seseorang adalah melihat bagaimana ia berbicara dan bekerja sesuai passion-nya. Ini agak filofis sebenarnya, tapi Syfa memang tidak mudah menaruh hati.
Syfa hanya ingin melabuhkan hati pada orang yang tepat. Itulah sebabnya ia benar-benar akan menyukai seseorang dalam artian romantis setelah ia tahu hal apa dan bagaimana orang tersebut menindak passion-nya. Baginya, bekerja sesuai passion adalah hal terjujur dalam diri seseorang. Karena seperti yang ia lihat, tidak sedikit orang-orang menenggelamkan keinginannya untuk berbelok mencari jalan termudah untuk bertahan hidup. Syfa tahu hidup memang 'kejam', maka dari itu ia begitu salut melihat orang yang bekerja keras dan sukses dalam memperjuangkan passion-nya. Dan tentu, hal tersebut ia lihat dari Taka. Bonusnya, ia sungguh berkarisma dan good-looking. Juga lucu. Baik hati. But he isn't too good to be true. Taka is perfect in his imperfection.
Syfa sudah melewati dua puluh menit sejak telepon berakhir. Ia menyerah akan lamunan dan mengalihkan perhatian untuk tidur. Pejaman mata kembali membawanya pada momen late night call mereka. Telepon singkat untuk menanyakan kabar dan mengucap selamat malam. Benar-benar hanya untuk itu. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi di antara mereka?
a/n: sori ya, ku sangat confuse ingin menarasikan 'passion' seperti apa hehe. dan ya, memang sesingkat ini. Dibonusin deh:
[serius ya Taka dgn style rambut dia yg kek gini tuh ar-rahman 13 banget bagi w HAHAHAHA]
KAMU SEDANG MEMBACA
One Way Ticket | ✔ [TAHAP REVISI]
FanfictionSyfa hanya punya satu tujuan penting untuk kunjungan pertamanya ke Jepang: memulai kembali hidupnya dengan mengejar mimpi yang telah lama ia paksa tinggalkan. Kalau ternyata ia jadi bertemu idolanya, itu hanya bonus. Kalau ternyata ia bisa menghabis...