[:] MAY I ?

555 124 8
                                    

.
.
.
.
.





.
.
.
.
.

Berbijaklah dalam membaca😊
Vote dan komen jangan lupa😉










...

Seongwoo turun dari lantai atas; dirinya sudah terlihat rapi dan cantik dengan pakaian kasual yg melekat ditubuhnya. Seongwoo melemparkan senyuman manis kearah orangtua dan juga jinyoung yg sedang duduk dimeja makan.

Seongwoo ikut mendudukkan dirinya di kursi sebelah jinyoung. "Pagi semua."

"Kakak mau kemana?" Tanya jinyoung pada seongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak mau kemana?" Tanya jinyoung pada seongwoo.

"Ini tanggal 9 Agustus jinyoung, kau lupa?" Seongwoo menatap jinyoung dalam.

Ibu seongwoo menuangkan susu hangat digelas dan menyerahkannya pada seongwoo; seongwoo tersenyum sebagai ucapan terimakasihnya. "Memangnga ada apa dengan tanggal 9 ini, apa ada sesuatu yg istimewa?" Tanya ayah seongwoo tanpa mengalihkan perhatiannya dari koran yg sedang dibaca.

Seongwoo berdehem pelan dan sedikit mengatur posisi duduknya. "Ini hari ulang tahun minhyun ayah, aku ingin merayakannya." Seongwoo berucap lembut. Jinyoung yg hendak meminum susunya pun terhenti saat mendengar niat seongwoo.

"Minhyun sudah mati seongwoo, jangan bodoh." Ayah seongwoo menutup korannya dan beralih untuk menatap putri sulungnya itu.

Seongwoo mengepalkan kedua tangannya yg ada dibawah meja. Ia menghela napasnya pelan. "Aku tau." Lirih seongwoo.

"Kalau kau tau, jadi berhentilah melakukan hal-hal bodoh seolah kalau kekasihmu itu masih hidup!" Nada suara ayah seongwoo mulai meninggi.

Baru saja seongwoo ingin menjawab ucapan sang ayah. Ia menoleh seketika saat melihat jinyoung yabg berdiri dari kursinya. "Kakak ku memang sudah meninggal tuan, tapi dia akan selalu dan tetap berada dalam hati kami." Dapat seongwoo lihat dengan jelas raut kesedihan yg tercetak jelas di wajah jinyoung.

Jinyoung menunduk sekilas dan kemudian pergi meninggalkan meja makan. Bisa seongwoo tebak kalau jinyoung kembali kedalam kamarnya lagi. Seongwoo hanya bisa menghela napasnya pelan.

Seongwoo meraih lagi tas kecilnya yg ia taruh di sisi kursi yg ada dibelakangnya. Tanpa mengatakan satu katapun seongwoo langsung pergi keluar dari rumahnya; menaiki sepedanya dan pergi.

Ibu seongwoo hanya bisa menunduk dan meremas erat gagang teko yg ia pegang. "Biarkan seongwoo melakukan apa yg ia mau. Dia sudah cukup dewasa untuk menentukan jalan hidup yg akan ia tempuh."

"Mau sampai kapan? Sampai seseorang dari rumah sakit jiwa datang untuk menjemputnya?!"

Ibu seongwoo membanting teko air itu ke atas meja. "Biarkan seongwoo bahagia dengan caranya sendiri." Setelah mengatakan itu, ibu seongwoo langsung pergi meninggalkan suaminya yg terdiam dalam pikirannya sendiri.










L'amóur 🌸 ONGNIEL [GS] ▪COMPLETE▪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang